Beautiful Goodbye [Tiga]

173 16 0
                                    

"Ra! Noora!" panggil kakakku, Violet dari balik pintu. Aku yang sedang mengerjakan beberapa tugas ospek menoleh, mendapati Kak Violet yang sedang menjinjing sebuah kresek hitam. "Nih seblak pesanan lo," ujarnya.

Tanpa ba bi bu aku langsung bergerak meninggalkan kumpulan perkamen-perkamen itu menuju kakakku yang sudah pergi ke meja makan. Ia menatapku dengan tatapan bingung sembari meneguk segelas air putihnya. "Heran deh gue, setiap hari makannya seblak mulu. Apa enaknya sih makanan begituan?"

Aku menelan sosis yang dipotong-potong kecil itu sebelum menjawab pertanyaan kakakku yang kesekian kalinya setiap ia melihatku makan seblak itu. "Lo kan tau gue seblak mania, Kak. Pokoknya menurut gue seblak itu makanan yang dibuat manusia paling sempurna dan paling enak!"

Kak Violet mengendikkan bahunya heran, meninggalkanku sendirian di meja makan. Aku melanjutkan makan makananku tanpa ambil pusing dengan reaksi gadis itu. Namun, kunyahanku berhenti. Aku menatap seblak ini dengan lekat-lekat, lalu sebuah bayangan muncul di benakku. Bayangan Kak Agam.

"Kak Agam suka seblak nggak ya?" batinku, miris.

***

Hari menjelang sore. Aku sedang duduk bersantai setelah selesai mengerjakan beberapa tugas yang harus dikumpulkan besok. Kakiku yang sebagian tercelup dinginnya air kolam mulai bergoyang-goyang dengan suara cipratan yang terdengar sedangkan tanganku sibuk memainkan ponsel. Aku kembali mengetik username Kak Agam. Mataku membelalak. Bagaimana tidak? Baru kemarin aku melihat followersnya hanya 800an dan kini berubah menjadi hambir 1300 followers. Gila gila gila! Ini sih lebih mantul daripada harus ikut endors! Banyangkan tak sampai dua hari naikknya bisa 400++ followers!

Aku memandang salah satu fotonya yang sedang berada di puncak gunung. Ia sedang memakai jaket tebalnya dengan sebuah topi di kepalanya. Lelaki itu memegang papan bertuliskan gunung yang ia daki beserta jaraknya hingga seseorang mengangetkanku dari belakang. "Apaan sih Ca!" teriakku pada Caca, adik bungsuku yang duduk di bangku SMP.

"Hayoo liatin siapa Kak?" godanya cengengesan tidak jelas

"Apaan sih lo!" teriakku cepat. Namun, tiba-tiba saja ponselku berbunyi. Aku segera mengeceknya dan mulutku menganga tak percaya. "Caca! Gara-gara lo kan kepencet like! Mana dipostingan terakhir pula!" pekikku kesal sedangkan Caca hanya menjulurkan lidahnya, mengejek.

Akhirnya demi menyingkirkan perasaan aneh dan pikiran yang tidak-tidak, aku memfollow akun Kak Agam beserta menyukai semua postingannya agar aku tidak curiga jika sedang mengaguminya diam-diam. Lagipula teman-temanku juga begitu kok, pasti ia akan menganggap hal ini wajar.

"Semua ini gara-gara Caca! Awas aja ya lo Ca!" gerutuku sebal sembari menyukai postingan Kak Agam yang hampir 15 foto itu.

Saat aku hendak memencet postingan terakhir, sebuah notifikasi masuk. Aku segera membukanya, hatiku berdetak dengan hebat. Sebuah getaran menyengat manis di jantungku.

Agamzah_ mulai mengikuti anda.

Aku tak salah lihat kan? Bagaimana mungkin seorang Kak Agam memfollow akun sepertiku? Bagaiana bisa?

Aku kembali menatap ponselku. Notifikasinya masih sama. Anjim! Rasanya aku ingin berlarian ke area kompleks sembari teriak-teriak tidak jelas untuk mengutarakan rasa senang ini.

Aku menekan akun Kak Agam, mencari followingnya. Dan sekali lagi, ada namaku di sana. Aku benar-benar tidak percaya jika pada akhirnya aku dan Kak Agam akan saling follow akun instagram. Rasanya seperti menjadi ironmen!

***

Malamnya, saat aku sedang membaca grup kelompokku, tiba-tiba saja ada pesan dari Kak Flora yang membuatku tersentak kaget.

"Disini ada yang namanya Noora?" isi chat tersebut dalam kolom chat grup.

Langsung saja semua temanku mentag diriku. Aku panik, keringat bercucuran di dahi. Pikiranku sekarang sangat buruk, kenapa Kak Flora mencariku? Memangnya aku bikin masalah apa?

Dengan tangan yang gemetar, aku mulai mengetik satu demi satu huruf yang tertera di layar ponsel. "Saya Kak. Saya Noora Amelie," ujarku gugup.

Setelah jawabanku tersebut, Kak Flora tak kembali muncul, membuat perasaanku kian tak tenang.

Aku segera keluar dari grup chat, melihat satu per satu temanku yang ramai mengechatku secara pribadi masalah Kak Flora yang tiba-tiba saja mencariku. Banyak dari mereka penasaran tentang apa yang aku lakukan hingga kakak itu melakukan hal demikian. Padahal aku sendiri bingung, mengapa harus mencariku? Memangnya aku salah apa?

Sebuah nomor tidak dikenal mengirimkan pesan. Jelas aku membukanya. "Noora?" katanya.

Sebelum aku membalas, aku mengecek terlebih dahulu siapa nama pengirim pesan ini. Aku cukup terkejut jika itu adaah Kak Flora. "Iya Kak, saya Noora." jawabku.

"Lo suka seblak ya?"

Aku bingung dengan chat yang Kak Flora kirimkan. Namun, aku memilih mengangguk walaupun Kak Flora tidak mengetahuinya. "Iya Kak. Saya paling suka sama seblak. Memangnya kenapa Kak?" tanyaku gugup. Takut sekali jika kena marah. Namun, dugaanku salah. Apa yang Kak Flora tuturkan jauh dari prasangka buruk yang aku pikirkan.

"Kapan-kapan kalo lo udah di univ kita makan seblak bareng yuk! Gue ada rekomen seblak terenak di sana!"

Jujur. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku kira Kak Flora bakal memarahiku atau apapun itu selain mengajakku makan seblak. Hell, aku sudah hampir jantungan dengan pesan dari kakak itu! Namun, dibalik itu aku senang. Akhirnya aku mendapatkan teman sefrekwensi yang mengetahui bahwa seblak itu memang benar-benar enak.

Sebelum Kak Flora lanjut untuk menceritakan kisahnya dengan seblak, sebuah pertanyaan muncul di pikiranku. "Memangnya Kak Flora tau saya suka seblak dari mana?"

Kak Flora mengetik. Lama sekali.

"Oh, Agam yang bilang."

Jder! Hatiku mencelos. Bingung harus berkata apa.


Hwaaaa siapa yang ngeship Noora sama Agam? Jujur sampe ke tahap ini kalian udah mulai baper nggak sih? Atau masih b aja? Kasih tau dongg maacii

Ini CerpenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang