9. Ingin menikah, Cover-syifa

40 13 3
                                    

"Lesung pipimu, mata sipitmu, bahkan ciri khas suaramu, sangat menarik bagiku."
_Abiputra Satria Dewandaru_

🌼🌼🌼

Happy reading🎉🎉

Si gadis kecil dan pria tinggi, sudah sampai tujuan. Cafe dengan nuansa putih, sangat terlihat ramai pada malam hari ini. Pria itu turun dari motor, melepas helm full face yang di pakainya. Terlihat wajah tampan yang dari tadi tertutupi. Mata sipit pria itu, terus-terusan memandang wajah syifa, saat membuka helm. Angin malam berhembus kencang, membuat rambut syifa yang tergerai, sedikit menutupi wajah.

"Anginnya keras," kata syifa sambil tertawa. Lesung di pipi kanannya sangat terlihat jelas, di saat lengkungan bibir itu semakin tertarik ke atas, terdengar suara tawa di sana. Pria tinggi di depannya, terus memandang wajah gadis kecil itu. Imut, cantik!

"Jangan diliatin terus." Abi mengerjapkan matanya. Ia ketahuan kalau sedang memandang gadis di depannya. Mata sipit abi terus-terusan mencari objek yang harus dilihatnya, agar bisa menutupi rasa malunya ke syifa. Syifa semakin tertawa saat abi menggelengkan kepala, menghadap ke kanan, ke kiri. Entah apa yang di lakukan.

Syifa turun dari motor ninja merah. "Yaudah, ayo masuk!" Syifa memasuki cafe, dengan Abi yang mengikuti di belakang nya.

"Haii," sapa syifa pada gerombolan teman-temannya yang tengah asik bercanda. Ada kevin, irfan, eko, lukas, dewa dan alfa. Kembaran dari abi itu, datang lebih cepat dari pada abi, karna kebaikkan irfan mau menjemput alfa.

"Ih, kok nggak di sapa lagi, sih?!" Protes syifa. Ke lima temannya memang tidak menyapanya kembali. Mereka semua saling melempar pandang dengan keadaan mulut yang mangap-mangap seperti ikan kekurangan air.

"Tadi pagi berantem. Eh, malamnya berduaan." Cerocos kevin. Si kapten basket itu tertawa, melihat kelakuan adik kelasnya yang seperti kucing dan tikus. Anehnya, lebih galak tikus ketimbang kucing.

"Yaudah, duduk dulu, ih." Ucap irfan. Abi mendekati pria berkulit sawo matang itu, dan duduk, tepat di sebelah irfan.

Dengan cepat tangan kevin menarik tangan mungil syifa. Gadis itu tersontak! Matanya terbelalak, di saat tubuhnya terjatuh di sofa empuk. Tepat bersebelahan dengan kevin.

"Sini! Deket gue," kata kevin. Syifa sudah terbiasa dengan kelakuan kakak kelasnya yang satu ini. Dari awal syifa masuk sekolah, si kapten basket ini menjadi pria pertama yang menaruh hati padanya, saat itu. Bahkan dengan berani, kevin menembak syifa di waktu kenaikan kelas. Syifa pun menolak. Berbagai alasan yang terlontarkan dari mulut gadis kecil itu.

"Huuuuu! Kevin asal tarik aja." Ujar lukas. Teman-temannya tertawa, melihat kisah cinta kevin. Bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain, ada abi. Pria itu hanya memandang datar wajah cantik syifa.

"Gue bawa gitar, loh!" Ucap irfan, ia langsung mangambil gitar di sampingnya.

"Fa, nyanyi dong!" Pria dengan kulit sawo matang, terus-terusan memaksa teman gadisnya, agar mau bernyanyi. Teman-temannya yang lain juga begitu. Saling memaksa gadis yang tengah asik meminum susu coklat, untuk bernyanyi. Sedangkan pria di sebelah irfan, hanya bisa memandang syifa dari kejauhan.

"Lagu apa, ya?" Fikir syifa. Telunjuknya di ketuk-ketukkan di dagu. Sambil kepalanya mendongak saat berfikir, akan menyanyikan lagu apa.

"HAAAAA!!!" Syifa berteriak sekerasnya, ke lima temannya tersontak. Lupakan Abi! Pria itu hanya menjadi patung saat ini. Diam tak berkutik. Hidup segan mati tak mau.

"Syifa, ih!" Kesal lukas.

"Cepet fan, ikutin yah!" Ucap syifa mengarahkan pandangannya ke irfan. Jelas! Syifa bisa melihat abi, karena abi di sebelah irfan. Gadis itu berdehem, mengecek suara yang akan di lontarkan dalam sebuah lagu.

"Ahhsiappp!" Balas irfan.

"Ku ingin nikah denganmu..."
Teman-temannya menatap cengo ke arah syifa. Bahkan pria patung di sebelah irfan, juga ikut memandang syifa. Bukan heran dengan suara syifa. Melainkan lirik lagu yang di nyanyikannya tadi.

"Sama siapa? Gue ya?" Pria disebelah syifa, merasa ke-GR an. Siapa lagi kalau bukan kevin.

"Ini lagu, kak!" Ucap syifa. Kevin memasang wajah memelas. Teman-temannya pun tertawa melihatnya. Namun, abi hanya diam. Ia terus memandang wajah syifa, tanpa sepengetahuan sang pemilik wajah yang di tatap.

"Lanjut ..." irfan.

🎶Jadikan kau suamiku🎶
Ku ingin kau jadi ayah dari
Anak-anakku.
Sebut namaku, binti ayahku
Dan semua wali kan berkata
"Sah"
Ini gila tapi ku mau ...
🎶"Di halalkan mu"🎶

Syifa yang menyanyi, terus memandang wajah abi. Pria itu pun sama, terus menatap wajah syifa. Pada akhirnya mereka saling memalingkan ke sembarang arah, disaat di ketahui satu sama lain.

"Ciahh, mantep," ujar irfan yang baru saja selesai menggenjreng gitar coklat, yang di bawanya.

Mata gadis, berbinar. "Bagus, nggak?" Tanyanya sambil manggut-manggut.

Tangan kekar milik kevin, langsung mengelus rambut milik syifa. "Bagus banget, apalagi kalau liriknya tuh gini, dihalalkan kak kevin," ucap kevin memperjelas, sambil menyanyikannya dengan lirik yang berbeda. Irfan dan lukas, bersorak menertawakan kelakuan kevin. Terlalu PD dan GR.

"Abi, dewa, alfa. Diem-diem bae lu," ucap irfan menyinggung temannya, yang dari tadi hanya diam. Abi terus memandang minuman di depannya tanpa kedip, seperti takut kehilangan segelas jus alpukat itu. Alfa, si kembaran abi, hanya memainkan jari-jarinya. Sedangkan dewa? Pria yang dari tadi senyum-senyum sendiri dengan benda pipih di tangannya.

"Ini, lagi! Senyum-senyum sendiri, bicara dong!" Lukas pun berkomentar, layaknya netizen milik warga +62.

Dewa mendongak, pria dengan kumis tipis di atas bibirnya, menatap lukas. "Guhe sahihawan," ucap dewa dengan mulut yang seperti kesusahan untuk berbicara.

Irfan menggebrak mejanya. "BWAHAHAHAHAHAHA!" suaranya menggelegar, membuat seisi cafe memandangnya heran.

"Heh, pan. Suara lo!" Tegur lukas.

Lukas kembali menatap dewa. "Lo, ngomong apasih!" Tanya lukas lagi. Dewa pun kesal di buatnya.

"Guhe sahihawan" jelas dewa. Lukas dan irfan hanya menatap dewa, heran.

"Dia sariawan, lukas," ucap syifa. Kedua temannya yang bertanya-tanya tadi, menganggukkan kepala. Mendengar penjelasan dari syifa.

🌼🌼🌼

Di dalam ruangan bernuansa abu-abu. Terlihat gadis berpakaian serba hitam sedang mondar - mandir sembari mengigiti jari, dengan handphone di tangan kirinya. Fikiran gadis itu sangat kacau. Memikirkan perasaan malu bercampur gugup, yang baru saja di alaminya. Sepulang dari cafe tadi, alih motor di bawa abi, dan syifa di belakangnya. Pria tinggi itu terus mengebut, hampir saja menabrak seekor kucing dan membuat pria itu, langsung mengerem mendadak. Refleks, tangan mungil di belakang nya, melingkar di pinggang abi. Abi menatap ke spion, melihat pantulan wajah gadis kecil di belakangnya. Karna tepat, syifa tak mau memakai helm full face yang di bawa. Wajah itu, bersemu merah. Abi menertawainya. Alhasil badan abi yang menjadi sasaran pukulan tangan syifa.

"HAAAA......

TBC

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Butuh krisan😁

AbisyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang