penggal empat

144 92 5
                                    

Taman kota Bandung yang asri, Partha dan Surai menjelajahi semua titik taman. Mengitari dengan sepasang kaki beralaskan sepatu. Entah sudah berapa cerita mereka perbincangkan dan entah berapa tawa memenuhi taman. Yang pasti mereka menyukai hari ini.

Minggu adalah hari yang tepat untuk rehat sejenak melepas penat.

Pohon cempaka menjulang tinggi, kicau burung bersenandung indah dan suara pengunjung lainnya.

"Kita duduk sebentar" ajak taruna menarik tangan puan.

"Ramai banget taman ini."

"Tentu," ujar taruna memandangi satu keluarga yang dipeluk si bahagia.

"Semakin sempurna saat buah hati hadir untuk melengkapi," kata puan mengikuti atensi taruna.

"Ada atau tidaknya anak sama saja bagiku. Buah hati hanya berkat tambahan dari pencipta."

"Bagiku tidak, untuk apa menikah kalau anak tidak ada?"

"Kamu lihat keluarga di ujung sana? orang tuanya hanya sibuk dengan gadget masing-masing," kata Partha seraya menunjuk keluarga yang punya dua anak.

"Mereka punya anak. Tapi terlihat tidak senang, bahkan sibuk sendiri tidak memperhatikan anaknya," lanjut taruna lagi.

"Kalau orangtuanya terus begitu, nanti anak itu akan tumbuh jadi manusia yang haus cinta."

"Baiklah, tuan Partha kamu memang luar biasa pemikirannya." sahut puan kagum.

"Perlu kamu ingat nona, semua keluarga tetap sempurna walau ada atau tidaknya anak." kata taruna kini melirik Surai tak luput dari senyuman.

Cantik

Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abudaga ; Kim Rowoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang