The Night We Meet

761 87 11
                                    

"Ya, appa. Aku berada di Galleria Foret, aku akan pulang setelah menyelesaikan urusanku di sini. Aku baik-baik saja appa, sampaikan ciumku pada eomma. I love you dan selamat malam."

Setelah memutuskan sambungan telepon ayahku, ponsel milikku kembali berdering menampilkan sebuah nomor yang tidak kuketahui. Lisa pernah mengatakan padaku untuk tidak mengangkat telepon siapapun yang tidak bernama, tapi nomor yang berbeda-beda dan tidak kuketahui ini sudah menghubungiku sejak tadi pagi hingga terasa sangat menggangguku.

Aku duduk menunggu di restoran Galleria Foret. Gedung apartemen ini menjadi pilihan ku untuk menetap walaupun hanya sementara, aku hanya membutuhkan ruang untuk menyimpan apa yang kumiliki.

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada staf apartemen di sini tapi sejak aku masuk dari pintu lobby, perhatian mereka tertuju padaku untuk waktu yang cukup lama dan terlihat terkejut melihat kedatanganku, perlakuan mereka sangat lembut dan sopan padaku. Mereka seperti mengenalku bagai seorang selebritas dan memperlakukanku seperti seorang putri. Setelah ku perhatikan, pengunjung lain tidak diperlakukan seperti diriku. Apa aku membuat sesuatu sebelumnya? Ah membuatku bingung saja.

"Apa anda menginginkan sesuatu nona? Kami akan membawanya untukmu."

"Cukup air mineral saja." Jawabku tersenyum pada beberapa pelayan yang menghampiriku. Bahkan beberapa pengunjung hotel hanya dilayani oleh robot pintar saja, dan entah pelayan restoran ini berhenti dan hanya memperhatikanku.

"Hmm tapi, apa aku boleh bertanya?" Cegahku sebelum mereka pergi.

"Tentu nona."

"Kau mengenalku?" Tanyaku terburu-buru.

"Huh?" Pelayan di sebelah kepala pelayan ini tampak terkejut dengan pertanyaanku, tapi akupun butuh jawaban atas perlakuan mereka.

"Maaf nona. Sebetulnya kami tidak mengenal anda, tetapi peraturan kami memang seperti ini hanya pada nona."

"Padaku? Apa yang terjadi denganku, maksudku apa yang kulakukan?" Tanyaku, aku benar-benar bingung.

"Kami sebagai pelayan tidak berhak memberi jawaban atas pertanyaan itu nona, tugas kami hanya melayani anda dengan sangat tulus." Ucap kepala pelayan itu kemudian menunduk berjalan mundur menjauhiku.

Kejadian hari ini sungguh membingungkan.

Ponsel milikku berdering lagi, panggilan tidak diketahui ini kembali menelponku untuk kesekian kalinya. Siapapun dia, aku tidak peduli.

Setelah mengabaikan telepon itu, Ada sebuah pesan masuk dari nomor yang sama.
"Berhati-hatilah saat pulang, kau bisa saja terluka. Aku tidak mengancam tapi hanya sedikit memperingati. Sampai jumpa di kehidupan berikutnya."

Dahiku menyernyit, seseorang sedang memperingati kekasih malaikat maut? Yang benar saja, jelas aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku sampai tak habis pikir dengan kelakuan manusia jaman sekarang. Apa dia berpikir aku takut dengannya? Aku sama sekali tidak peduli. Kehidupanku masih panjang untuk kulalui bersama kekasihku. Lagipula Lisa pasti akan menjagaku dan menjauhkanku dari apapun yang terasa berbahaya untukku.

"Nona Kim?"

Aku mengangkat kepalaku melihat seseorang yang menghampiriku.

"Yaa?"

"Oh, maaf membuatmu menunggu. Aku Myoui Mina pemilik gedung apartemen ini." Ucap wanita itu sembari menyulurkan tangannya padaku.

"Kim Jennie. Aku baru saja duduk sekitar sepuluh menit yang lalu, jadi kurasa aku tidak terlalu lama menunggu." Jawabku ramah. Wanita muda yang sukses, pikirku.

Angel in the Next Life (Finish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang