Harusnya Syehna masuk penjara usai menabrak seorang wanita dalam keadaan mabuk hingga membuat sang korban tewas selepas satu minggu dalam masa kritisnya..
Syehna sudah pasrah pada takdir karena bagaimanapun apa yang ia perbuat harus mendapatkan pert...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
enjoy reading all ...
Penuhi setiap paragraf dengan komentar unik kalian yaaa
_____
“Niccolo akan tinggal bersamamu selama berada di Indonesia?”
Bola mata Syehna memutar dengan malas, hembusan napas kasar berhasil ia keluarkan dengan cepat, menjadi penegasan bahwa berada dalam radar Bajaraka tidak serta merta rasa lega menghampiri——justru, kini Syehna harus mengelola emosinya dengan baik karena pria itu.
Dan satu hal baru yang Syehna ketahui tentang Bajaraka ialah; terlalu banyak bicara dan tidak seperti pembawaan sikapnya yang tenang.
“Then where should he live, if not at my place?” balas Syehna dengan malas.
“Tapi di sini tidak sedikit tempat penginapan, Dek! Kenapa harus tinggal bersamamu seperti itu?” Lagi. Sepertinya Bajaraka akan terus membahas hal serupa sampai tuntas, padahal jelas respon Syehna sudah terlihat malas menanggapi dialog miliknya itu.
Dan memangnya harus mereka membangun percakapan tentang pendapat dalam suasana mobil tengah berjalan seperti ini? Apakah tidak ada waktu yang tepat sehingga Bajaraka harus membahasnya sekarang, dan tidak nanti saja?
Syehna malas menanggapi lebih lanjut segala protes tak terima yang dilayangkan Bajaraka tentang perihal Niccolo tinggal bersamanya selama di Indonesia. Malah gadis ini dengan mudah memasang earphone untuk menyumpal segala bentuk suara dari luar telinga selain melodi musik yang keluar dari celah kecil benda tersebut menuju bagian luar telinga, mengumpulkan suara melodi untuk dia dengar.
Karena tidak lagi mendapatkan tanggapan, Bajaraka menoleh sebentar ke arah samping dan melihat Syehna yang ternyata mengacuhkan dirinya. “Saya belum selesai Syehna!”
Syehna mendengarnya, namun alih menjawab, gadis ini justru memilih abai seolah tak mendengar suara berat milik Bajaraka.
Pun Syehna juga lebih menikmati sisa perjalanan yang akan mereka tuju dengan netra matanya menatap luar jendela tanpa sudi melihat Bajaraka.
______
Syehna sudah terlalu malas menghitung berapa minggu dirinya menjalin sebuah hubungan serius dengan Bajaraka. Selama satu minggu terakhir mereka berinteraksi, sedikit Syehna ketahui karakter seperti apa pria asing itu, dan hal menyebalkan bagaimana yang sering Bajaraka lakukan dalam bersikap— Syehna mulai mencoba memahami hal tersebut.
Pagi yang kini mulai menjelang siang, Syehna pergi bersama dengan Bajaraka— berniat mengukur gaun pengantin yang akan ia kenakan dua bulan nanti. Tetapi dalam perjalanannya kali ini, Syehna harus dibuat menunggu lantaran pria itu memiliki janji temu sebentar dengan kepala desa— entah urusan apa, Syehna tidak perduli.
