Yang suka ambyar dan oleng ke Namjoon, sini coba voter keberapa kalian sebelum chapter terakhir?
Yoongi memang biasa seakan mengalami serangan jantung mendadak ketika berada di dekat Namjoon. Entah bagaimana khidupan ini memperlakukan kecerobohannya, Yoongi selalu bisa melihat atraksi kecil sendok terjatuh sampai atraksi karpet nyaris terbakar hanya karena Namjoon iseng bermain pemantik api. Itu memang konyol, sungguh. Tetapi, untuk kali ini Yoongi benar merasakan debar jantungnya seakan nyaris meledak. Astaga, dia hanya berharap ini bukan sebuah awal yang buruk, dan ia berdoa ini kebalikan dari kekhawatirannya.
Tetapi, saat ia mengingat Elena tengah berada satu ruangan dengannya, kecamuk itu seketika mencuat. Yoongi jelas mengumpat, dan ia keluar dari sebuah ruangan penuh emosi. Pintu itu bahkan tersibak cukup keras hingga Elena yang duduk di tengah sofa terjingkat sempurna. Rahang Yungi mengereat, dan napasnya terembus kasar. Dengan cekatan ia kembali menelpon seseorang dan ia menatap Elena dengan cukup tajam hingga pribadi itu bingung penuh antisipasi.
"Ada apa?" tanya Elena dengan cukup panik, karena ekpresi Yoongi tidak menunjukkan hal yang baik-baik saja. Terlebih ia bisa menebak jika Yoongi baru saja menghubungi Namjoon.
Yoongi tidak menjawab pertanyaan Elena, ia terang-terangan mengabaikannya bersamaan berjalan ke arah sudut ruang untuk mengambil cadangan pistol yang ia simpan di bawah meja, "Kevin, bisa kau lacak lokasi Namjoon?" tanyanya dengan intonasi mendesak.
Elena jelas refleks untuk berdiri, tangannya seketika merasa dingin dan gelenyar ketakutan menuruni tubuhnya, "Ada apa dengan Namjoon?!"
Kali ini, Yoongi menatap Elena dengan pandangan dingin, seakan menahan sesuatu sebelum ia mengembuskan napas dan menjauhkan singkat telepon genggamnya, "Sepertinya teman sialanmu itu membawa Namjoon pergi," jeda Yoongi saat Elena membolakan kedua matanya lebar.
"What? No way!" Elena menggeleng tidak percaya, dan rasa terkejut itu semakin menjadi-jadi saat Yoongi berujar tanpa di duga.
"Apa kau menganggap aku bodoh?" mata Yoongi menyipit, kendati ia paham Elena tidak bermaksud seperti itu, "Aku mendengar suara pukulan dan suara gaduh sebelum sambungannya terputus."
Elena yakin Jackson bukanlah tipe orang yang gegabah dalam melakukan misinya—dan ia terkenal sang rinci dalam menyusun rencananya. Ini seorang Namjoon, target besar Sword yang bahkan Charles sendiri merasa terancam jika mendengar namanya. Apa ini? Elena mendadak merasa ada yang janggal. Bersamaan ia merasakan kebingungan dengan mata yang bergetar, Yoongi sudah kembali berbicara dengan teleponnya.
"Aku baru menelponnya beberapa menit lalu," kata Yoongi dengan dahi mengerut serius, sedangkan tangannya terlihat menyimpan pistol itu pada rompi dadanya, "Apakah bisa kau melacak ponselnya yang mati? Aku yakin ponsel Namjoon mati karena aku mendengar suara hantaman yang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane | ✔️
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN DENGAN VERSI LEBIH BARU DAN PENAMBAHAN CERITA 2 KALI LEBIH PANJANG😊] Apa yang kau ketahui tentang dunia ini? Namjun berpikir jika dia belum sepenuhnya mengerti banyak hal. Apa yang kau pikirkan mengenai pendapat orang? Namjun bera...