"Dari mata, turun ke hati."
Benar kata orang-orang, terkadang bertatap mata, dapat membuat suatu ketertarikan.
-Abiputra satria dewandaru-🌼🌼🌼
"Duluan aja," ucap Abi datar. Setelah ia memasukkan buku-bukunya ke loker, dan menguncinya. Tangan kekar nya di masukkan ke saku celana, menampilkan sosok coolboy.
"Kok gitu sih, bang?" Adi, pria yang lahir setelah abi, bertanya keheranan.
"Duluan aja." Ucap abi singkat, lalu meninggalkan teman-temannya--adi, adit, alfa, agung, eko dan irfan.
Keenam temannya yang keheranan, saling mendongak, mengintip abi pergi kemana. Pria datar itu berjalan menuju belakang sekolah. Membuat ke enam nya semakin di buat heran.
"Ikutin aja, yuk?" Irfan berseru, kelima teman lainnya pun mengganggukan ajakan irfan.
"Tapi, kalo ada apa-apa, lo tanggung jawab yah fan?" Agung meyakinkan terlebih dahulu.
"Tenang aja lah, bor." Katanya lagi. Keenam pria itu berjalan. Mengendap-ngendap bak maling di malam hari. Tetapi apalah daya, mereka berlima termasuk pria dengan postur tubuh yang tinggi, tak terkecuali dengan, eko.
🌼🌼🌼
"Mirip kayak kura-kura!" Abi yang baru datang, langsung mengerutkan kening nya.
Gadis kecil dengan lipatan tangannya di dada, sedang bersandar pada dinding belakang sekolah. Wajahnya tetap terlihat judes.
"Udah jadi patung, mau jadi kura-kura, lo?" Tanya syifa, telunjuk gadis kecil itu menunjuk ke arah dada bidang abi yang berlapiskan seragam putih sekolah, lalu memutar bola mata malas.
Wajah syifa merah padam, nafas nya berhembuh kasar, mata sipit nya tak bosan-bosan menatap datar wajah pria di depannya.
"Eh, lo itu cuman anak baru. Nggak usah sok-sok an deh." Marah syifa. Aneh nya, tidak ada reaksi yang ditunjukkan pria di depannya. Abi hanya menatapnya datar. Bagaikan seorang ibu yang sedang memarahi anaknya, bibir mungil syifa tak henti-henti nya ngedumel, berbagai kalimat terus terlontarkan dari mulutnya.
"Lo ini ... tercipta dari apa sih? Dan ... kenapa lo bisa sekolah di sini?" Tanya syifa keheranan. Ia terus memandang dekat wajah abi, dengan kaki yang sedikit berjinjit. Pria yang di depannya hanya bisa menyipitkan matanya,
"Ini manusia apa sih?" Batin abi.
"ADUHH!!!" jerit eko saat badannya ditubruk adi. Keenam pria itu mengintip di sebalik dinding. Abi dan syifa tersadar, kalau dari tadi mereka di jadikan tontonan temannya.
"Ohh, pinter, awas aja lo, Ya!" Syifa bertepuk tangan mengejek. Lalu mendekat ke arah enam temannya, yang baru saja mengintip.
"Sejak kapan lo semua disini?" Tanya syifa.
"Satu tahun, lalu!" Ketus eko, pria bertubuh pendek itu, pergi meninggalkan teman-temannya.
"Bang, ayo pulang!" Ajak adit, abi pun mengikuti keempat kembarannya. Irfan dan syifa, saling meninggalkan, dan pulang.
🌼🌼🌼
Deru motor terdengar jelas, di jalanan. Motor ninja hitam melaju, membelah jalan. Disebalik helm full face hitam, terdapat wajah syifa merah padam, amarah syifa sama sekali tak hilang-hilang. Gadis itu terus melaju tanpa memikirkan keadaan lainnya.
Tak tersadar, syifa melihat lima deret mobil hitam, yang tak asing lagi baginya. Ini pasti ada sangkutannya dengan pria yang membuatnya kesal hari ini. Gadis dengan ninja hitam itu melaju, menyalip lima deret mobil di depannya, dan berakhir berhenti di depan mobil pada urutan pertama. Tangan kecil syifa lincah melepas helm full face yang dipakainya, kaki yang terbilang berjinjit saat menaiki motor itu, turun, berjalan mendekati ke arah mobil di belakangnya.
"HEH!! Keluar lo." tangan syifa terus mengetuk-ngetuk kaca mobil. Dirinya yakin, kalau di dalamnya adalah abi, pria yang mebuat nya kesal.
Sedikit pergerakan dari kaca mobil, terlihat wajah dingin pria di dlmnya. Dingin-dingin, ganteng loh."Hemm?" Abi menaikkan sebelah alisnya. Jika dilihat-lihat, alis milik abi dan alis milik syifa, tidak ada bedanya, sama-sama lebat menghitam.
Syifa terdiam, gadis itu membeku di tempatnya. Siapa sih yang nggak tergoda dengan ketampanan abi?, abi terbilang ciptaan tuhan yang hampir sempurna. Sayang nya, pria itu telah membuat kesal seorang gadis yang kini menatapnya. Siapa yang salah? Syifa yang keras kepala? Atau, abi terlalu cuek?
Tak ada reaksi dari syifa, gadis itu terus menatap abi tanpa kedip, abi pun kembali menutup kaca mobil.
"WOII! ASAL TUTUP AJA, NGGAK LIHAT LO, ADA ORANG DISINI, URUSAN LO ITU BELUM SELESAI. GUE, NGGAK TERIMA!"
Syifa berteriak sekeras-kerasnya, saat dia tersadar kalau pria yang di tatapnya bergantikan kaca mobil. Abi menghembuskan nafasnya kasar, ia keluar dari mobil. Keempat saudara yang berada di mobil deret belakangnya ikut keluar, berdiri di samping mobil masing-masing.Abi menunduk, menatap wajah gadis yaang sekarang mendongak menatap wajah datarnya. Tangan besar pria itu menyentuh dagu milik gadis kecil dihadapannya.
"Apa lagi sih, gue baru aja sekolah, udah dapet yang bawel gini. Suka ya, lo, sama gue?" Syifa tercengang, dari sekian ucapan datar yang terlontar dari mulut abi, dan kali ini, pria itu berbicara dengan nada santai, suara berat khas pria itu membuat syifa merinding mendengarnya.
"Hei, sadar!" Pria itu kembali ke alam datarnya. Syifa juga kembali mengembalikkan wajah marahnya, menatap tajam ke arah abi.
Jalan kecil itu sudah di buat macet oleh perkelahian kecil dari sekolah. Ditambah terik matahari, yang panas. Ini sudah terlalu siang. Bahkan, sebentar lagi, jarum jam akan menunjukkan pukul 15:00. Irfan yang lewat di jalan itu, melihat temannya sedang beradu mulut, irfan pun menghampiri temannya. kalau tidak dipisahkan, bisa-bisa polisi yang akan datang, karena mereka telah membuat macet jalanan.
"Udah lah, fa! Lo ini, suka banget cari masalah, lihat keadaan dong, mau gue panggilin polisi nih?" Irfan yang baru datang langsung mengancam. Syifa melirik irfan dengan tatapan tajam.
"Apa lo liat-liat?" Tanya irfan.
"Awas ya lo semua," syifa sebal, ia menunjuk satu persatu ke arah teman-temannya, dan berakhir menunjuk wajah abi. Pria itu tak diam, dengan cepat tangan besar abi, mencekal pergelangan tangan syifa.
"Lepas!" Gadis kecil itu berontak. Susah untuk di lepaskan, tenaga abi sangatlah kuat, tak sebanding dengan tenaga syifa.
Abi mendekatkan wajah nya kearah wajah syifa, dengan keadaan tangan nya yang masih mencekal pergelangan tangan syifa."Jangan galak-galak dong jadi cewek. Kecantol, mampus lo!"
Halus, tapi menusuk. Itulah perkataan abi. Aroma parfum pria di depannya, sangat tercium jelas. Syifa yang mendengar itu pun mendengus kesal, abi melepaskan cekalan di tangan syifa. Dan gadis kecil itu pergi meninggalkan teman-temannya."Yaudah, bubar-bubar! Kasian yang di belakang." Teriak irfan.
Jalanan pun kembali seperti biasanya."................
Tbc
Jangan lupa vote dan komennya ya...
Butuh krisan😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Abisyifa
RomanceABISYIFA Nggak ada kata mustahil bagi Tuhan. Jika Ia menakdirkanmu untuk berubah, you have changed. Syifa Amalia Fahromi, salah satu siswi di SMA Garuda, yang berbeda dari siswi lainnya. Semenjak kedatangan siswa baru di sekolahnya -- Abip...