Rencana 7

2.3K 385 200
                                    

Heeseung dibuat pusing oleh anak bungsunya yang berdebat dengan Geonu. Sejak tadi malam Geonu sudah meminta izin ingin memakai mobil, tetapi pagi ini Daniel merengek ingin pergi sekolah menggunakan mobil. Heeseung sudah menyarankan agar Daniel ke sekolah naik mobil bersama Geonu, tetapi anak usia Enam tahun itu menolak. Sama sekali tak ingin diantar oleh Geonu, maunya diantar oleh Papanya.

"Jungwon, bantuin Papa bujuk adik mu ya."

"Nggak mau ah, nanti Daniel malah ngambil Papa dari aku." Jungwon menggeleng dengan santai, anak itu bahkan merapatkan tubuhnya ke arah Heeseung membuat lelaki Lee hanya bisa menghela nafas panjang. Jika Daniel sukanya berdebat dengan Geonu, Jungwon justru lagi mode manja kepadanya. Tadi malam saja anak pertamanya itu minta tidur bersama sambil dipeluk, bahkan pagi ini Jungwon dengan antengnya duduk dipangkuan Heeseung seraya menyantap sarapannya.

Heeseung suka-suka saja jika anaknya nempel padanya, masalahnya Daniel dan Geonu sudah sejak tadi berdebat dan Jungwon tak mau lepas darinya, membuat Heeseung kewalahan harus mengurus mereka bertiga.

Pada akhirnya Heeseung memilih jalan tengah, mereka semua berangkat menggunakan mobil. Tujuan pertama mereka adalah mengantar Jungwon dan Daniel ke sekolah. Daniel masih sedikit ngambek, dia tak mau satu mobil sama Geonu, tapi setelah diberi pengertian oleh Heeseung akhirnya mau tak mau ia mengiyakan. Sedangkan Geonu sudah duduk anteng di samping Heeseung, sudah malas meladeni Daniel. Lagipula kamu ini sudah kuliah Loh Nu, kenapa masih aja bertingkah kek anak-anak.


"Kalian belajar yang rajin ya." Heeseung mengelus sayang rambut kedua anaknya. Saat ini mereka sudah ada di depan gerbang sekolah, Jungwon dan Daniel mengangguk patuh. Mereka mengambil tangan Heeseung untuk pamitan. Tak lupa pula Heeseung memberikan kecupan singkat di pipi sang anak. Kemudian lelaki dua anak itu melambaikan tangannya, memperhatikan dua anaknya yang memasuki gerbang sekolah.

"Hyung yakin nggak mau ku antar dulu?" Tanya Geonu. Heeseung menggeleng, kalau Geonu nganter dia ke kantor dulu bisa-bisa anak itu telat masuk kampus, mana Geonu ada kelas pagi lagi. Lagipula Heeseung bisa naik Taksi atau Bis, tidak papa sekali-sekali terlambat.

"Kamu berangkat aja, entar telat loh."

"Kalau gitu aku berangkat ya Hyung."

"Iya Hati-hati di jalan."

Heeseung memperhatikan mobil yang dikendarai Geonu berjalan, meninggalkan sekolah. Lelaki Lee itu kemudian hendak pergi mencari Taksi tetapi sebuah sapaan menghentikannya.


"Papa Heeseung!"

Heeseung menoleh, menatap Niki dan Taki yang menghampirinya. Kedua anak kembar itu melambaikan tangannya penuh semangat. "Papa nganterin Jungwon sama Daniel ke sekolah ya?"

Pertanyaan Taki dibalas oleh anggukan Heeseung. Tapi kemudian Ni-ki lanjut bertanya. "Tapi mobil Papa mana?" Ni-ki menoleh kanan-kiri mencari kendaraan roda empat yang biasa Heeseung pakai untuk mengantar Jungwon dan Daniel.

"Dipakai Om Geonu, ini Papa mau cari Taksi buat berangkat ke kantor."

Mendengar jawaban Heeseung, otak Ni&ki langsung bekerja dengan cepat. Anak tujuh tahun itu menyunggingkan senyum kecil miliknya. "Kalau gitu Papa biar diantar Daddy aja."

Heeseung belum sempat menjawab tetapi Ni-ki sudah lebih dulu menarik tangannya menuju mobil mereka. "Daddy, antar Papa Heeseung ke kantornya ya. Kasian masa harus naik Taksi, nanti kalau Papa Heeseung di culik gimana?"

Heeseung menggeleng pelan mendengar ucapan Ni-ki. Ada-ada saja, mana mungkin dia akan diculik, Heeseung sudah besar, tidak akan ada yang berani menculiknya.

The single ParentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang