13. Life for life

323 22 7
                                    

Part cukup panjang jangan bosan:)


'-******-'

Ella
Setelah banyak aku berbicara dan menangis, lagi-lagi sehun membungkam seperti biasanya, apa aku hanya sebuah tontonan?

Aku tak tahu apa yang dipikirkannya. Dia memang terlihat sedang merenung sambil menatapku. Aku tidak sedang menyuruhnya memilihku atau kekasihnya. Sudah pasti aku yang harus pergi.

Aku tertunduk.. tak sanggup menatapnya dengan air mata ini. Aku malu pada diriku. Mengapa aku jadi menyusahkan begini? Pada seseorang yang bukan siapa-siapaku.

Apa aku berlebihan? Apa ucapanku terlalu membebaninya? Lalu pada siapa lagi ?

Keheningan ini tidak memberikan jawaban. Waktu terus berjalan, mungkin besok stacy akan datang kembali untuk menjemputnya.

Satu hari pasti cukup untuk berpamitan saja, begitulah sekiranya bagi stacy.

Stacy datang untuk menjemput dan mengantarku pulang dan meminta maaf secara langsung kepada keluargaku. Namun aku menolaknya dengan alasan aku harus berpamitan dengan sehun terlebih dahulu.

Mengapa tiba-tiba begini? Aku hanya bertanya adaapa? Dia hanya meminta maaf dengan raut sedih dan merasa sedang mempermainkanku katanya.

Aku tidak sedikitpun berniat mengatakan apapun kepada stacy tentang ayahku, tentang apa yang telah dilakukannya padaku dan menjadikan itu alasan aku tak mau pulang.

Aku hanya butuh sehun saat itu, saksi hidup tentang apa yang terjadi antara aku dan seseorang yang kusebut ayah.

Lagipula aku masih membutuhkan banyak penjelasan dari sehun tentang pembunuhan berencana yang ayahku buat katanya, hingga sekarang hal itu terus menghantuiku.

Namun susah sekali bertemu dengannya meski kami tinggal bersama. Banyak hal yang belum kudapat jawabannya, namun banyak pertanyaan baru sudah datang lagi..

Sehun akan menikah? Wah aku benar-benar seperti dipermainkan.

Apakah percintaan begitu rumitnya dalam kehidupan konglomerat?

Aku butuh jawaban, jangan memelukku dan mengucapkan kata maaf membuatku diam tenang, atau tiba-tiba pergi meninggalkanku dengan wajah bengis membuatku diam takut. Kedua itu adalah hal yang berbeda rasa namun sama-sama tak memberi jawaban.

Jadi tolong kumohon kali ini bicara yang benar, oh sehun.

Sehun
Mengapa aku tidak bisa bicara saat melihatnya menangis? Awalnya aku benci sekali melihatnya menangis.. seperti tak pantas saja karena mengingat kisah lama.

Namun hari ke hari.. aku mewajarkan tangisnya. Bahkan aku merasa ingin mendengarkan dan menghapus sedih dan air mata itu. Dia ella tak memiliki siapapun.. Bukankah itu semakin menyedihkan? Aku bisa merasakan kesepian dan laranya. Seperti melihat sosok aku didalam dirinya?

Wajah dengan sisa babak belurnya yang terlinang air mata... Menambah keibaannya. Sudah berapa lama kau menderita? Apa kita memiliki waktu penderitaan yang sama ? Haruskah kita menghentikannya ?

Melihat tawa dan senyumnya tadi...  Bagaikan permata yang terbenam dikedalaman lautan, tak tampak kilaunya namun begitu bertemu mentari... sinarnya memancarkan keindahan. Aku menyukainya.

SONDER | OSH - Oh Sehun (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang