" Yang sudah berlalu tak akan bisa kembali lagi, selayaknya sang waktu."
Pembicaraan itu sudah berlangsung sekitar seminggu yang lalu. Kini Mark dan Senna tepat seminggu sudah saling menghindar satu sama lain. Hubungan yang awalnya sudah memiliki jarak kini semakin berjarak lebih jauh lagi.Senna seperti biasa sudah mengganti celana trainingnya dengan rok sekolah. Semua fasilitasmya sudah di kembalikan, tugas Senna kali ini hanya belajar untuk mempersiapkan masuk universitas.
" Sen, nanti jadi kan?" Tegur Jaemin yang kebetulan berpapasan dengan Senna di lorong menuju kelas.
" Jadi, jam 4 gue bareng anak-anak langsung ke tempat lo."
" Oke, sampai nanti."
Kelas Senna selalu ramai, bahkan Yeji sudah duduk di kursinya sembari membaca buku.
" Yeji." Sapa Senna.
" Nanti sore jadi?"
" Jadi, tadi gue ketemu Jaemin di lorong."
" Jeno katanya gak bisa ikut."
" Lah kenapa?"
" Demam."
" Hah?! Terus anaknya gak masuk sekarang?"
" Gak tau. Tadi dia chat gue sih katanya pusing."
" Pulang sekolah mau jengukin aja gak?"
" Ngapain jengukin orang yang sehat begini?" Jeno masuk ke kelas dengan hoodie berwarna abu lalu duduk di sebelah Senna.
" Lah katanya lo sakit! Bego ngapain masuk sih?!" Yeji menempelkan punggung tangannya di kening Jeno tapi dengan pelan Jeno menyingkirkan tangan Yeji tanpa menatap wajah gadis itu.
" Cuma gini doang." Ucap Jeno sambil terkekeh. Senna menyadari ada hal aneh yang terjadi di antara Yeji dan Jeno.
" Nanti lo gak usah ikut belajar bareng, biar—
" Gue tetep ikut, bisa gak lo gak usah bawel?" Ketus Jeno yang mendapatkan ekspresi terkejut dari Yeji. Ini pertama kalinya Jeno ketus pada Yeji.
" Lo kenapa sih?!" Tanya Senna sewot.
" Emang gue kenapa?" Tanya Jeno balik.
" Lo ngetusin Yeji mulu dari tadi!"
" Gue kan emang begini, gak usah baper."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN X MARK LEE ( TERBIT)
Fanfic[ END] PART SUDAH TIDAK LENGKAP Kenapa gue gak pernah ada dalam setiap pilihan lo? - Senna. Karena gue gak tertarik - Mark. Video tersedia di IG 💋 Bagi Mark Senna itu urakan, gak tau aturan, kerjaannya bikin masalah, gak ada yang baik di mata Mark...