Part 21

1.7K 293 19
                                    

Happy Reading!


.


.



Sekarang Jimin dalam perjalanan nganter pulang Yoongi. Jaket Jeans miliknya sudah pindah ke pundak Yoongi.

Sayang mantan katanya, jadi berkorban.

Dan karena hasil gerutuan Min Yoongi, sekarang mereka pake satu earphone berdua.

batrei ponsel si gula putih itu sudah habis, buat ponselnya mati total, sedangkan dia tidak suka lakukan perjalanan panjang tanpa sumpal telinga dengan musik, apalagi ini kemungkinan akan memakan waktu perjalanan dua jam paling cepat, karena jalanan juga macet total.

Untungnya earphone itu adalah wireless earphone jadi mereka bisa pake berdua tanpa risih tarik-tarikan.

Sejam perjalanan lebih lama, karena memang disengaja Jimin untuk ambil jalan rute yang lebih jauh. Mau hindarin macet katanya.

Alesan doang memang.

Sejam Yoongi masih ga bosen karena denger lagu-lagu yang memang kurang lebih ga asing juga ditelinganya. Pemandangan juga gonta-ganti. Yang awalnya semua penuh sama pepohonan sekarang sudah mulai ada rumah penduduk walau masih satu dua.

Lama-lama si gula putih dibelakang akhirnya bosan, buat dia jadi ngantuk, dan pilih untuk sandarkan kepalanya dipundak lelaki begundal didepannya.

Angin segar pegunungan masih terasa berhembus lembut tabrak wajah dan rambutnya.

Berkali-kali helm-nya nubruk helm pengendara didepan, pinggul kecilnya juga mulai pegel. Jok motor Jimin bagian belakang memang tinggi.

Jimin yang lagi fokus sama jalan, lama-lama rasa aneh helm-nya ditubruk sudah hampir lima kali. Yang didepan ketuk lutut penumpang dibelakangnya.

"Ngantuk?"

Helm yang berisi kepala Yoongi itu naik turun, ngangguk.

Jimin mangut-mangut, lalu lirik arloji ditangan kirinya. Baru jam dua belas siang dan si gula putih ini dah ngantuk. Ya si Preman kampus heran.

"lo ngapain semalam? Sampe kurang tidur,"

"nemenin lo balapan sampe jam empat subuh itu apa?!" penumpang dibelakang tegakin badan, benerin posisi helm dikepalanya sambil pandangi si pengendara kesal.

si pengendara cuma terkekeh pelan sebagai balasan.

"buru, gue ngantuk"

Mengerti gerutuan Yoongi, tangan kiri Jimin bergerak tarik pelan tangan Yoongi untuk lingkar erat diperutnya.

"pegangan," katanya, lalu injak persneling motornya untuk ganti gigi tambah kecepatan.

Tau laju motor mulai mengencang, Yoongi pun menurut, tangannya meremat kuat kaos hitam polos si Preman Kampus itu.

🌼

Jimin hentikan motornya di depan apartemen dengan lima belas lantai itu. Menjulang tinggi memang, kamar Yoongi ada di lantai enam, Jimin tau itu, bahkan titik kaca kamar Yoongi bisa kelihatan dari depan jalan.

"bangun, dah sampe" si Preman Kampus tepuk betis si gula putih dibelakang, yang sepertinya ketiduran tenang dipundak preman kampus.

"eh iya" Yoongi angkat kepalanya, lalu perlahan turun dari motor, helm dilepas dan dikembalikan ke si pemilik. "makasih" katanya.

"hm, mandi trus langsung tidur ya" balas Jimin

"iya"

Pun, langkah Yoongi berbalik dengan cepat masuk kedalam apartemennya, sedangkan Jimin cuma sunggingkan senyum tipis sambil pandangi pundak kecil Yoongi menghilang kedalam apartemen.

Preman Kampus 2 (MINYOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang