luke & amy - 176

517 49 11
                                    

× Amy ×

"Ayo, Cols! Nanti aku telat!"

Teriak Corliss dijok mobil belakang, lalu Colsson berlari cepat dan masuk ke dalam mobil, lalu langsung meng-gas mobilnya dengan cepat. Tadi, aku berdebat hebat saat aku dan Corliss menunggu Colsson, Corliss menyuruhku duduk dijok depan, sementara siapa adik perempuannya dan siapa yang ingin sekolah?

Lagipula, katanya tadi, kau dan aku akan melihat senyum paginya yang manis saat ia menemui-mu kalau kau duduk di depan, lalu aku tertawa dan mengalah kalau aku akan duduk dijok depan. Colsson mengemudi dengan cepat, Corliss terus saja mengomel kalau ia akan telat tapi Colsson benar-benar tidak peduli apa yang Corliss katakan.

"Sial, kita sudah sampai sekolah?"

Dengan cepat, sangat cepat, aku tidak mengerti bagaimana bisa Colsson hafal jalan disini padahal baru saja lusa kemarin ia pertama kalinya datang ke kota ini. "Bagaimana kau--" Corliss menatap Colsson kaget lewat kaca mobil, "Haha, siapa yang tidak ingin terlambat, nona? Turun, dan belajar yang benar."

Aku yang mendengernya tertawa, "Thanks, Amy, have a great day." Aku tersenyum padanya lalu Corliss turun dari mobil dan berjalan ke arah gedung sekolah dengan lesu. "Sialan, kenapa ia ber-terimakasih padamu?" Kata Colsson, lalu ia langsung meng-gas mobilnya.

Setengah perjalanan-- sekarang ia menyetir mobilnya dengan santai, "Corliss sudah punya pacar?" Tanyaku berbasa-basi, "Pernah, dulu, dan lumayan banyak mantan-mantannya. Tapi dua tahun terakhir ini, entahlah, ia jarang sekali bercerita padaku tentang laki-laki."

"Dia cantik," Aku ku, "Ya, tapi, tidak lebih darimu," Aku menghela napas panjang sambil memandang Colsson sinis, sementara ia menatapku sambil tertawa-tawa, "Dari awal aku diParis, sampai sekarang, kau tahu tidak? Aku bosan sekali mendengar gombalan-gombalanmu." Dia tertawa terbahak-bahak.

×

Unknown: Hallo, Amy. Ingat semalam kita baru bertukar nomor? Well, cellphone-ku tertinggal didashboard, lihat? Tolong antarkan ke kelas ku, oke? Biology 11. -Corliss, ini nomor telepon teman baruku,

Amy: Oke.

×

"Kita harus berbalik ke sekolah," Suruhku, lalu Colsson memberhentikan mobil, "Kenapa?" Tanyanya heran, "Cellphone Corliss tertinggal," Colsson menghela napas lalu memutar balikkan arah, "Dasar anak remaja, merepotkan sekali." Aku yang mendengarnya hanya tertawa.

Biology 11.

"Kau telat masuk kelas juga?" Aku terdiam saat seseorang dibelakangku, aku mendengar suara kaki melangkah, lalu tiba-tiba saja orang yang tadi berbicara langsung berdiri disampingku. Aku menoleh ke arahnya, "Kau berbicara padaku, tadi?"

Dia tiba-tiba tersenyum, seorang laki-laki remaja rupanya. "Ya, kau telat masuk kelas juga?" Tanyanya lagi, aku menggeleng pelan. "Aku hanya sedang mengantarkan barang kepada--" Dia tertawa, "Maaf, ku kira kau anak baru." Katanya sambil tersenyum, "Jadi, kelas mana tujuanmu?" Tanyanya.

"Biology 11, kau tahu dimana--" Dia mengerutkan alisnya, "Nice! Aku akan masuk ke kelas yang kau sebutkan tadi." Aku menghela napas lega. "Bagus! Bisa aku titip barang ini?" Lalu aku memberi cellphone milik Corliss kepada laki-laki ini, "Oke, siapa pemiliknya?" Tanyanya sambil tersenyum.

"Corliss. Terimakasih," Lalu ia tersenyum sambil mengangguk, "Aku pergi dulu," Aku berbalik untuk kembali ke mobil, "Tunggu!" Katanya agak kencang, aku berhenti berjalan dan berbalik. "Siapa namamu?" Tanyanya, "Amy." Lalu aku langsung berbalik cepat.

* * *

Aku duduk manis disofa sambil mengunyah pasta yang Sophie buatkan untukku. Sekarang pukul tiga sore, dan Colsson sedang menemani Sophie untuk berbelanja dan menjemput kepala keluarga Dempster, Mark. Calvert tiba-tiba datang dari kamar-nya, "Ingin kemana?" Tanyaku, "Bermain bersama tetangga sebelah kanan, dia satu kelas denganku."

Aku mengangguk mengerti, lalu Calvert langsung pergi keluar rumah. Cellphone-ku mendadak bergetar, tertera dilayar nomor Australia yang tidak aku ketahui. Siapa ini? "Hallo, Ini Amy?" Begitu katanya saat aku mengangkat telepon, "Ya, ini siapa?" Suaranya sangat serak, seperti sedang sakit flu.

"Bagaimana kabarmu disana? Kau baik-baik saja, kan?" Tanyanya lagi, ini siapa, sih? Mungkin Calum yang sedang mengerjaiku? "Aku baik disini. Aku bertanya padamu, ini siapa?" Tanyaku lagi, "Maaf, aku tidak bisa memberitahu." Katanya dengan polos. Sialan, memangnya aku berbicara dengan hantu? Bukankah aku harus tahu dengan siapa aku berbicara?

"Oke, apa maumu?" Tanyaku lagi, "Aku hanya ingin tahu kabar-mu disana, entah dimana. Dan aku, ingin dan rindu mendengar suara-mu yang ingin selalu ku dengar. Kau punya teman baik disana?" Astaga! Dia pasti orang yang dekat denganku! "Ya, tentu saja. Memangnya, kau pernah dengar suaraku?"

"Ya, setiap hari. Walau itu, dulu." Apa yang ia bilang? Dulu? Kapan? Astaga, otakku dengan cepat langsung terpikirkan oleh-- "Kau... Luke?" Aku bertanya dengan gugup, jantungku berdegup dengan kencang. "Kau rindu padanya?" Aku bersumpah, aku pernah mendengar suara ini!

"Tentu-- Maksudku, kenapa memangmnya? Kau kenal dia?" Bodoh, Amy! Kau rindu padanya? "Kenapa kau bertanya padaku kalau aku Luke? Bukankah teman-teman terdekatmu banyak? Seperti Clarisse, Calum, Ashton dan Michael." Benar, tapi, bagaimana bisa ia berpikir begitu?

"Apakah salah? Aku hanya bertanya, karena biasanya, ia--" Ia apa, Amy? Karena biasanya, hanya ia yang bertanya seperti itu? Begitu? "Haha, love--" Apa? Apa yang ia katakan tadi? "Kau berbicara kata love, tadi? Kau benar, Luke?" Aku bertanya sekali lagi.

Lalu, tidak ada jawaban dari seberang sana. Aku melihat layar cellphone-ku, sialan! Aku sedang bertanya dan ia mematikan sambungannya? Dasar tidak sopan! "Huh, aku pulang." Teriak Corliss dari pintu depan, lalu ia berjalan dan duduk disampingku. "Hari yang melelahkan, ya?" Tanyaku,

Entah bagaimana, tapi, sialan! Aku tak tahu bagaimana ini, air mataku tiba-tiba memaksa untuk keluar. Karena apa aku ingin menangis-- Astaga, karena aku rindu Luke? Karena baru saja aku mendengar suara Luke dan ia seperti lagi sakit? Memangnya itu-- "Yeah, sangat melelah-- Kau kenapa? Ingin menangis?"

Aku tertawa, "Tidak, semuanya oke. Bagaimana sekolahnya?" Tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan, "Ya, lebih baik dibanding sekolahku dulu. Aku sudah punya teman dekat, keren, kan? Dan-- Oh! Astaga! Kau tahu laki-laki yang memberi cellphone itu kepadaku? Sialan dengan laki-laki itu, kau pasti berbicara dengannya, kan?"

Kata Corliss dengan sangat-sangat heboh, "Ya, dia sekelas denganmu. Benar?" Dia mengangguk cepat, aku tatap mata Corliss dan terlihat sekali kalau ia senang. "Ugh, aku menyukainya!" Apa? Bocah remaja tadi? Yang menanyakan namaku? "Bagaimana bisa?" Aku bertanya dengan rasa heran, "Bagaimana bisa? Bagaimana bisa apanya?! Dia tampan, baik, senyumnya indah, keren, dan dia benar-benar tipeku."

Tampan apanya? Biasa aja, kok. Tolol, aku teringat saat aku gugup memberikan buku sejarahku kepada Luke-- Ya Tuhan, jangan dia lagi! "Dia biasa aja, tapi, cukup keren." Corliss menatapku aneh, "Kau mendapatkan sesuatu darinya?" Aku bertanya, "Tidak, hanya nama. Namanya Dylan, keren, kan?"

Aku tertawa pelan, "Dimana Colsson?" Tanya Corliss, "Sedang mememani Sophie berbelanja," Kataku, "Ah, aku lupa mengatakannya. Colsson itu mirip sekali dengan-- Ah! Dengan mantan pacarmu yang sangat tampan itu. Oke, aku ke kamar duluan." Lalu, Corliss jalan ke arah tangga.

Dan setelahnya, aku menangis.

-- -- -- --

Ada Dylan di multimedia. vomments semua ditunggu <3

GLASGOW :: l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang