Preview Novel Version

4.1K 369 33
                                    




Haloo Arcaners, kali ini aku datang kembali ke lapak ini sambil bawa preview Arcane untuk versi novelnya. Untuk versi wattpad Arcane itu hanya sampai part 21, sedangkan versi novel itu sampai 33 part. Jadi udah bisa dibayangkan itu nambah 12 part, tapi hanya dari angka. Sejujurnya aku menambah cerita ini hampir dua kali lipatnya muhehehe.

Terlebih karakter Namjoon dan Elena aku perkuat lagi, bahasa yang digunakan juga mengalami perombakan juga.


Kalian bisa mengintip judul Arcane novel version di bawah ini, banyak yang beda kan? wkwkwkwkwk. Bahkan pertemuan Elena dan Namjoon aja udah beda setting banget!

Jadi, ini adalah sebagian preview Namjoon dan Elena kali pertama bertemu di versi novelnya, dan ini ada di bab 3 Benjamin Upper (Dan bukan full part ya, panjang banget soalnya) Feel the different!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jadi, ini adalah sebagian preview Namjoon dan Elena kali pertama bertemu di versi novelnya, dan ini ada di bab 3 Benjamin Upper (Dan bukan full part ya, panjang banget soalnya) Feel the different!





[...]

Terkadang, Namjun beranggapan jika pesta-pesta anak muda yang ia lihat di televisi terasa berlebihan atau dibuat-buat. Tidak. Jelas Namjun meragukan hal itu, karena apa yang terjadi lebih dari itu. Kursi-kursi terisi, sofa lembut dikuasai oleh gadis-gadis seksi, botol-botol dingin berdiri di tengah meja, dan sebuah tempat yang paling atensi seakan sengaja di isi oleh berbagai macam teriakan senang. Itu adalah kolam renang, terlihat berasap tipis, begitu benderang airnya, beberapa mahasiswa seakan menikmati cumbuan, dan lompatan dengan semburan air hanya untuk menarik perhatian. Pesta yang mengangumkan.

Beberapa sapaan Namjun terima dari orang saat ia mengambil sebuah gelas merah berisi air berwarna coklat bening. Mungkin cola, tapi Namjun sedikit meragukannya. Ia hanya memegangnya, menyesap tipis guna memberikan gestur yang tengah menikmati pesta. Franz menyapa tentu saja, dan Namjun sudah mendapati dirinya dikelilingi oleh mahasiwa lain sebelum suara sorakan menggema, tepukan meriah ditunjukan untuknya, bersaingan dengan debum musik dan lampu warna-warni yang ramai. Bukan hal yang susah bagi Namjun untuk mengikuti suasana, karakternya yang ramah dan sangat pintar menempatkan posisi jelas tidak menyulitkannya sama sekali—dalam keadaan apapun.

Tidak banyak pohon di sini saat Namjun mengamati, tetapi pot-pot dengan tanaman tinggi seakan rindang untuk dilihat di siang hari. Koridor pada bangunan yang mengelilingi atap mewah ini juga tidak semuanya ramai, tetapi lampunya tidak dimatikan—terang dan hangat, klasik. Saat Namjun menoleh sedikit lebih jauh, ia memiringkan kepalanya singkat untuk melihat ke arah belakang satu-satunya bangunan yang membelah luasan atap ini.

Ya, sepertinya Namjun membutuhkan ketenangan untuk berkutat dengan catatannya. Maka, setelah meletakkan kembali gelas penuh yang ia pegang, Namjun membawa tubuhnya gesit dan natural untuk menghindari kerumunan. Bahkan, tidak menyadari ada seseorang yang tengah melihat dan nyaris menyerukan namanya.

             Kebisingan itu seakan tertinggal di belakang punggungnya saat Namjun merasa paru-parunya lebih lega untuk menarik oksigen. Sekarang ia baru menyadari jika sejak tadi ia menghirup aroma alkohol dan asap rokok yang cukup kuat hingga pembauannya nyaris mati rasa. Ada sebuah kursi kayu di dekat kolam renang lain yang memiliki ukuran lebih kecil. Kedua matanya bisa melihat jelas keramik berwarna coklat keemasan yang bertuliskan Benjamine Upper pada dasar lantainya, terbias tipis saat beberapa guguran daun terjatuh pada permukaan air.

Arcane | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang