JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN COMEN NYA.
TERIMAKASIH
-------------------------------------------------------
"Perasaan hancur ini, membawa ku pada keinginan untuk menyakiti diri sendiri"
.Rose.Pagi itu, seperti biasa, Rose bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Di meja makan, ia makan sarapan sendirian, tanpa ada teman atau keluarga yang menemaninya. Sepi. Setelah selesai makan, ia keluar menuju mobil yang sudah menunggu di depan rumah, supir pribadi mengantarnya ke sekolah.
Sesampainya di gerbang sekolah, Rose turun dari mobil dan berjalan menuju kelas, tak menghiraukan tatapan mata orang-orang yang mengikuti langkahnya.
"Pagi, Soya," sapa Rose lembut, melihat Jisoo yang duduk di meja depan kelas.
"Pagi juga, Rose," jawab Jisoo dengan suara lemas, terlihat seperti tidak dalam kondisi yang baik.
"Soya, kenapa wajah kamu pucat banget?" tanya Rose khawatir, sambil mendekatkan tangan ke kening Jisoo untuk memeriksa suhu tubuh sahabatnya.
Jisoo sedikit terkejut, namun ia tetap tenang.
"Astaga... Soya, badan kamu panas banget!" seru Rose panik. Ia langsung meraih tangan Jisoo dan mengguncangnya perlahan.
"Kamu tahu nggak? Sangking panasnya, kayaknya telur bisa matang kalau ditaruh di tubuh kamu!" Rose berkata serius, namun ada nada khawatir yang terasa jelas.
Jisoo hanya terkekeh, berusaha tersenyum meski tubuhnya terasa lemas.
"Soya... kamu ngapain masuk sekolah kalau lagi sakit begini?" tanya Rose dengan nada yang sedikit menuntut, tidak bisa menahan rasa paniknya.
Rose memang begitu. Jika orang yang dia sayangi sakit atau terluka, ia akan sangat khawatir dan tidak bisa diam.
"Ayo, kamu harus pulang dan beristirahat," kata Rose tegas, menarik lengan Jisoo dengan lembut agar keluar dari kelas.
Jisoo menahan lengan Rose, menatap sahabatnya dengan senyuman yang dipaksakan.
"Aku baik-baik saja, Rose. Kamu nggak perlu khawatir," jawab Jisoo, berusaha meyakinkan.
Namun, Rose masih ragu. Sesaat kemudian, bel masuk berbunyi, menandakan bahwa pelajaran akan dimulai. Guru masuk dan langsung membuka buku pelajaran.
Selama pelajaran, Jisoo tidak bisa fokus. Badannya terasa sangat lemas, matanya pedih, dan kepalanya pening. Ia hanya bisa menunduk, wajahnya disembunyikan oleh kedua tangan yang menutupinya.
Rose yang duduk di sampingnya terus mengawasi dengan wajah khawatir. Ia bahkan kehilangan fokus pada pelajaran, hanya memikirkan sahabatnya yang tampak sangat tidak baik.
Dua jam berlalu, akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas, menuju kantin atau gazebo untuk menghabiskan waktu. Rose langsung menarik lengan Jisoo menuju kantin, mencoba menghiburnya.
"Soya, ayo ke kantin. Mungkin setelah makan kamu akan merasa lebih baik," kata Rose dengan lembut, terus berusaha memberikan semangat pada Jisoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Im Normal | Chanrose |
TeenfikceTerhubung dengan Don't Go. DON'T COPY MY STORY Warning 21+ Bijaklah dalam memilih bacaan. Karya real hasil pemikiran ku sendiri, no ciplak ciplak. "Saat kau merasa rapuh datanglah padaku jika rasa sakitnya terlalu berat untuk ditanggung sendiri." ~...