WADUH CERTIFIED PLAYBOY INI :D
Ayo divote dan comment yang banyak biar abang playboy segera menggerilya :D
PLEASE KALAU AKU DOUBLE UPDATE GINI VOTE DUA-DUANYA YAAAA :)
Jangan vote di salah satu part doang :( nanti aku nggak mau double update lagi ahhh :D
Lia
Sebenarnya aku tahu tidak sopan pergi ke kamar duluan di saat semua orang masih terlibat percakapan hangat. Namun aku sudah tidak tahan harus duduk berhadapan dengan Tama. Terlebih lagi sorotan matanya yang menyebalkan itu terus menatapku dengan penuh arti yang tidak kumengerti.
Risih. Itulah sebabnya aku memberanikan diri meminta izin untuk masuk ke kamar duluan. Sayangnya, upaya menyelamatkan diri yang kulakukan malah berakhir pada kondisi semakin menjerumuskan.
Setelah mendengar bahwa pilihan kamar yang ditawarkan padaku adalah kamar di belakang yang "seram" atau kamar di samping Tama, sebenarnya aku ingin menjawab dua-duanya sama saja menyeramkan.
Sejak 6 bulan yang lalu, saat aku dan keluargaku dan keluarga Tante Nita menghabiskan malam tahun baru di Bali, aku tidak bisa lagi melihat Tama sebagai sosok abang yang bisa kupercaya. Aku bahkan sebenarnya enggan memanggilnya abang lagi saat tadi menyatakan pilihan kamar.
Belum lagi Tante Nita yang malah menceritakan rencana dia akan membelikanku bikini esok hari. Padahal aku 'kan tidak minta dibelikan bikini. Akan tetapi, cara Tante Nita menjelaskan tadi seakan-akan menyiratkan aku yang ingin beli bikini.
Kesal. Aku kangen Mama. Aku risih sama Tama.
Begitulah isi pikiranku selama berjalan menuju bangunan utama hingga sampai di depan kamar yang akan aku tempati. Ternyata masih ada saja pemicu kekesalan, padahal aku sudah ingin langsung menyendiri di kamar.
Tama dengan menjijikannya menahan aku menutup pintu dan malah bertanya "No thank you kiss for abang?"
Sungguh rasanya jika bisa bola mataku akan keluar, akibat kaget mendengar perkataannya.
Sambil mengendalikan emosi walau tak berhasil akupun menjawab "Nggak ada... Nggak akan pernah ada... Stop dreaming!"
*****
Entah berapa lama aku sudah merebahkan tubuh di atas ranjang dan masih terus memutar-mutar wajah Tama yang sangat menjijikkan tadi.
Hingga akhirnya suara ketukan terdengar di pintu kamarku.
Tok... Tok... Tok...
"Lia. Kita lagi barbeque-an di halaman. Ikut yuk sayang? Sekalian kamu belum makan malam kan?" suara Bunda terdengar di luar sana.
"Ohhh iya Bunda. Sebentar lagi Lia nyusul yaaa ...." jawabku dan segera beranjak bangun untuk menuju ke kamar mandi.
Setelah mencuci muka dan mengganti baju dengan atasan dan bawahan piyama, aku pun beranjak keluar kamar. Saat aku membuka pintu kamar, aku terkejut mendapati Tama yang ternyata sudah berada di sisi samping pintu kamar. Tubuhnya bersender menyamping dan wajahnya tersenyum ketika mendapati aku memekik pelan "Ihhh ngapain sih di situ diem-diem?"
"Hahahaaa ...." suara tawanya memenuhi lorong depan kamarku.
"Gitu aja kaget kamu," ucapnya lagi namun setelah itu perhatiannya teralih padaku.
Matanya terlihat menyusuri tubuhku dari atas sampai ke bawah, membuatku salah tingkah.
Aku segera memeriksa piyama yang kukenakan, khawatir ada yang tidak terkancing dengan benar. Tetapi aku tidak menemukan masalah apapun. Aku mengarahkan kembali tatapan ke arah Tama dan mendapati kini sorot matanya berhenti di bagian dadaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magnolia's
RomanceAura dingin yang selalu terpancar ke luar adalah satu-satunya tameng yang dimilikinya. Dia adalah Lia, wanita dingin dan keras kepala. Dia adalah Lia, wanita yang berpendirian teguh. Dia adalah Lia, wanita yang tidak melihat arti dari keberadaan pri...