8. Cool Boy

49 13 4
                                    

"Di antara gadis-gadis lainnya, hanya kamu lah yang paling berbeda. DASAR GADIS BAR-BAR!!"
_Abiputra Satria Dewandaru_

🌼🌼🌼

Happy reading🎉🎉🎉

Selama perjalanan pulang, mulut syifa tak henti-hentinya berbunyi. Terkadang ia menanyakan abi, bahkan menyanyi-menyanyi sendiri. Abi yang melihatnya dari spion hanya bisa tersenyum. Gadis itu juga menunjukkan jalan rumahnya, abi hanya meng-iyakan saja.

"Yeah, udah sampai." Ucap syifa kegirangan. Ia langsung turun dari motor abi.

"Makasih, abi." Ucap syifa. Abi hanya tersenyum dan langsung pergi pulang, meninggalkan syifa. Syifa yang akan memasuki rumanya, tersenyum-senyum sendiri. Hatinya berbunga-bunga. Kaki lincahnya berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil yang senang ketika mendapatkan mainan.

🌼🌼🌼

Syifa sudah berganti baju. Memakai kaos oblong hitam dan celana jeans putih selutut. Gadis itu merasa sangat segar, rambut nya di biarkan tergerai, tetesan air masih berjatuhan dari rambutnya yang masih basah.
Ia terduduk, dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur queen size, sungguh nikmat!

"TING!!!"

satu notifikasi pesan masuk. Syifa langsung membuka aplikasi hijau berlogo telpon genggam dan melihat nomor yang tidak dikenal mengirim pesan. Ia pun melihatnya.

+628....: save, abi.

Syifaamalia: iya.

Sudut bibir gadis itu tertarik ke atas. Dengan cepat, jari-jarinya menari di atas benda pipih. Menyimpan nomornya dan mengetik pesan untuk nomor tersebut.

Coolboy: cafenya dimana? Gue, nggak tau.

Syifa mengernyit heran. Hanya untuk bertanya cafe saja?? Dasar kulkas berjalan!! Bukankah masih bisa bertanya kepada temannya yang lain. Mengapa harus ke syifa.

Jangan-jangan? Jangan, jangan-jangan, dulu lah!

Syifaamalia: bentar-bentar. Lo, dimana dapet nomor gue?

Coolboy: dari Irfan.

Syifaamalia: oh, nanti gue jemput lo.

Coolboy: hmmm

Syifaamalia: mau apa nggak?

Coolboy: iya.

Syifaamalia: mau apa nggak, abi??

Coolboy: iya, gue mau syifa.

Syifaamalia: read.

Syifa tersenyum-senyum sendiri melihat chatingan nya dengan pria yang nama kontaknya dinamakan Coolboy. Siapa lagi kalau bukan abi. Si pria kulkas berjalan yang telah membuat syifa tersenyum-senyum sendiri.

🌼🌼🌼

"Bu', syifa keluar dulu yah?" Syifa pamit ke ART nya, ya ... sejak dulu bu'ijah, sudah di anggap ibu kandungnya sendiri. Semenjak ia kecil, syifa ... gadis itu, tidak dapat kesempatan untuk melihat mama-- pahlawan wanita nya.

"Hati-hati, putri cantik."

Malam ini, gadis kecil itu telah membelah jalanan ibu kota, menembus dinginnya angin malam. Ninja yang di pakainya membuat suara dan memecah kesunyian. Jeans hitam berpadu dengan jacket parasut hitam dengan dalaman kaos hitam. Hitam? Itu warna favorite gadis bernama syifa. Gadis bermotor ninja merah itu sengaja membawa dua helm full face.

Pria tinggi dengan kaos navy dan jeans hitam, berdiri di depan gerbang rumahnya. Sepatu hitam dengan beberapa garisan putih di hentak-hentakkan nya di tanah. Dari arah timur, dilihatnya seorang, dengan pakaian serba hitam dan motor ninja merah.

"Udah lama, nggak?" Tanya syifa.
Ya?, seorang dengan pakaian serba hitam dan motor ninja merah itu adalah syifa. Gadis itu berhenti di sekitaran rumah abi.

"Nggak." Abi memang selalu dingin. Sedingin malam hari ini. Bisakah pria, seperti abi itu membuat suasana dingin ini menjadi hangat?

Pria itu membalikkan badan. Membuka gerbang rumahnya, namun lebih dulu di stop syifa.

"Eh, mau kemana lagi?" Tanya syifa, helm full face tak lepas-lepas dari kepalanya.

"Ambil motor." Singkat abi, syifa berdecak.

"Sama gue aja. Nggak kasian nih, gue susah-susah bawa'in lo helm?" Syifa sedikit kesal. Akhirnya, abi menutup kembali gerbang rumahnya. Dan mendekat ke arah syifa.

"Alfa, nggak ke cafe?" Tanya syifa.

"Udah," singkat. Syifa sudah paham maksud abi. Lama kelamaan, pasti syifa akan lebih paham dengan bahasa kulkas.

Abi memakai helm yang baru saja di ambil dari tangan syifa. Anehnya, pria itu tidak menaiki motor, ia terus berdiri di samping syifa yang sedari tadi sudah menetap di atas motor. Syifa pun menatapnya bingung.

"Kenapa nggak naik?? Lo mau nunggu pagi?" Tanya syifa kesal.

"Lo, bawa?" Tanya abi, yang pasti syifa sudah paham dengan perkataan pria patung di sampingnya.

"Iya, Abiputra. Tenang aja. Nyawa lo aman, gue udah biasa kok." Syifa menyakinkan abi, pria itu langsung menaiki jok belakang motor syifa. Bahkan kakinya masih bisa menyentuh jalan, sangat tinggi!.

Malam yang terang karena bertaburkan bintang di langit sana. Bulan yang masih setia mengiringi dua manusia dengan motor ninja merah. Jalanan malam ini terlihat sepi, hanya beberapa yang menggunakan jalan. Si gadis kecil sengaja mempercepat kecepatan motornya, sehingga deru motornya sangat terdengar jelas. Memecah kesunyian malam.

"Malam nya indah ya, bi?" Syifa sengaja mengeraskan suaranya. Jika tidak! Pria yang di belakangnya, tidak bisa mendengar dengan jelas.

"Hemm," sahut abi. Syifa hanya senyum-senyum saja. Jika sudah kenal abi terlalu lama, syifa juga akan biasa dengan sifat abi yang seperti kulkas.

"gue ngebut nih, ya?" Tanya syifa.

"Terserah." Kata abi, singkat.

"YAAMPUN! Gue, SYIFA AMALIA FAHROMI. Pengen liat ABIPUTRA SATRIA DEWANDARU, bicara sepanjang rel kereta APIIIIIII!" teriak syifa sekerasanya. Dan berakhir, gadis itu malah tertawa tak jelas. Pria di belakangnya, hanya bisa tersenyum tanpa sepengetahuan syifa.

TBC

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Butuh krisann😁

AbisyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang