14. berjuang

727 52 19
                                    

🍁🍁🍁

Haiii guyss balik lagi dengan Ita di cerita BIOH Ceritak.Ita

Happy reading guyss

...

Kolidor rumah sakit terdengar begitu ramai dengan langkah kaki yang tergesa-gesa, decitan dari roda brankar serta isak tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kolidor rumah sakit terdengar begitu ramai dengan langkah kaki yang tergesa-gesa, decitan dari roda brankar serta isak tangis.

"Kakak yakin kamu anak yang kuat Teh."-Sohwa.

"Bertahanlah abang mohon."-Saaih.

"Ya Allah tolong beri kami kesempatan untuh bisa bersamanya lebih lama lagi."-Abi.

"Jangan pergi. Abang akan marah jika Ateh pergi."-Atta.

"Abang sayang Ateh. Abang mohon jangan hukum kami seperti ini."-Thoriq.

Mereka berlima ditambah dua orang tim terus mengkuti para dokter dan perawat/suster sedangkan yang lain menunggu dirumah menjaga umi yang ikut pingsan karna terlalu panik.

Langkah mereka harus terhenti didepan sebuah ruangan, ICU. Pintu itu ditutup rapat membuat mereka tak bisa lagi melihat sosok Fateh yang terbaring lemah.

Saaih bersandar pada tembok lalu tubuhnya luruh, dia memeluk lututnya dan menenggelamkan kepalannya mencoba merendam isakan. Thoriq mendekati Saaih lalu memeluknya erat.

Abi duduk dikursi panjang depan ICU memejamkan mata sesekali memijat pangkal hidungnya. Sohwa memeluk Atta erat menangis lirih. Atta mengusap punggung adik pertamannya ini mencoba menenangkan padahal dirinya sendiripun butuh sandaran.

1 jam

2 jam

Kini mereka mulai merasa khwatir berlebihan, panik dan takut. Saaih yang tak bisa diam terus berjalan mondar mandir. Sohwa hanya menundukan kepala mengepalkan tangannya erat meremas rok yang ia pakai  dan air mata yang terus menerus turun. Abi hanya diam mencoba untuk tenang dan terus merapalkan doa-doanya. Thoriq hanya menatap kosong kearah pintu yang telah lama tertutup, ingin sekali ia menerobos masuk dan memeluk Fateh.

Atta menghelai nafas berat lalu melihat kearah saudara dan abi.

"Maaf."

"Maafin Atta."

Kini semua atensi tertuju pada sang kapten kesebelasan. Menatap Atta dengan penuh tanda tanya.

"Hahh ... sebenarnya Atta sudah tau hal ini beberapa hari yang lalu," lirih Atta.

"Maksud bang Atta apa?" Tanya Thoriq.

"Ba ... bang Atta udah tau semua tentang penyakit Fateh."

Saaih langsung mendekati Atta menatapnya dengan lekat.

"Kenapa ga bilang?" Tanya Saaih dengan penuh penekanan.

"Karna abang ga berhak. Abang udah minta Fateh untuk mengatakannya secara langsung, tapi kejadian ini ... abang ga menduganya," jawab Atta.

Brother Is Our Hero (GH Kids)tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang