chapter 4

273 25 16
                                    

"jungkook-ah, kau bilang pergi keluar kota? Wae?!"- tanya seokjin tidak terima.
"Hyung sekarang aku harus mengikuti pertukaran siswa!"- jelas Jungkook.
"Kau akan kemana?"- tanya seokjin membantu Jungkook menaruh pakaian di tas ransel besar.
"Incheon"- ucap Jungkook menjawab pertanyaan seokjin.
"Lumayan jauh jungkook-ah"- keluh seokjin merebahkan diri di kasur Jungkook.
"Hyung daripada aku di London"- ledek Jungkook membuat seokjin berteriak.
"Mwo?!! Yak!!! Kau mau ke London?"- teriak seokjin.
Jungkook yang kaget reflek membungkam mulut seokjin.
"Pelankan suaramu Hyung!"- bisik Jungkook yang masih setia membungkam mulut seokjin.
Seokjin yang hidungnya ikut terbungkam langsung memukul lengan jungkook.
"Baiklah.."- pasrah seokjin dengan nafas yang sedikit tidak beraturan.

"Baiklah Hyung aku akan berangkat!"- ucap Jungkook menunduk.
"Hei... Jungkook-ah kejar impianmu!"- ucap namjoon menepuk pundak Jungkook.
"Aku ingin bersama Hyung saja!"- ucap Jungkook yang suaranya sedikit bergetar.
"Jungkook-ah kau jangan seperti ini nanti kita bakal menelponmu tenanglah"- bujuk Taehyung memeluk Jungkook dan menaruh kepala Jungkook dipundaknya.
"Hyung ini terlalu cepat"- ucap Jungkook menangis.
"Aigoo... Jungkook-ah jangan seperti anak kecil lagi, Hyung tidak mengajarimu untuk cengeng lagi"- ucap yoongi sedikit terkekeh.
"Hyung?!! Aku disana sendirian kau tahu?!"- ucap Jungkook sesenggukan.

"Oppa jangan menangis walaupun oppa sendiri masih ada kami yang menunggumu"- ucap Hany sedikit mencairkan suasana.
"Benarkah Hany?"- tanya Jungkook yang masih tidak percaya.
Bangtan langsung mengangguk serempak.
"Jungkook-ah tidak ada yang bisa merawat aku lagi"- keluh seokjin tiba-tiba.
"Gwaenchana.... Masih ada Hany yang merawatmu Hyung!"- ucap Jungkook mengusap air mata.
Seokjin mendengar nama Hany langsung canggung.

'menyesal aku bertanya kepadamu kook'- batin seokjin.

'kenapa aku canggung seperti ini?'- batin Hany.

"Baiklah Hyung aku pergi dulu! Mama! Daddy! Aku pergi!"- ucap Jungkook mengangkat ransel penuh pakaian.
"Dah..."- ucap Jungkook melambaikan tangannya.
Semua hanya bisa menjawab Jungkook dengan lambaian tangan juga.
Setelah kepergian Jungkook, mansion yang tadinya ramai sekarang sangat sunyi.
Hany menuju dapur karena dirinya lapar dan chef sementara diliburkan.

Hana memasak roti panggang karena simpel dan bisa mengisi perut laparnya.
Saat dia ingin mengambil roti panggang dia tidak sengaja menyenggol pisau yang menghadap ke arahnya dan terlempar mengarah ke perutnya.
Hany langsung menutup mata dan merasakan dirinya ditarik oleh seseorang dan dia merasakan pelukan hangat.
Hany memberanikan diri untuk membuka mata karena tidak merasakan rasa sakit sama sekali.

Hany kaget karena seseorang yang menyelamatkannya dan memeluknya adalah SEOKJIN.
Seokjin memeluk Hany dengan tangan berada di puncak kepala dan pinggang yang akan mengenai pisau.
Seokjin hanya tergores pisau sedikit.
"O-oppa?"- ucap Hany yang masih menetralkan kaget.
"Kau tidak papa?"- tanya seokjin menangkupkan pipi Hany.
"A-aku tidak apa, O-oppa?"- ucap Hany yang masih saja kaget.
"Oppa tidak apa jangan mengkhawatirkan oppa!"- ujar seokjin menyuruh Hany untuk tenang.
"Oppa terluka!"- seru Hany menggenggam tangan seokjin yang terkena goresan pisau.
"Oppa tidak apa, kamu baik-baik saja kan?"- ucap seokjin melepaskan genggaman Hany.
"Jangan bicara!"- suruh Hany ketus menarik tangan seokjin menuju ruang keluarga. Seokjin yang menerima perlakuan ini hanya tersenyum kecil.

'sepertinya Hana memberikan pengganti kepadaku, membuatku sedih dan membuatku bangkit lagi'- batin seokjin sendu.

Seokjin tersadar saat Hany mendudukkan dirinya di samping seokjin.
Hany mengobati luka seokjin dengan menunduk, pertama kali seokjin tidak menyadari itu sampai akhirnya dia menyadari punggung tangannya basah. "Kau menangis?"- tanya seokjin. Hany menggeleng kuat membuat air matanya menetes kemana-mana.
"Chagi?"- ucap seokjin reflek mengangkat dagu Hany.
Mata seokjin dan Hany bertemu dan seokjin menemukan kekhawatiran tersirat di mata polosnya. Seokjin dibuat tersenyum kembali karena gadis didepannya ini khawatir akan dirinya seperti Hana.

'saat Hana khawatir, dia cenderung menatap dengan tatapan kosong dan matanya semakin menajam sampai pupil miliknya mengecil, sedangkan Hany, dia cenderung menatap dengan tatapan khawatir dan pupilnya membesar hingga memenuhi warna matanya'- Batin seokjin.

Seokjin terkekeh karena dia menyadari pipi Hany memerah.
"Kau sangat imut"- bisik seokjin dengan suara beratnya.
Pipi Hany semakin memerah seperti tomat busuk sekarang.

Hany POV.

Oppa berbisik seperti itu aku langsung merinding. Jujur aku merasa bahwa pipiku memerah dari mata oppa yang menampilkan pantulanku. Pipiku seperti tomat busuk!!

Aku menyukai jika oppa-ku yang satu ini menganggapku ada, Karena seperti yang kita tahu aku sering canggung semenjak kejadian itu.
Dia berani terluka demi aku.
Dia sebenarnya menyayangiku.
Aku tahu dia sayang.
Tapi, egonya selalu menang telak.
Aku disini selalu seperti orang rendahan.
Memang, egoku sangat kecil.
Aku pernah tidak menganggap jika aku sempurna.
Mungkin, Hana memiliki ego tinggi.
Karena, appa pernah bilang Hana dengan oppa selalu bertengkar.
Dan setelah aku pecahkan misteri ini ternyata Chanyeol yang membuat Hana seperti ini.
Aku sangat benci dengan orang yang bernama Chanyeol.
Tapi, kata appa Chanyeol sudah meninggal saat Hana juga meninggal.

'aku sangat ingin bertemu dengan kembaranku!'.

Hany POV end.

"Sudah oppa, maaf gara-gara aku oppa jadi terluka"- ucap Hany menundukkan kepala karena malu dan menyesal.
"Gwenchana yang penting kau tidak terluka"- ucap seokjin memeluk Hany.
Hany hanya bisa diam karena hatinya menghangat.
"Mianhae, aku tidak bisa mengikhlaskan Hana"- jelas seokjin dengan nada bicara menahan tangis.
"Oppa"- Hany melepaskan pelukan seokjin dan melihat seokjin yang menunduk.
"Lihat aku oppa!"- suruh Hany.
Seokjin menggeleng kuat menolak menuruti perkataan Hany.
"Oppa kumohon lihat aku!"- tekan Hany sekali lagi. Seokjin perlahan melihat Hany dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Oppa boleh menganggapku apa saja yang oppa mau, jika itu membuat oppa merasa senang"- ucap Hany membuat seokjin terdiam.
"Tapi oppa, aku tidak ingin jika diriku ini dianggap tidak ada"- lanjut Hany membuat seokjin berpikir.
"Baiklah jika kau ingin seperti itu"- ucap seokjin memeluk Hany sekali lagi.

Sementara, Jungkook yang berada di Incheon selesai membersihkan diri di kamar mandi.
"Bagaimana keadaannya?"- tanya Jungkook sambil mengeringkan rambut.
"Kau selalu menanyakan keadaannya, bagaimana dengan diriku kook-ah"- ucap namja mendramatis.
Jungkook memutar bola malas karena dia terlalu malas untuk mengurusi teman yang sangat banyak drama ini.
"Aku sudah melihat kau baik-baik saja bodoh!!"- ucap Jungkook ketus.
"Benar tetapi bagaimana dengan ponsel milikku?"- ucap namja dengan menunjukkan ponsel yang sudah retak terlempar saat menggendong gadis.
"Beli saja bodoh!!"- ucap Jungkook sudah muak.
"Tapi–"- ucap namja terpotong oleh Jungkook yang melempar bantal ke wajah namja itu.

"Aku tidak percaya kau seberani itu kepada kembaran Hana"- pekik Mila memakan popcorn.
"Kau baru saja bertemu dengannya dan sudah kau klaim?! Kau harus berhati-hati karena dia bukan Hana"- ucap haechan.
"Aku memang berhati-hati, tetapi aku merasa bahwa Hana masih hidup"- ucap suha di sambut dengan pukulan ringan dari sana.
"Ikhlaskan Hana PABO!!"- ucap sana meminum alkohol.
"Benar"- setuju Mila mengigit jari dari mayat yang menjadi misinya.
"Oh iya. Apa ada misi lagi suha?"- tanya Mila penasaran.
"Entahlah aku akan bertanya dengan wakil"- ucap suha menelpon wakil.

"Hei... Ada misi?"- tanya suha to the point.
"Ada"- jawab wakil.
"Apa?"- tanya suha semangat.
"Cari tahu tentang rumah sakit ***!"- ucap wakil.
"Itu di Incheon bukan!?"- ucap suha membuat kerutan dahi teman muncul.
"Memang ada rahasia disana, jadi cari tahu!"- ucap wakil.
"Claude!! Jangan bermain-main denganku!! Itu adalah rumah sakit terkenal"- ucap suha.
"Memang aku ingin mengetahui sesuatu saja"- ucap Claude enteng.
"Baik!!"- ucap suha tegas.

"Kita akan pergi ke Incheon!"- ucap suha memberitahu.


TBC~ gaes.

Memang susah ya bikin cerita.

Aku gak tahu sebenernya ini itu cerita atau ff gitu loh.

Saya kepo dengan pendapat kalian.
Jangan diem aja pliss buat kali ini aja.

Bye~~~

My New Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang