10. Halu

5K 884 62
                                    

Jungwon merutuk sambil membuka lemarinya.

"Kata siapa lo boleh masuk?!" Jungwon mendelik, Jay dengan santai merebahkan tubuhnya di atas kasur Jungwon. "Santai aja sih, kek anak perawan mau di nga— aduh!"

Jay meringis, Jungwon melemparkan tas— yang tempo hari di bawa pulang Jungwon— ke perut Jay.

"Tuh tas lo, gak sengaja gue banting kemaren. Moga aja laptop lo rusak." Jungwon berjalan dan duduk di ujung kasurnya.

Jay buka tasnya. Isinya masih sama, laptop, chargeran, kaos item tipis yang kusutnya minta ampun, sama baju taekwondo nya.

"Latihan kapan lagi?" Tanya Jay sambil sleting-in balik tasnya.

"Latihan wajib Jum'at, Sabtu sama Minggu. Kalo yang sempet ya bisa tiap hari." Jungwon ikut rebahin badannya di atas kaki panjang Jay. Jadi punggung Jungwon nindih betisnya Jay gitu.

"Waktunya tinggal 2 minggu, dan lo baru masuk beberapa hari lalu. Mana acara pertama pake bolos-bolosan, gelut aja terus sampe tu muka kera jadi mirip simpanse." Cibir Jungwon.

"Gue juga tiap hari sih, wajibnya Rabu, Sabtu sama Minggu."

"Siapa?"

"Ya gue lah—"

"Yang nanya." Jungwon senyum miring sambil jalan, duduk di kursi belajarnya.

"Anj—"

"Jungwon, ayo— eh, kamu temennya Nicholas kan?" Bunda tiba-tiba dateng, Jay buru-buru bangun, berdiri. "Ayo ikut makan bareng di bawah, masakannya udah siap semua. Yuk ikut turun," Tak menunggu jawaban, Bunda tarik tangan Jay yang cuma ngangguk-ngangguk kaku.

Jungwon mendelik, cemberut, terus ngikut dibelakang.

"Kebiasaan, anaknya yang mana sih?" Omelnya pelan.

Di sela makan, Jungwon cuman nyimak obrolan Bunda–Jay–Nicholas. Dan gak ditanya sama sekali.

"Ck," Ketiga orang di meja noleh ketika Jungwon berdiri. "Jungwon duluan, ada yang musti di kerjain," Jungwon senyum sekilas, dan melengos saat melihat Jay.

Pas udah gak keliatan, Jungwon jalan sambil mencak-mencak. Padahal cuman hal sepele, tapi mood nya langsung anjlok gitu aja.

"Siapa yang anaknya siapa?"

Jungwon rapiin kasurnya gak kalem, semuanya di gabruk-gabruk. Narik kursi belajarnya sampe jatuh.

Liat tas Jay yang disimpan di atas mejanya bikin mood nya tambah ancur.

Jungwon ambil tas nya, lalu di angkat tinggi-tinggi.

"Ngapain?"

Jungwon noleh, natap orang di depannya tajam. Tangannya lepasin tas Jay. Jatuh.

Jay hela napas sambil pijat pangkal hidungnya. "Lo tuh—"

Jay nyamperin Jungwon, ambil tasnya, lalu ngeluarin isi tasnya satu-satu.

Smirk, "—Kalo mau rusakin barang gue, periksa dulu isinya." Jay ngomong sambil jalan ke arah kasur. Jongkok dan ambil sesuatu di bawah kasurnya.

"Itu—"

"Lain kali lebih teliti, isi laptop ini lebih gede dari uang jajan lo selama 5 tahun." Jay masukin laptop ke tasnya.

"Besok gue jemput," Jay senyum tipis, tepuk-tepuk pucuk kepala Jungwon, dan pergi gitu aja.

Jungwon diem, shock, mukanya merah. Lalu duduk di lantai sambil jambak-jambak rambutnya sendiri sampai akhirnya diem dan ngusap pelan pucuk kepalanya.

Buru-buru Jungwon kunci pintunya dan rebahin badannya di atas kasur. Tapi, Jungwon gagal fokus. Parfumnya.. masih nempel di sprai kasur.

Gigit bibir bawahnya, "Bunda, mau nangis."

•••

Paginya beneran Jay jemput, mereka berdua sama sekali gak ngomong. Jay bingung ini anak kenapa diem aja, sedangkan Jungwon masih kepikiran adegan semalam.

Bohong kalo Jungwon bilang dia gak baper. Gimana pun Jungwon itu punya perasaan juga, apalagi, ini seorang Jay. Literally, siapa sih yang gak mau sama dia?

Jungwon.

Buat sekarang, gak gau nanti sore.

Tapi sekarang udah sore, Jungwon belom suka juga.g. Malah mereka berdua lagi hantam di atas matras.

Latihan taekwondo maksudnya.

Dan gak disangka, hasilnya seri. Dua-duanya sama-sama tangguh.

"Lo beneran gak bisa ngikut taekwon ya? Karena udah di basket?" Tanya Yohan. Jay ngangguk, "Jadwal harinya sama, mepet." Yohan sedikit menyayangkan sih. Jungwon nyimak.

"Sekian buat hari ini, jangan lupa jaga kesehatan." Akhir kata dari Yohan menutup kegiatan latihan hari ini. Semuanya bubar.

Cukup lama Jungwon diam di depan pintu, sampai akhirnya memutuskan keluar. Jungwon celingukan sambil lari-lari kecil.

"Jay!" Jungwon menemukan oknum yang di carinya sudah membuka pintu mobilnya.

"Tunggu! Woi bentar jan dulu masuk!" Jungwon lari makin cepet, Jay keluar dari mobilnya.

"Hah, bentar," Jungwon berkacak pinggang sambil menengadahkan kepalanya.

"Tadi pagi Bunda gue nanyain taperwer yang kemaren gue kasih ke lo. Gue mau—"

"Jay, jadi pulang bareng gue kan?" Jungwon noleh, tiba-tiba Tzuyu datang dan langsung bergelayut di tangan Jay. Jay noleh ke Jungwon, "Gimana?"

"Ah itu, gak jadi. Gue balik—"

"Masuk."

Tzuyu sumringah, lalu masuk kedalam mobil Jay. Jay masih diem.

"Masuk." Ucapnya lagi, terkesan dingin dan cuek. Jungwon melihat sekitarnya, banyak orang yang memerhatikan interaksi mereka berdua.

"Ke gue?" Jungwon menunjuk dirinya sendiri.

"Jay, ngapain sih?" Tzuyu menurunkan kaca mobil menunjukkan wajah kesal.

Jay berdecak lalu membukakan pintu mobil, "Masuk," Ucapnya, intonasinya sedikit meninggi. Jungwon mau gak mau masuk aja.

"Kok dia ikut juga?" Tzuyu tak terima, tapi Jay diem aja.

Jungwon bodo amat, dia mainin hp nya sambil sesekali ngeliat keluar. Gak lupa pake earphone supaya tidak mendengar suara bisikan setan.

Tapi mobil tiba-tiba berhenti, "Tunggu bentar ya, cuman mau ngambil barang doang kok," Jay berdeham.

Begitu Tzuyu masuk ke dalam tempat tujuannya, Jay langsung tancap gas bikin Jungwon limbung ke depan dan terantuk kursi di depannya.

Jungwon mau marah gak jadi, Jay tiba-tiba ketawa kenceng bikin merinding. Ini si Jay kesambet apa gimana?

"Apaan sih? Lo nyeremin setan." Was-was Jungwon, Jay berenti ketawa, "Dipikir-pikir lo tegang banget tadi, kenapa?" Jay ngintip di kaca spion sambil nyengir.

"Sialan lo, bisa-bisanya." Jungwon menoyor kepala Jay. "Pacar lo tadi gimana? Lo tinggalin gitu aja, sinting."

"Ralat, kita," Sanggah Jay, Jungwon mendelik.

"Btw ini dimana? Lo bawa gue kemana Jaylani?" Jungwon ngeri-ngeri panik, mereka masuk kawasan perumahan, sepi, rumahnya gede semua.

Sampai akhirnya mobil berhenti di depan satu rumah, "Jay, balik Jay. Gak usah halu plis."

'Jangan-jangan si Jaymet anak DPR?'










Suka banget sama nama fandom ENHYPEN, lucu, walau pas pertama bingung gimana cara bacanya wkwkwk

Enjoy, ENGENE❤️

Btw, Mama kalian sama gak si kayak Bundanya Uwon? Kalo aku si, sama:'

TAEKWONDO [Jaywon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang