Bab 6

28 9 0
                                    

Cinta.

Satu kata yang sangat nista kuucapkan saat masa putih abu-abu. Tapi sepertinya kini aku tengah menanyakan ini padaNya. Dalam Kristen, kata kasih merupakan kata yang besar dan bermakna dalam. Sebagai seseorang yang masih awam dalam hal agama, aku belum mendalami banyak hal, termasuk kasih. Hal yang menarik dari kasih menurutku adalah, "ia adalah anugerah". Siapa coba yang tak mau merasakan anugerah? Kurasa bukan aku.

2 tahun setelah Christian kuliah di Washington.

Sudah 2 tahun Christian ada di Washington, ibu kota dari Amerika Serikat. Dia sudah mulai terbiasa dengan kehidupan disana. Pria itu tumbuh menjadi kutu buku. Hampir 24 bulan dia tidak berjumpa dengan gadis yang memanggilnya Chris. Saat ini dia tengah berada di bandara. Dia memakai kacamata hitam dengan kaos oblong. Kini dia dalam masa libur kuliah. Tahun lalu, saat natal dia tidak pulang karena ayahnya yang datang berkunjung ke apartemennya.

Saat itu ayahnya masih belum banyak berubah. Dia masih merokok dan juga masih bermain wanita, bahkan ketika hari pertama berkunjung ke Amerika. Meskipun begitu, natal tahun lalu menjadi natal yang begitu indah bagi Christian karena pada bulan Desember tahun lalu, ayahnya berhasil dia sentuh hatinya.

"Yah, jangan panggil aku Watson lagi" anaknya bersuara pada suatu acara makan malam di sebuah restoran mewah yang telah di reservasi oleh Surya Watson. Surya yang sedang memotong Steak berhenti dan melihat anaknya datar. Dia tidak tahu arah pembicaraan ini. Biasanya hanya diam yang menemai mereka jika harus makan bersama.

"Bukan karena aku tidak mau memakai nama belakangmu, tapi karena aku adalah Christian" suara baritone anaknya itu terdengar tegas.

"Natal ini, apa ayah mau ke gereja bersamaku?" ujar anaknya lagi sambil menatap teduh ayahnya.

"Kita harus berubah, yah. Sampai kapan kita harus terus bertengkar dan bermain wanita? I'm done with it, yah" Surya masih diam terpaku.

"Aku akan menjadi teman cerita ayah. Jika ayah ingin cerita, teleponlah aku. Jangan pergi lagi ke bar, oke?" Anaknya berusaha membujuk ayahnya dengan suara yang lembut.

Surya Watson, pria dengan segala pangkat kekayaan itu pun diam mendengar anaknya itu. Dia menatap wajah anaknya yang begitu tampan sambil mengingat perubahan sikap anaknya selama di Washington. Tidak. Bahkan ketika di Indonesia saja, Watson sudah banyak berubah.

"Yah.." Christian menggapai tangan ayahnya. Mata ayahnya mulai memerah. Surya menunduk malu, meratapi begitu bodohnya dia selama ini. Setelah cukup lama dia menarik nafas lalu menatap anaknya dalam diam.

"Maafkan ayah. Maaf.. karena.."

"Sudahlah. Jangan seperti ini. Kita berdua kelihatan cengeng bila begini" ujar Christian yang membuat ayahnya tertawa lucu.

"Baiklah"

Begitulah bulan Desember tahun 2019 berlalu di Washington, di sebuah restoran mewah yang mana satu meja diduduki 2 orang pria yang saling mengampuni. Cara terbaik dalam membalas dendam adalah dengan mengampuni, bukan? Dengan kata lain jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Satu hal yang kutahu setelah berteman dengan Grace.

Begitulah natal tahun lalu berlangsung. Duo Watson itu pergi ke gereja dan saling berdoa dalam melepaskan pengampunan. Christian sesekali mengajari ayahnya bagaimana cara berdoa. Pria itu juga banyak membahas tentang Grace, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika.

"Dia gadis yang unik, yah. Sifatnya juga sidikit mirip dengan ibu" dia bercerita sedikit tentang temannya itu. Ayahnya hanya tersenyum hangat mendengar anaknya itu bercerita dengan begitu antusias.

TO BE CONTINUED .... 

Dear God, I AM FALLING IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang