"Yeol, bangun." Ucap gadis itu seraya berlari mengikuti suster yang sedang mendorongnya.
"Maaf silahkan tunggu di depan." Titah dokter yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Pah Chanyeol ga bakal kenapa-kenapa kan?" Tanyanya khawatir.
Ayahnya mulai memeluk Y/n, berusaha meredamkan sedikit rasa panik putrinya. "Tenang sayang, gpp! Kamu tau kan kalo Chanyeol cowok yang kuat?"
"Iya bener kata papah, udah jangan nangis." Ucap Suho seraya mengelus lembut rambut milik Y/n.
"Tapi aku khawatir!"
"Iya gue tau lo khawatir, yang bisa dilakuin saat ini cuma berdoa. Dari pada lo nangis mending berdoa supaya Chanyeol ga kenapa-kenapa!"
"Iya bener yang dibilang abang kamu!" Sambung ayahnya, gadis itu berusaha meredam tangisnya. Bagaimanapun ucapan Suho memang benar.
Tak lama kedua orang tua Chanyeol datang, raut wajah mamah Park begitu khawatir. "Y/n gimana?"
"Mah maafin aku! Gara-gara ak--"
"Hey sayang ga boleh ngomong kaya gitu, ini bukan salah kamu! Kamu gpp kan?"
"Aku gpp mah!" Mamah Park memeluk Y/n dan berusaha untuk menenangkan gadis itu, sebisa mungkin Mamah Park bersikap tegar agar tak membuat Y/n tambah khawatir.
"Tenang ya! Chanyeol bakal baik-baik aja." Dengan nangis yang masih sesugukan gadis itu menganggukkan kepalanya.
Tak lama setelahnya, dokter yang menangani Chanyeolpun keluar. "Dok gimana?"
"Untungnya pelurunya hanya peluru karet, tidak ada luka yang serius. Pasien pingsan karena terkejut."
"Ahhh syukurlah!" Ucap semuanya, dan gadis itu langsung bergegas masuk.
Brak!
"Yeol!" Panggilnya seraya berlari dan memeluk Chanyeol yang tengah duduk bersandar.
"Ngapain nangis?" Tanyanya, namun Y/n tak berniat menjawab dan terus menangis.
"Idih jelek banget muka lo!" Ledeknya.
"Ish nyebelin lo!" Gerutunya dengan air mata yang masih betah keluar dari matanya.
"Kenapa nangis, hmm?" Tanyanya seraya mengusap lembut air mata di pipi milik Y/n.
"Harus banget lo tanya, kenapa gue nangis?" Ucapnya sesegukan.
"Maaf ya, bikin lo khawatir!"
"Jangan gitu lagi!"
"Ya terus gue ngebiarin lo ditembak gitu?"
"Ya ga! Tapi kan kita bisa sama-sama menghindar."
"Iya iya udah jangan nangis, jelek banget lo sumpah!"
"Kenapa si lo nyebelin banget?" Protesnya seraya ingin memukul lengan Chanyeol, namun dengan cepat pria itu menutupinya membuat Y/n mengurungkan niatnya.
"Ish gila lo ya? Gue lagi kesakitan malah mau dipukul."
"Lagian lo nya sih!"
"Emang kenyataan!" Cicitnya pelan, namun nyatanya ocehannya itu masih terdengar di telinga gadis itu.
"Apa coba? Ngomong sekali lagi!"
"Ga sayang bercanda!"
"Cih!" Y/n mempoutkan bibirnya sok imut, membuat Chanyeol terkekeh gemas.
"Ngapain si itu bibirnya? Kode banget!"
"Apaan sih? Emang lo nya aja mesum!" Chanyeol cuma ketawa menanggapi ucapan calon istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY - PARK CHANYEOL
FanfictionKita, Seperti ketidaksengajaan yang diatur baik oleh Tuhan