Bab 11

35 6 2
                                    

"Tapi Chris, aku ada janji temu saat ini dengan temanku. Aku harus pergi sekarang" Grace berdiri dan masih memegang kotak hadiah itu.

"Mmm.. Apa aku boleh ikut?" tanyaku.

"Jangan!" responnya cepat.

"Kenapa? Apa dia pacarmu?" aku penasaran.

"Hemm. Bukan seperti itu, tapi ..." dia ragu untuk menjawab.

"Baiklah. Kalau kau mau ikut, tak apa. Ayo!" dia beralih dari menolak jadi mengajak.

Perempuan ini sudah aku anggap sebagai sahabatku. Tapi masih banyak yang belum kuketahui tentang dirinya. Sikap apatisku harus kuubah jika ingin memulai suatu hubungan seperti ini. Aku harus tahu bagaimana Grace bergaul dan hal-hal yang dia sukai. Pengetahuanku tentang Grace lebih minim daripada pengetahuanku tentang pelajaran SMA. Aku mengangguk mengiyakan dan mengikuti Grace untuk bertemu dengan temannya.

Aku menunggu dia di ruang tamu. Aku mengobrol ringan dengan orang tuanya Grace. Ayahnya, orang yang murah hati. Pria itu bahkan meminta maaf saat ini atas kebohongan Grace dua tahun yang lalu. Ibunya, orang yang cantik dan mudah senyum. Senyum Grace di dapat dari ibunya. Mereka sedikit mirip. Diruangan itu, kami mengobrol tentang perkuliahan dan kehidupanku di Washington. Dari mereka juga kutahu, kalau ayahku akhir-akhir ini banyak menyumbang untuk keperluan panti asuhan Kasih Bapa. Mereka juga sering bertemu pada kegiatan amal yang dilakukan gereja. Ayahku beberapa kali menyumbang untuk keperluan amal yang bekerjasama dengan gereja. Tentu hatiku terasa hangat mendengar penuturan orang tua Grace itu.

Perbincangan kami berlangsung cukup lama. Mereka seperti bukan orang yang baru beberapa kali kutemui. Mereka tidak berlaku istimewa tetapi dapat membuatku nyaman bercerita perkuliahanku. Kini kutahu bahwa semua bakat Grace memang sudah keturunan.

"Nah, Grace sudah selesai" ibu Grace bersuara.

"Kami berangkat dulu, Om, tante" pamitku.

***

Aku dan Grace berangkat dengan motor kesukaanku. Ini kali pertama motor ini membawa dua orang. Biasanya hanya aku yang menunggaginya atau pengawal ayahku. Grace duduk di belakangku dengan perasaan biasa, begitu pula dengan aku.

"Kita mau kemana?" tanyaku sebelum melaju.

"Jalan saja, aku akan memberi arah. Yang pasti kau akan menyukainya" dia tertawa tak tahu kenapa. Memang bukan Grace namanya, jika dia mudah ditebak. Tadi dia bilang jangan ikut dengannya, sekarang dia justru bilang aku akan menyukainya.

"Nanti di persimpangan, pilih ke kanan ya, Chris!" perintah Grace padaku. Kami berdua berada di jalanan sekarang bersama suara kereta api yang sedang menghentikan laju si besi merahku.

Kulihat tempat kami berhenti. Ini adalah sebuah restoran. Dia mengajakku masuk kedalam setelah memberikan helm padaku. Dia menarik tangan kiriku pelan untuk mengikutinya. Desain interior restoran ini cukup kekinian. Sepertinya sasaran pelanggannya adalah kaum milenial. Aku hanya diam dan tanganku masih melekat dengan tangan Grace yang tak kutahu dimana kami akan duduk. Aku terlalu sibuk melihat setiap sisi restoran ini. Kurasa nanti aku bisa mencoba membuka usaha seperti ini.

"Nah, itu mereka" Grace akhirnya melepas tanganku sambil melambai pada mereka, yang belum kulihat.

"Chris, ayo!" Perempuan itu menyadari aku sedang tidak focus pada pandangan kedepan. Aku hanya melihat isi restoran.

"Ah, ayo" kupandang ke depan, mengikuti pandangan Grace. Di sudut restoran ada beberapa anak muda. Cukup banyak. Beberapa kukenali wajahnya, tanpa tahu siapa namanya. Mereka itu adalah 5 berandal yang dulu menyepaki perut kotak-kotakku, meninju wajah putih bersihku dan yang berbicara tentang wanita yang mereka tiduri. Penampilan pria itu sedikit lebih rapi sekarang.

Bagaimana bisa mereka ada disini? Apa mereka teman yang dimaksud Grace?

"Apa mereka teman yang kau maksud?" tanyaku.

"Aku tadi menelpon mereka. Tentu mereka adalah temanku, tapi teman yang mau kutemui itu mereka" dia menunjuk gadis-gadis yang ada disitu. Selain mereka berlima, memang ada beberapa gadis disitu.

"Maaf, aku sedikit terlambat" suara grace bergema.

"Tak apa. Apa dia pacarmu?" tanya salah satu teman Grace.



TO BE CONTINUED ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear God, I AM FALLING IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang