Part 20

1.8K 302 33
                                    




Happy Reading!




















Perlahan Yoongi menunduk, dia ga bisa lihat langsung mata Jimin kalo lagi ngomong soal begini, diam sebentar lalu Yoongi berujar "gue sendiri, masih bingung sama perasaan gue sendiri Jimin, kadang gue kesel, gue pengen ga terima lo, dan ga mau kenal lagi sama lo, karena lo udah buat hati gue hancur berantakan setahun lalu, buat bangun lagi hati ini buat nerima orang lain aja susah, gimana gue bisa nerima orang yang sama, yang udah nyakitin gue?" perlahan air mata Yoongi menetes, dan Jimin tau Yoongi mulai menangis sekarang.

"gue minta maaf Yoon." Jimin ngeraih tangan Yoongi, dan menangkupnya

Karna Yoongi nangis, akhirnya Jimin pindah tempat duduk buat duduk disamping Yoongi, lalu menarik Yoongi buat menangis dalam pelukannya.

Untungnya Yoongi kalo nangis itu suaranya ga keras amat, kalo keras, udah pasti narik perhatian seisi Café.

"Yoon, udah dong nangisnya, gue emang brengsek,"

Tak lama kemudian, waiters datang nganter pesanan makanan mereka, dan Jimin sambil meluk Yoongi, kasih isyarat ke waiters buat taruh makanan mereka di meja.

"Yoon, makanannya udah datang nih, ga kasian anggurin makanan?" tanya Jimin


Yoongi masih nangis


"gue aja yang dianggurin makanan jangan dong" Jimin sengaja bercanda buat bikin Yoongi sekedar berhenti nangis, tapi ga mempan, Jimin masih bisa dengar ada isakan.

"Sekretaris perlu disuapin sama Direktur?"

Yoongi sedikit dorong tubuh Jimin menjauh, kemudian angkat wajahnya dan hapus air mata, "Direktur apa?, Preman iya"




















Mereka pun makan makanan di meja, kelihatannya ini yang lebih lahap bukan Jimin tapi malah Yoongi, diluar juga hujan udah turun deras, sesekali ada petir menyambar. Yoongi sih biasa aja, Jimin yang kelihatan agak takut.


:")


"Sekretaris kelaparan?"

"iya, habis tenaga gue buat nangis tadi, makanya lapar"

"hmm, bisa gitu yaa" Jimin mengangguk pelan sambil masukan suapan terakhir makanannya ke mulut, seteleh itu ia berujar lagi "hujan begini bikin gue pengen nyanyi deh Yoon,"

Yoongi nengok, natep Jimin "ga usah, suara lo jelek"

"dih belum pernah dengar, gini-gini gue dulu penyanyi sekomplek Daegu loh" ujar Jimin sombong

"engga, pokoknya jangan nyanyi nanti gue malu" larang Yoongi

"bodo amat, Direktur mau nyanyi" kemudian Jimin tarik napas, lalu " yaaangg hujan turun lagiii dibawahh payung biru ku berlindung!"

Yoongi ketawa ngakak tanpa peduli orang-orang yang didalam café. Ini yang narik perhatian bukan suara Jimin, tapi malah ketawa cetarnya Yoongi. "salah ih!, payung hitam, trus kita kan lagi di café bukan dibawah payung"

Jimin nepak jidatnya seolah memang melakukan kesalahan yang fatal. " ralat kalo gitu,, yaaangg, hujann turunn lagiiii, di bawah atap cafe ku berlinduuunggg!"

Dan tawa Yoongi pun lepas makin kencang, "udah, udah jangan nyanyi nanti gue ga bisa berhenti ketawa, perut gue udah sakit Jimin" kata Yoongi dengan sisa – sisa tawanya

"yaudah deh, Direktur ga akan nyanyi. Tapi Direktur ada tebak-tebakan buat sekretaris"

"males mikir" Yoongi menghembuskan napas kasar.

"udah jawab apa aja yang muncul di kepala lo, ga ada hukuman sama hadiah juga"

"oke" akhirnya Yoongi setuju dan Jimin pun langsung senyum senang. "kuda, kuda apa yang bisa bikin seneng?"

"kuda yang nurut"

"salah"

"kuda yang pinter" Yoongi masi belum nyerah " kudapan?"

"salah, makanan itu"

"ga tau!"

"kudapat pacar seperti kamu!" kelakar Jimin sambil nunjuk ke Yoongi, dan si Preman kampus itu bisa lihat kalo ada senyum malu dari si gula putih serta rona merah yang samar "dingin ya?" tanya Jimin karna lihat pipi Yoongi merah. Ga tau aja dia itu bukan karna dingin tapi karna racun gombal si Preman kampus.

"ga kok, gapapa"

"eh, aku ada lagi tebakan" kata Jimin sambil colek ringan pundak Yoongi

"jangan gombal ya" ancam Yoongi, dan cowok yang lebih muda itu cuma pasang senyum tak bersalah. "terserah Direktur dong"

"yaudah, apa?"

"mobil apa yang bikin galau?" tanya Jimin

"umm..." Yoongi mikir, keningnya sedikit berkerut, lalu ia menjetikkan jarinya dua detik kemudian, "mobilang sayang tapi bukan pacar!" jawab Yoongi antusias dan Jimin langsung tertawa ngakak.

"bener ga sih?" Yoongi bingung

"iya bener. MOBILANG SAYANGGGG TAPI BUKAN PACARRR, BILANG TIDAKK YAAA, BILANG TIDAK YAAA" kali ini Jimin nyanyi kenceng sampe narik perhatian pengunjung cafe, cuma dia sama Yoongi sama-sama ga peduli kalo mereka jadi pusat perhatian sekarang.

Tapi kemudian Yoongi nyeletuk " halah, kalo lo bilang sayangnya pasti ke semua orang"

"denger ya, kata sayang gue emang bisa buat semua orang tapi cinta gue cuma buat lo" kelakar Jimin lagi, dan rona merah makin mencuat dari pipi Yoongi.


Mampus sudah, bisa jadi kepiting rebus Yoongi kalo diginin terus sepanjang hujan.


Sebenarnya Jimin itu tipe yang ogah ngereceh ditempat umum begini, ya paling kan sama temen-temennya doang, tapi karna tadi lihat Yoongi nangis, ditambah mereka harus nunggu hujan reda baru bisa pulang buat Yoongi itu udah manyun-manyunnya sampe ngalahin bibir bebek, jadilah Jimin bercanda biar waktu ga kerasa lama.

Setelah gombalan Jimin tadi, suasana jadi hening karna ga ada yang ngobrol. Hujan juga makin deras, malah beberapa kali ada petir menyambar dan angin bertiup kencang. Yoongi yang pada dasarnya kalo dingin begini duduknya udah mau pake gaya ulat nangka aja itu berinisiatif buat mecah keheningan. "heh, Preman" Yoongi nepuk pundak Jimin

Jimin langsung pasang ekspresi sok kaget "eh, ada apa calon masa depan?"

"Laporan kantor, nanti gue langsung kirim ke email lo ya"

"iya, nanti Direktur juga pengen zoom meeting jadwalin tiap hari yaa sama Sekretaris"

"ngapain tiap hari?"

"jangan tanya, itu urusan Direktur, Sekretaris ngikutin aja" ujar Jimin yang kelihatan sok tegas, jatuhnya malah lucu buat Yoongi.

" libur mau balik ke Daegu ga?" tanya Jimin lagi, sambil jemarinya mainin ujung rambut Yoongi.

"engga"

"kalo balikan?"

"iya"

"serius?"








.














.














.











TBC___
Purple you 💜😘 guys!

Preman Kampus 2 (MINYOON) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang