Mana lambang pendukungnya?
Matahari memang selalu bersemangat menyinari seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini termasuk para anak manusia yang berada di dalam satu ruangan berbau khas obat-obatan. Lion duduk di atas brankarnya mengabaikan rasa sedikit nyeri yang ada di perutnya, untung dia laki-laki sejati yang kuat menahan rasa sesakit ini, jika bukan mungkin Lion akan terus meraung kesakitan dalam rebahannya. Ditemani Alya yang masih menunggu Altas, Kakaknya tidak kunjung menjemput dirinya sejak kemarin sore.
Pintu kamar rawatnya terbuka. Suster datang membawa satu nampan berisi mangkuk yang entah isinya apa dan ada satu gelas air putih lengkap dengan tutup gelasnya.
"Makan siang, Mas. Sebelum makan minum obat dulu, setelah makan minum obat lagi."
Lion menghembuskan napasnya kasar. Menatap wanita yang menjadi suster itu dengan senyum tidak ikhlasnya. Setelah suster meletakan nampan tersebut di atas nakas, suster langsung keluar dari sana setelah Lion mengucapkan terima kasih tentunya. Kata wajib ya harus dia ucapkan setelah ada orang yang membantunya dalam kondisi sekecil apapun.
"Udah kaya orang tipes minum obat mulu," ucap Lion malas. Tangannya terulur mengambil nampan yang ada disebelah kirinya, membuat lukanya sedikit tertekan. Dia meringis merasakan sensasi seperti luka tersebut menempel satu sama lain, terlebih luka yang dia dapat terpaksa dijahit meski tidak banyak.
"Aku bantu Kak." Alya mendekat. Berdiri disamping Lion, mengambil semangkuk bubur kemudian dia aduk. Perlahan namun pasti gerakan halus tangannya terulur mengarahkan satu sendok bubur di depan mulut Lion.
Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu, bukannya menerima suapan dia malah nampak berfikir. "Lo nyuapin gue, nanti gue ditampol Altas nggak ya?" katanya.
Alya menatap Lion datar. Benar kata Altas, Lion adalah tipe orang yang selalu mengeluarkan lelucon meski dalam kondisi sakit seperti ini. Lion terlalu banyak omong, tapi Alya suka cowok cerewet. Lion salah satunya.
Sekali lagi Alya mendekatkan sesendok bubur itu ke depan mulut Lion, namun kali ini Lion menerima suapan tersebut."Duduk napa, sih. Berdiri aja udah kaya seles baju." Lion kembali mengeluarkan leluconnya. Mungkin kali ini bukan lelucon, lebih tepatnya perintah.
Mendengar ucapan Lion, Alya langsung duduk di brankar Lion. "Kak," panggil Alya. Lion mengangkat sedikit kepalanya seakan berkata 'apa?'
"Terima kasih banyak Kakak udah nolongin Kak Altas juga aku. Mungkin kata maaf doang nggak mampu sembuhin luka kakak, tapi aku sama Kak Altas janji bakalan balas budi sama Kakak."
Lion mengerutkan keningnya menatap wajah Alya. "Nggak perlu balas budi. Lo selamat dan Kakak lo nggak kenapa-napa itu udah cukup biat gue."
Alya tersenyum. Kembali dia memberikan satu suapan untuk Lion. "Makasih banyak Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JERK TWINS ✔
Teen Fiction#1 bertarung (27-01-2021) #1 tertawa ( 27-01-2021) [PART SEDANG DIREVISI DAN MASIH AKAN DI LANJUTKAN!] ----- Tidak seperti dicerita lainnya. Anak kembar yang dilakukan berbeda, saling menyaingi dan takut tersaingi, yang satu diuntungkan yang satu di...