8. Mall

5.1K 849 57
                                    

Selesai ngerjain tugasnya, Jungwon meregangkan badannya sambil berjalan ke luar kamar.

Sekarang udah jam setengah dua belas, niat mau ke dapur ambil minum jadi ketunda. Jungwon ngeliat siluet orang dikegelapan.

Jungwon ambil sapu lalu nyalain lampunya.

"Anjing!" Orang yang lagi minum gak sengaja muncratin airnya sampai beleberan karena kaget, nengok, "Jungwon?" Panggilnya kaget.

"Abis ngapain lo? Gue cepuin Bunda ah." Jungwon udah mau balik badan, tapi Nicholas tahan.

"Jangan!" Nicholas celingukan, kamar Bundanya sebelah dapur soalnya.

"Terus itu apaan lagi? Badan isinya plesteran doang," Kata Jungwon sambil colek lebam diperut Nicholas yang lagi shirtless.

"Muka udah buluk juga masih aja suka gelut." Cibir Jungwon sambil jalan ngambil minum. Sebenernya gak sekali dua kali Jungwon nyiduk abangnya pulang udah pada bonyok-bonyok.

Nicholas dengan pelan buka-bukain plesternya, Jungwon ambil es batu sama kain kecil bersih.

"Sekarang siapa lagi? Si bibir-bibir itu?" Tanya Jungwon sambil ngompres muka Nicholas.

"Iyalah, sape lagi emangnya." Keliatan dengki banget mukanya.

Kalo ada waktu senggang, biasanya entah Jungwon atau Nicholas suka saling bagi cerita.

Misalnya yang Nicholas suka Niki, kalo enggak Jungwon cengcengin mereka diem-diem aja. Nicholas cupu soalnya, mukanya aja yang sok galak.

"Tuh muka napa lagi?" Tanya Nicholas liat Jungwon yang masih kompresin mukanya. Gak terlalu kentara sih. Matanya Nicholas emang ajaib.

"Ribut sama—"

"Ya ampun kalian ngapain?!" Jungwon sama Nicholas kaget, panik, Bunda tiba-tiba datang.

"Nicholas, badan sama muka kamu kenapa?" Tanya Bunda khawatir sambil nangkup muka bonyoknya.

Nicholas lirik-lirik Jungwon minta bantuan, "Jatoh dari motor katanya Bun, gagal nyalip." Jawab Jungwon sambil nyengir. Nicholas melotot.

"Kenapa harus pake nyalip-nyalip? Kalo nanti tabrakan gimana?" Bunda sentil dahi Nicholas.

"Kamu juga ngapain ikut ngompres-ngompres muka?" Bunda memicingkan matanya curiga.

"Ya gak papa Bun, enak dingin." Jungwon lepasin kompresannya, ambil es batu yang baru.

Bunda bantu kompresin badan Nicholas juga, yang di kompresin deg-degan parah.

'Gimana nih kalo sampe ketauan, motor—'

"Bunda kira kamu balapan atau tawuran. Kalo iya, Bunda ambil motor dan semua fasilitas kamu." Sengitnya.

Nicholas ketawa canggung, dia kan temennya malaikat maut, tawuran sama balap gak ada apa-apanya. Ibarat udah punya tiket vip kematian.

Harapannya cuman satu, jangan sampai Jungwon cepu.

•••

Jungwon yang abis dari kamar mandi naik ke atas kasurnya, niatnya di hari Minggu ini cuman mau reba—

"Uwon! Temenin gue ke Mall ayok!" Sunoo dengan suara melengkingnya tiba-tiba nongol di pintu kamarnya. Jungwon mendelik malas, narik selimut sampai nutupin kepalanya.

"Buru ish!" Sunoo guncang-guncang, pukul-pukul, teriak-teriak di telinganya, tapi nihil.

"Bangun atau poster Park Jeongseong lo gue bakar?" Jungwon melotot, bangun lalu rebut posternya dari tangan Sunoo.

"Atas dasar apa lo mau bakar bebeb gue?!" Jungwon was-was sambil meluk posternya. "Ya makanya buru! Penting nih." Delik Sunoo. Jungwon mendelik, lalu jalan ke kamar mandi.

Selesai mandi dan siap-siap, Sunoo langsung tarik tangan Jungwon.

"Bunda, Jungwon nya Sunoo culik dulu ya hehe. Kita berangkat." Bunda cuman geleng-geleng heran.

Sesampainya di Mall, karena ya, sekarang hari Minggu, tempatnya rame banget.

Jungwon diem aja ketika ditarik kesana-kemari sama Sunoo, padahal niatnya cuman mau beli sepatu buat nanti lomba, tapi,

"Lo pake ini deh, cocok banget."

"Ih ini bagus sama lo, pegang."

"Hoodie nya lucu, beli yuk biar kembaran."

Hng

Jungwon ngikut-ngikut aja, kedua tangannya penuh pegang tas belanjaan. Sunoo yang ngajakin beli, tapi malah semua barang dia beliin buat Jungwon. Anak CEO emang beda, hobinya ngajak shopping mulu. Enak sih, jadi suka di traktir.

"Noo, sadar gak sih kita udah puterin ini Mall berapa kali? Pegel anjing, gue capek, laper." Keluh Jungwon, Sunoo ketawa pelan, "Ayok, gue lagi pengen bakmie nih."

Jungwon iya in aja, orang dia bangun tidur langsung di ajak jalan, gak sempet sarapan dulu.

"Btw Won, Kak Jay ikut taekwon kan?" Tanya Sunoo, Jungwon ngangguk, "Emang napa?" Jawabnya dengan mulut penuh.

"Enggak, kemaren pas gue istirahat mau ngantin, gue liat anak basket plus abang lo lari-larian gak kalem kayak burok. Lo tau?"

Jungwon mengernyit, "Kemaren dia gak dateng latihan, kata Bang Heeseung dia udah pulang dulu— eh?"

'Kalo sama Nicholas, apa berarti dia ikutan lawan si bibir-bibir juga?'

Jungwon sekedar tau doang kalo Jay se geng sama abangnya, sisanya gak perduli. Walau sekalinya Nicholas cerita tentang temen gengnya suka detail banget, si Jake kalo tidur ngorok lah, apalah, dan segala rupa.

"Abang lo gak ada cerita apa-apa? Padahal gue penasaran banget." Cemberut Sunoo.

"Eh Won, gue ke kamar mandi dulu, lo tunggu sini. Awas ninggalin lo!" Jungwon cuman kasih ok sign.

Jungwon keluarin hp nya,

Jungwoni
Bang, kemaren lo perang sama siapa aja? |

Tapi gak dibales.

Gabut, Jungwon nontonin orang yang lalu lalang sibuk belanja, sampai matanya melihat sesuatu.

Satu cowo pake topi yang diwajahnya banyak tempelan plester, satu cewe yang asik gelayutan di tangan si cowo, dan dua cewe dibelakangnya.

"Shit,"

Jungwon buru-buru nunduk, jangan sampai mereka liat Jungwon.

Dan sialnya, mereka malah masuk dan duduk di meja samping meja Jungwon.

"Jungwon, balik yuk, Papa gue bentar lagi mau berangkat ke Jep— Won?" Sunoo mengernyit saat Jungwon membentuk wajahnya sedemikian rupa, sampai akhirnya menghela napas sambil menaruh sebelah telapak tangannya di muka.

"Jung.. won?"

"Hah?"













Jungwon to Sunoo, ikan hiu makan tomat:)

Gak tau ngetik apaan, panjang tidak karuan. And yash, double up!

TAEKWONDO [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang