06| Alluring

23K 2.8K 735
                                    

Voter ke berapa untuk mendukung NamjooNa di part ini?
Arcane tidak ada jadwal apdate ya, aku bakal update kalau ada waktu luang. Tapi aku usahakan untuk up seminggu-sepuluh hari sekali. Ayok, yang rame antusiasnya, biar aku semangat terus buat nulisnya. 🌚🌚🌚

Namjoon memang sesekali singgah di restoran Korea yang berdampingan dengan kedai pizza langganannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Namjoon memang sesekali singgah di restoran Korea yang berdampingan dengan kedai pizza langganannya. Setidaknya, ia memiliki pelampiasan ketika lidahnya merindukan masakan rumah. Dan kaki ayam tanpa tulang adalah salah satu menu yang ia sukai, walaupun di sini harganya nyaris menyentuh angka tidak masuk akal—mahal dan mengikis ketebalan dompet jika di sandingkan dengan beberapa botol soju rasa buah.

Tetapi, menikmati permulaan malam bersama Elena di bawah guyuran lampu gantung dan kepulan aroma gochucang dari tengah penggorengan panas, bukan hal yang buruk. Atau setidaknya ada satu atau dua hal yang, yaa...cukup menghela napas ketika di lihat.

"Sepertinya aku mengacau untuk kedua kalinya," sesal Namjoon bersamaan menggaruk belakang kepala yang tidak gatal. Merasa tidak enak lantaran menumpahkan satu gelas tinggi soju hingga tumpah ke atas meja. Jangan lupakan insiden gunting bedah dan bra hitam Elena yang menggoda.

Gadis yang berakhir mengusap meja terkekeh lirih, "Tidak apa-apa, kau tidak sengaja, Joon." mata coklat Elena melihat Namjoon cukup dalam sebelum menyingkirkan tisu yang telah basah itu ke tempat sampah di bawah meja.

"Aku akan mengambil tisu lain," ucap Namjoon bersamaan beranjak dan pergi mengambil barang yang ia kehendaki di samping meja kasir.

Sesungguhnya Namjoon sudah mewanti-wanti diri sendiri untuk menghindari apa itu sebuah kecerobohan di hadapan seorang wanita—terlebih Elena. Tetapi, memang sifat dasar 'tidak sengaja yang terkadang berujung rasa sial' itu tidak dapat ditinggalkan di balik selimut begitu saja. Anggaplah Namjoon beruntung atau Elena yang sial, cipratan air itu berhasil membasahi kemeja putih elena dan celana hitam yang ia kenakan. Atau jika di putar keadaannya, Namjoon yang sial lantaran kemeja Elena semakin terasa tembus pandang karena basah.

Setelah berdiri dekat dengan meja dan meletakkan kotak tisu baru, Namjoon melepaskan jaket coklatnya dengan jantung cukup berdebar. Gila, fokusnya terbuyar kemana-mana ketika Elena mendongak, "Gunakan ini untuk mengeringkan bajumu," ucap Namjoon .

Elena menarik senyum, mendorong uluran jaket Namjoon dengan sopan, "Naah, it's okey, Joon. Aku baik-baik saja."

Iya, Namjoon paham air soju tidak menyebabkan reaksi serius dan Elena jelas baik-baik saja. Tetapi pandangan Namjoon yang berubah tidak baik-baik saja. Ia tidak ingin sepanjang acara melahap makanan, ia jadi ingin melahap yang lain juga. Oke, itu berlebihan. Maka merasa ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi, Namjoon bersikeras dengan senyuman kelewat lembut, "Percayalah El, tolong gunakan jaket ini untuk menutupi bajumu yang basah," ucapnya bersamaan meletakkan jaketnya pada paha Elena, "Suhu cukup dingin, dan kurasa membuat tubuhnmu tersiksa udara malam bukanlah hal yang baik."

Arcane | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang