12. I Can see

638 50 19
                                    

🍁🍁🍁

Haii guyss balik lagi dengan Ita di BIOH Ceritak.Ita ...

Happy reading guysss

...

Semua termasuk umi dan Muntaz yang duduk dikursi roda, menunggu diluar dengan cemas. Terutama umi yang menangis merasa gagal menjadi seorang ibu.

Clek

Pintu yang tertutup rapat kini terbuka manampilkan dua orang dokter dengan rawut wajah berusaha tersenyum dan tenang.

"Dok bagaimana? Anak saya gapapa kan?" Tanya abi.

"Hah ... kondisinya sempat drop mungkin terlalu lelah dan banyak pikiran tapi sekarang kondisinya sudah mulai stabil kembali. Saya sarankan agar tak membuatnya tertekan, kalian bisa menjenguknya," ucap Ben.

"Baik dok, terimakasih," ucap Umi.

Semua masuk kedalam untuk melihat keadaan Fateh menyisakan Ben dan Ria.

"Sampai kapan harus berbohong?" Lirih Ria.

"Sampai dia sendiri yang mengatakannya," jawab Ben.

...

Semua terdiam menatap lekat Fateh yang terbaring lemah, tangan kanannya tertancab infus dan dijari telunjuknya terdapat alat pendeteksi jantung, wajah pucatnya tertutup masker oksigen. Bercak darah dibaju dan bantalnya sedang dibersihkan oleh perawat.

Fateh terlelap begitu tenang namun entah mengapa tenangnya begitu membuat semua takut.

"Sayang ... bangun dong, masa umi bangun Ateh tidur. Umi ingin denger Ateh cerita lagi kaya dulu, bangun sayang," lirih Umi sambil menggenggam tangan Fateh dan mengusap kepala Fateh yang tertutup topi kupluk dengan lembut.

"Muntaz ingin kekamar," ucap Muntaz.

"Iya sayang, kakak temani ya, Salehah Qahtan ayok kalian juga harus istirahat," ucap Fatim. Setelah izin pergi kekamar rawat Muntaz,  Fatim, Muntaz, Salehah dan Qahtan pergi. Tak lama Iyyah juga izin pergi menemani keempat adiknya.

Skip

1 minggu kemudian ...

Keadaan mulai membaik dan hari ini Fateh sudah diizinkan pulang, umi dan Muntaz sudah diizinkan pulang tiga hari yang lalu.

Senang rasanya Fateh bisa pulang kembali kerumah. Ia pikir setelah kejadian itu dia tak bisa pulang lagi namun salah, Fateh masih diberi kesempatan untuk hidup.

Fateh berjalan menuju dapur niatnya mau mengambil minum namun atensinya tertuju pada Sohwa dan Jidah.

"Kak."

"Fateh?! Bukanya istirahat loh malah jalan-jalan, perlu apa? Biar kakak ambilkan," ucap Jidah.

"Nggak kak cuma mau minum," ujar Fateh.

"Duduk biar kakak ambilkan." Jidah menarik kirsi meja makan lalu menuntun Fateh agar duduk.

"Mau makan Teh?" Tawar Sohwa.

"Nggak kak ... paling makan juga cuma bubur doang. Bosen," tolak Fateh.

"Namanya juga orang sakit Teh. Lagian harusnya kamu tuh jangan dulu keluar kamar, harus istirahat bukan keluyuran. Jalan aja masih sempoyongan," omel Jidah sambil menyodorkan segelas teh madu hangat.

"Hmm ... makasih kak." Nyesel Fateh kedapur seharusnya ia pergi keruang editor aja atau ga ke taman.

"Kak itu bubur buat siapa?" Tanya Fateh yang melihat Sohwa sedang menuangkan bubur kedalam mangkuk.

Brother Is Our Hero (GH Kids)tamat✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang