Haruskah menjawab ucapan sehun? Lagipula siapa dia? Mengapa harus menurutinya?
Sekalipun sosok yang pernah menjadi pahlawannya jelas saja ella memang tidak memiliki kepentingan disini, melepaskan beban yang ia pikul 5 hari terakhir saat menginjakkan brooklyn, ini waktu yang ia tunggu2. Pergi dari kota yang tidak sepantaskan ia berada disini. Brooklyn bukan tempatnya, brooklyn juga tidak berpihak padanya. Lalu untuk apa?
Mengubur dalam2 mimpinya tentang study dan hidup di negara paman sam adalah pilihan terbaik dan mudah untuknya saat ini. Tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya.
Sehun? Ia hanya pria yang baru kukenal, sama seperti brooklyn.
"Ini tidak seharusnya terjadi, mari berhenti disini" tegas ella.
Ya tidak seharusnya ia menginjakkan kaki dibrooklyn mengikuti ayahnya yang jelas2 dari dulu tak memperdulikannya mengapa bisa mempercayainya begitu saja?
Katakan ella bodoh, bukan.. ia hanya lemah dengan perasaannya yang begitu merindukan sosok ayah orang tua satu2nya yang masih hidup tapi terasa sudah mati belasan tahun yang lalu.
Jika saja ia tetap menganggap ayahnya sudah tiada, tidak akan ada luka ini, juga tidak akan ada sehun dihidupnya.
Tidak memerlukan alasan juga tak mendapatkan alasan mengapa ia harus tinggal? Sehun diam tanpa kata lagi dihadapannya menggigit ibu jarinya sambil bersilang dada.
Ia sudah yakin ella tak mungkin mengindahkan permintaannya, apa yang bisa ia jamin saat ia saja pernah melukai dan melecehkan ella secara terang2an. Jawaban ella sangat dapat dimaklumi olehnya.
Menghela nafas menatap sehun yang bungkam ella bangkit merapikan gumpalan2 kain bekas tidurnya disofa. Waktu sudah masuk subuh, tak akan ada jawaban dalam bungkam, ella bergegas mengambil baju miliknya dan siuh berganti dari pakaian yang sehun pinjamkan.
Terlalu sakit kenyataan yang ia dapat dari kota asing ini membuat dirinya benar2 tak memikirkan hal lain selain harus bergegas pulang. Ya pulang, korea rumahnya.
Ella
Aku sudah putus asa dengan kehidupan ini hanya dalam waktu 5 hari, tapi dalam waktu yang lebih singkat aku merasa berharga saat.... dia sehun... mengulurkan tangannya dalam sekaratku, saat ia memelukku disela tangis piluku, dan saat ia menanyakan apa aku baik2 saja dengan suara saritnya. Juga saat ia memintaku untuk tinggal?Singkat, tapi percayalah.. siapapun itu akan jatuh hati padanya. Tatapan tajam dan bibir tipis yang melekat pada wajah tampannya juga proporsi tubuh atletisnya dengan pesona dinginnya menyempurnakan sikap tulusnya. Lelaki yang masih belum kutahu bagaimana jati dirinya sebenarnya. Aku belum bisa mengatakan bahwa dia sempurna meski sudah terlihat begitu.
Aku harap dapat bertemu dengannya lagi di waktu yang lebih baik.
*****
Sehun
Pikirannya memecah saat bibirnya tak bisa mengucapkan apapun dihadapan ella saat itu. Membiarkannya pergi atau sebaliknya? Pembunuhan berencana yang akan dilakukan jung kyu ayahnya terhadap ella dan kakeknya, apa ella akan mempercayai alasan itu ?Jika dia ella baik2 saja setelah ini, itu tak berdampak apapun padaku. Tapi jika hal buruk datang menimpanya setelah ini, aku akan sangat merasa bersalah untuk itu.
Aku membencinya, tapi juga kasihan padanya. Kedua perasaan itu saling mendominan sekarang.
*****
Keluar dari toilet dengan pakaian rapinya ella melihat sehun masih berdiri dengan posisinya yang tak berubah sama sekali. Menghampiri sehun dengan menggenggam baju tidur berwarna monokrom dengan aksen checkerbox merek brand ternama louise vuitton yang sehun pinjamkan, "Aku membawanya sebagai kenang2an" ucapnya sambil memasukkan baju itu bersama dengan barang2nya dihadapan sehun tanpa segan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONDER | OSH - Oh Sehun (REVISI)
Fanfiction🇰🇷Seoul - 🇺🇸Brooklyn Oh sehun berubah menjadi pria dingin semenjak kematian dua orang yg paling berarti dihidupnya. Jung Ella gadis ceria pemberani berubah menjadi lemah dan putus asa setelah bertemu dengan oh sehun. Bahkan lukaku belum sembuh...