chapter 9

194 18 16
                                    

Sekarang Hana sedang mendaftarkan diri di kampus yang sangat hebat dan terkenal. Dia di antar dengan Hany yang tidak ingin melihat skripsi bertumpuk di kamarnya. Hany sudah sarjana dua dan baginya itu sudah cukup untuk dirinya.

Hana ternyata di terima dan mulai bersekolah Minggu depan.
"Eonni kukira kau masih kuliah kelas pertama"- ucap Hana meminum cola.
"Tidak aku sudah sarjana 2"- ucap Hany sombong.
"Aku akan menyusulmu eonni"- ucap Hana menunjuk dirinya sendiri.
"Susul saja"- ucap Hany cuek dan memakan kue jahe.

Hana melihat jalanan melalui kaca di sampingnya, dia melihat orang-orang yang berlari untuk meneduh dari hujan tetapi dirinya sedang penuh dengan mantel. Dia sangat sedih karena tidak bisa merasakan air hujan yang menyentuh kulitnya. Walaupun saat dia tahu daddynya meninggal dia merasakan air hujan untuk pertama kali dan dia rasa dia bisa mati dengan cara itu.
"Eonni kapan aku bisa sembuh??"- tanya Hana tanpa mengalihkan pandangan ke arah jalan yang basah karena air.
"Entahlah berdoa saja agar kau bisa merasakan air hujan"- ucap Hany menyesap kopi panasnya.
"Minumlah kopi agar tubuhmu hangat!"- suruh Hany menarik gelas cola tetapi Hana menahannya.
"Aku tidak suka kopi"- ucap Hana melihat Hany sekilas.

"Baiklah aku akan menelpon oppa, agar kita pulang dan kau tidak kambuh"- ucap Hany pergi menjauh dari Hana. Hana hanya melirik malas kearah Hany dan membuka sedikit mantel yang membungkusnya.
Tiba-tiba ada seseorang menarik resleting mantel yang Hana pakai.
Saat dia melihat orang itu, "ada apa claude?"- tanya Hana membuka resleting dan melepas mantel.
"Noona jangan sampai sakit jadi pakai mantel itu Noona"- ucap Claude memakaikan mantel.
"Claude bogoshipo"- ucap Hana menunduk.
"Aku juga Noona"- ucap Claude memakaikan Hana mantel.
"Sebenarnya Noona ini seorang gadis yang dewasa atau bayi??"- tanya Claude disambut pukulan dari Hana.

"PABO!"- pekik Hana pelan.
"Sakit Noona!!"- rintih Claude memegangi pindahnya yang panas.
"Makanya kau in–"- ucap Hana terpotong oleh suara berat yang tidak asing.

"Jangan dekati adikku!!"- ucap hoseok menarik Hana untuk dibelakangnya.
Claude hanya menatap remeh kearah hoseok.
"Memangnya kenapa??"- tanya Claude dingin. Hana dan Hany tidak mengetahui akan seperti ini jadinya.
"Kau pembunuh Claude!!"- ucap hoseok menekankan jika Claude pernah membunuh seseorang.
"Aku tidak membunuh!!"- ucap Claude menatap tajam kearah hoseok yang juga menatapnya.
"Apakah membunuh Daddy bukan membunuh?!!"- tanya hoseok meremehkan Claude.
Mata kucing Hana yang tajam membesar.
"Katakan jika itu kebohongan!!"- ucap Hana menghempas genggaman tangan hoseok.

"Dia Hama yang harus dimusnahkan Noona"

Hana langsung menampar pipi kiri Claude dan tepat suha dan Mila datang.
Suha langsung memunggungi Claude, sedangkan Mila melihat Hana dengan tatapan tidak percaya.
"Kenapa kau menamparnya?!!"- ucap suha meninggikan nada bicaranya.
"Pembunuh"- satu kata muncul dari bibir kecil Hana.
"Apa maksudmu Hana?!!"- tanya Mila mengeluarkan aura yang menyedihkan.
"Aku memang pembunuh, tetapi aku tidak akan membunuh keluargaku"- ucap Hana langsung berlari keluar dan membiarkan dirinya basah karena hujan.

"HANA!!!"- teriak hoseok sehingga mereka menjadi pusat perhatian.
Hoseok mengikuti Hana menuju jalan kosong dan sempit dan ada koruptor dari perusahaan seokjin didepan Hana.
Hoseok mengetahui koruptor yang berani korupsi hingga saham perusahaan seokjin 25% menghilang.
Hoseok menyaksikan aksi cabul milik Hana yang membunuh koruptor itu.

Hana berlari secepat kilat dan langsung menebas perut koruptor dengan pisau dapur yang ia dapat.
Hana mulai menusuk koruptor beberapa kali dan ini dapat membuat koruptor itu meregang nyawa.
Hana mendecih, "bapak koruptor yang sangat lemah"- ucap Hana tanpa bersalah. Dia tidak berniat untuk membunuh sebenarnya, tetapi saat tahu Claude membunuh daddynya dia ingin pelampiasan. Setelah melihat koruptor ini meninggal dia tidak memutilasi tubuh sang koruptor karena dia tahu dirinya sedang di tatap oleh hoseok yang gemetar ketakutan.

'Memang benar hobi oppa ternyata sok cabul dan brengsek, ternyata dirinya terlalu polos untuk melihat ini. Akan kupastikan dia sakit setelah melihatku seperti ini'- batin Hana.

Hana menghampiri hoseok yang menangis keras tetapi mulutnya di bungkam hingga nafasnya tidak teratur.
Hana menata rambut hoseok yang basah dan berantakan. Hana tersenyum saat mendapati hoseok menepis tangannya yang menyentuh pipi gembulnya.

"Oppa takut??"- tanya Hana santai yang masih setia menata rambut hoseok walaupun dia ditolak terus-menerus.
Hoseok mulai menjatuhinya dirinya menjadikan lututnya sebagai tumpuhan karena lututnya terlalu lemas melihat mayat yang dibunuh tepat didepan mata.
Hoseok mulai menangis dan memohon agar dia tidak dibunuh.
"Oppa ingin aku membunuh oppa??"- sekarang sang alter ego kembali.
"TIDAK!!!"- teriak hoseok memohon.
"Tolong jangan bunuh aku.."- ucap hoseok menangis di depan Hana.
"Tetapi kenapa?? Kau melihatku membunuh seseorang oppa"- ucap Hana menakuti hoseok.
Bibir hoseok yang basah kini membeku karena ketakutan.
"A-aku akan melakukan apapun untukmu"- ucap hoseok menarik mantel Hana yang basah.
"Aku tidak murahan"- ucap Hana dingin berjalan meninggalkan hoseok.

Dan benar saja, keesokkan harinya hoseok demam parah dan Hana menjadi seseorang yang pendiam.
Kerutan dahi seokjin muncul karena mendapati kedua adiknya ini tidak ada yang beres.
Hoseok yang menangis saat tertidur dan Hana yang menjadi seseorang yang ia temui pertama kali.
Hana menjadi gadis yang pembangkang dan menjadi gadis yang mulai menyesap alkohol hampir setiap hari.
Saat dia pulang dari perusahaan karena seseorang yang ia percayai ternyata korupsi, dia melihat Hana yang masih sama duduk di dapur meminum alkohol.

'Aku sangat lelah memandangi Hana yang meminum alkohol setiap hari dan tidak menyentuh makanan sekalipun'- batin seokjin mengusap wajah kasar.

Yang benar saja, dia selalu mendapati Hana yang tidak menyentuh makanannya dan memilik menyesap alkohol dan rokok. Sedangkan, makanan dibiarkan membusuk.
Seokjin mulai memberanikan diri untuk merampas semua alkohol dari Hana. Seokjin mendekati Hana dan membuang botol alkohol di tempat sampah. Hana hanya melirik sekilas kearah seokjin dan menampilkan tatapan kosong.

"Sudah berhenti minum ini!! Ini berbahaya kau tahu?!!"- ucap seokjin membuang semua yang ada dihadapan Hana dan duduk disamping Hana. Seokjin sudah mulai terbiasa dengan parfum yang merupakan bau alkohol.
"Diam!!"- ucap Hana yang tidak sama sekali mabuk.

'dia sangat handal jika meminum alkohol'- batin seokjin.

"Ada apa Hana??"- tanya seokjin melembut menggenggam tangan Hana. Hana tidak berniat menghempaskan tangan seokjin karena dia sendiri suka jika dia skinship dengan oppa satu ini.
(Dalam adik dan kakak!!)
"Jika kau mempunyai masalah bicara denganku!! Aku disini untukmu. Jika kau memiliki masalah jangan pernah selesaikan dengan meminum alkohol. Kau bisa menyelesaikan masalah dengan bicarakan baik-baik"- ucap seokjin panjang lebar tanpa lelah.

Walaupun dia memiliki kantung mata dan dia mulai kurus, dia tetap memberikan yang luar biasa demi adiknya.
"Apa aku harus berbaikan dengan hobi oppa?? Dan tidak marah kepada Claude??"- tanya Hana. Seokjin yang mendengar nama Claude sedikit canggung karena dirinya dan Claude pernah menjadi rekan kerja.
"Bagaimana kau tahu siapa Claude??"- tanya seokjin yang baru menyadari Hana kenal dengan temannya.
"Dia namja tampan yang dekat denganku"- ucap Hana menyembunyikan wajah mabuknya.



TBC~~~ gaes.
Gak ngerti lagi sih jadi aku buat dunia ini sempit aja.

Jadi Claude kenal seokjin??
Sebenarnya apa yang terjadi pada Hana??
Dan hoseok serta Claude bermusuhan!
Apakah semua oppa Hana akan bermusuhan??
Apa Claude belahan jiwa milik Hana??

Bye~~~

My New Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang