6. Bimbingan Konseling

36 10 4
                                    

"Mengalah bukan berarti kalah"
_Abiputra Satria Dewandaru_

🌼🌼🌼

"Nggak tau," ucap syifa.
Tangan mungil gadis itu perlahan membuka lipatan kertas origami.

"Jangan egois"

Itulah, dua kata yang tertulis di surat. Dengan cepat syifa menggebrak mejanya. Sontak, upik menyemburkan makanan yang di dalam mulutnya. IHHH!

"SYIFA, MAKANAN GUE!!" upik berteriak sekerasnya, ia merasa sangat kecewa, perutnya sangat lapar. Gadis kecil berseragam basket SMA Garuda itu meninggalkan upik, menuju ke arah kantin. Dengan cepat, upik mengelap mulutnya yang bercemotan dan mengejar syifa.

"BRAKK!!"

lagi-lagi syifa memukul meja, tapi kali ini di kantin. Tepat meja di depan abi, pria itu sedang menatap botol yang berisi air penuh di dalamnya. Dengan cepat syifa mengambil botol itu, membuka tutupnya dan...

"BYURRR!!" Abi tersiram, basah!

Abi hanya menatapnya datar. Syifa dengan tatapan tajamnya terus menatap abi tanpa kedip. Siswa yang sedang makan, belanja pun terdiam, melongo melihat kejadian yang terjadi sekejap. Tetapi menggenaskan!

"YA AMPUN, SYIFA!!" upik yang baru datang berteriak sekerasnya. Kevin yang tadinya ingin belanja tidak jadi, dengan cepat kevin kembali ke mejanya, melihat kejadian antara abi dan syifa.

"SISWA BARU YANG CUMA BISA SOK-SOK AN KAYAK LO, MENDING MATI AJA!!! NGGAK USAH HIDUP!!!" gadis kecil itu berteriak tepat di wajah abi. Tangan mungil itu ingin menghantam wajah abi. Dengan sigap abi berdiri. Dan teman-teman dekatnya pun berdekatan, menahan syifa agar tak melakukan hal bodoh.

"Syifa, udahh!!" Kevin terus berucap seperti itu. Kevin yang memegang lengan bagian kanan syifa, merasa kesusahan. Gadis itu terus berontak. Sementara tangan kirinya di pegang upik. Upik kini sedang berteriak di telinga syifa, agar berhenti berontak.

Eko dan indra, selaku penonton yang telat datang, langsung lari menuju ke arah kejadian tersebut. Eko tahu kejadian nya karena rama yang memberi tahu.

Eko membawa toa milik sekolah di tangan kanannya, mulutnya tak henti-henti mengoceh tepat di toa.

"WOYY, UDAHLAH! LO MAU MASUK BK?!!" Eko terus berteriak di toa yang di bawanya, membuat seisi kantin tutup telinga.

"HEHH, SYIFA!! UDAHHH!!!" teriak eko paling keras tepat di wajah syifa. Syifa pun berhenti memberontak dan menatap tajam ke arah eko.

Adik kelas yang melihat kejadian rusuh, langsung mengadu ke BK. Sementara, kakak kelasnya, hanya masa bodo dengan adik kelas nya yang kurang kerja'an. Buk siti datang ke kantin. Benar! Ada perkelahian. parahnya lagi, ia melihat siswa nya sedang menggibahi dirinya.

"Lo mau masuk BK? Ingin di ceramahi buk siti? Kalau gue sih ... OGAHH!!, bisa-bisa putus telinga gue dengerin omelan buk siti." Eko terus-terusan bicara di toa. Buk siti yang melihatnya dari belakang tengah mempersiapkan tangan nya untuk menjewer telinga siswa yang satu ini.

"OH! UDAH PINTER KAMU YAH, EKO SANTOSO!!! Kalian bertiga! Cepat ke ruangan saya!!" Teriak buk siti di telinga eko. Eko meringis, telinga nya berubah memerah karena tangan guru yang menjewernya.

"Lo sih fa. Gue ke ikut kan, jadinya." Eko tak terima.

"Bacot lu," syifa berjalan menuju ruang BK. Bersama kedua pria di belakang nya.

🌼🌼🌼

Guru dengan kaca mata bulat yang bertengger di hidung lancipnya sedang menatap ketiga siswa-siswi nya yang berulah. Tangan guru itu membawa penggaris panjang.

"Kalian ini kenapa?" Tanya buk siti. Ketiga siswa dan siswi nya hanya menunduk.

"Kamu nih, syifa! Mau tetep begini terus! Lagi sebentar kamu itu naik kelas XII. Ingin nggak naik kelas?? Apa ibu' DO aja?!" Bentak buk siti. Karena memang, dari kelas X, syifa terkenal nakal. Dan siswi satu ini sudah menjadi langganan buk siti dan pak darto selaku guru BK.

"Maaf buk. Jangan DO saya," ucap syifa menunduk.

"Ini salah saya, buk," ucap abi membuat syifa langsung melihatnya. Buk siti pun beralih ke abi.

"Kamu jugak bi. Siswa baru, udah ada catatan BK nya!" Buk siti memarahi abi. Syifa yang melihatnya, sedikit merasa bersalah.

"EKO!! Bagaimana telingamu? Mau ibu' jewer lagi?" Tanya buk siti. Guru itu beralih ke eko, eko berada di tengah, antara abi dan syifa.

"Ampunn bu', mau putus telinga saya," eko terus merengek, membuat buk siti geleng-geleng kepala melihatnya.

"Yasudahhh! Eko, masuk kelas." Ucap buk siti, eko pun kegirangan.

"Yes, selamat,"
"Dadahh, abisyifa." Dengan lincah eko berjalan melewati abi dan syifa. Ia terlihat senang saat di bebaskan dari BK. Sementara abi dan syifa masih menjadi tahanan di ruangan yang hanya membuat pengap.

"Abi, syifa! Kalian ibu hukum! Berdiri di tengah lapangan, menghadap bendera dan hormat. Sampai pulang sekolah!, cepat!!!"

Abi dan syifa langsung berlarian menuju pintu, cepat-cepat ke lapangan. Namun, ketika di pintu BK, mereka berdua bertubrukan, gegara hanya satu pintu yang terbuka, tetapi mereka berdua mendesaknya. Syifa menatap tajam ke arah abi. Yang di lakukan abi hanyalah menatap datar, dan langsung berdiri. Berjalan menuju lapangan.

"CIEEE... kena hukum yah." Irfan yang baru saja dari kantin pun mengejek abi dan syifa.

"Awas lu pan.....

TBC

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Butuh krisan😁

AbisyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang