Hati-hati ada bulan gosong. 🌚🌚🔞
Be Wise!Jadi, voter keberapa setelah sekian purnama Arcane update?
"You like it rough, El?"Punggung Elena terasa dingin menempel erat pada dinding kamar mandi. Suara gemericik air pancuran bersinergi dengan sengal napas, suara panas dan juga alunan lain yang tengah semangat memantik di bawah sana.
"Yes," kata Elena dengan desahan dan ekspresi terengah sempurna di sana. "Emm! Right there, Joon!" pekiknya ketika Namjoon menjangkau titik paling memabukkannya di dunia. Tangannya sudah mencengkeram pundak Namjoon dan sebelah lagi melingkar pada punggung gagahnya hanya untuk mengais kekuatan.
Elena sendiri sudah menyangka jika Namjoon itu memang tidak bisa diremehkan dalam banyak hal. Dalam pemikiran, menganalisis atau bahkan memaksimalkan kelebihan kecerdasan yang Tuhan berikan padanya. Tetapi, Elena tidak menyangka jika Namjoon bisa mendominasinya sejauh ini.
Mendengar hal itu, Namjoon jelas bergerak lebih cepat, serampangan, dan menahan sebelah kaki Elena dengan cengkraman kuat. Sedangkan Elena hanya bisa mendongak, mengontrol sengal dadanya yang terasa percuma ketika rintikan air hangat dari pancuran shower tidak berhenti mengguyur keduanya. Sial! Jika matanya terus-terusan bersaksi bagaimana Elena melenguh di depannya seperti ini, Namjoon tidak yakin jika sesi ini akan cukup.
Elena seketika merasa perutnya kaku, seakan sebuah simpul tiba-tiba terbentuk di sana, sedangkan Namjoon juga sedikit banyak merasakannya karena ia tertelan semakin jauh, semakin erat dan semakin panas. Elena lantas mengalungkan kedua tangannya pada leher Namjoon ketika ia merasakan pinggangnya teremat begitu erat, bergairah dan tidak tertahankan setengah mati.
Dorongan Namjoon semakin cepat, suara beratnya menggeram terang-terangan di samping rungu Elena.
"El..." desah Namjoon bersamaan mendaratkan gigitan kecil dan hisapan kuatanya pada sisi leher Elena.
Jika Elena boleh memilih, dia tidak akan pernah menyesal jika harus melalui malam panas seperti ini setiap saat dengan Namjoon. Sentuhannya, bisikannya, rayuannya, gerakan cepatanya, seakan mampu menempatkan posisi wanita pada level tertingginya. Seolah-olah, Namjoon memberikan tempat dan mendoktrin pemahaman jika wanita dan kenikmatan dunia itu adalah salah satu anugrah yang wajib dinikmati dan disyukuri. Anehnya, hal itu tidak membuat Elena merasa aneh dan membenci, malah membuatnya semakin takjub bagaimana Namjoon bisa menghargai dan memperlakukan setiap inci tubuhnya dengan penuh efeksi.
Maka, bersamaan dengan pipi, telinga dan ujung bibir Elena yang memerah padam, desahan kuat tersaring pada rungunya, Namjoon memberikan tempo terbaiknya hingga ia sampai pada puncak. Memaksa Elena memekik dan melengguh panjang saat ia merasa lelehan hangat itu seakan memenuhi dengan suka rela—remangnya benar-benar tidak tertahankan
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane | ✔️
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN DENGAN VERSI LEBIH BARU DAN PENAMBAHAN CERITA 2 KALI LEBIH PANJANG😊] Apa yang kau ketahui tentang dunia ini? Namjun berpikir jika dia belum sepenuhnya mengerti banyak hal. Apa yang kau pikirkan mengenai pendapat orang? Namjun bera...