18

2.6K 243 13
                                    

Sedih banget aku tuh liat antara yang baca sama yang vote itu kebanting banget. Yang baca banyak tapi yang vote cuma dikit. Aku nggak pernah buat ngingetin kalian buat vote karena aku ingin kalian sadar dan tau bagaimana cara mengapresiasi karya seseorang gitu. Tapi ahsudahlah.

Happy reading and I Hope Enjoy This Story..

      
****

     Setelah berdiam diri memantapkan hati, aku pun segera masuk dan menemui resepsionis rumah sakit ini.

"sus apa disini ada pasien atas nama Sekar anjali? "

"Sebentar ya dek saya lihat dulu" aku hanya balas dengan anggukan dan menunggunya selesai.

"kalo boleh tau adek siapanya bu sekar?"tanya suster itu.

"saya anaknya sus"

"maaf,pasien atas nama bu sekar anjali sudah meninggal dunia dirumah sakit ini satu bulan yang lalu"Ucap suster dan membuatku terkejut sekaligus membuat hatiku remuk.

Badanku lemas tak bertenaga. Kakiku sudah seperti jelly yang tak mampu menopang tubuhku.

"saya turut berduka cita atas kepergian bu sekar. Adek harus kuat, harus tabah. Saya tau bagaimana kehilangan orang yang paling disayang"ujar suster tersebut menguatkanku yang terlihat sangat menyedihkan.

"Kalo boleh tau mama saya dimakamkan dimana ya sus?"

"ibu sekar dimakamkan di TPU *** "

"baik, terima kasih sus, saya permisi"pamitku lalu aku menuju ke tempat pemakaman dimana ibu kandungku dimakamkan.

Aku sampai di tempat pemakaman saat langit berubah jingga. Ku tatap nisan yang bertuliskan nama 'sekar anjali'. Aku mulai berdoa untuk mama, selesai berdoa aku tak langsung pulang,aku berdiam diri menatap nisan dengan isakan tangis yang tak tertahan.

Kenapa keluargaku harus menyembunyikan ini semua dariku. Aku ingin melihat, memeluk dan merasakan kasih sayang ibuku. Dari kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Dari kecil aku selalu dibanding bandingkan oleh mama. Aku ingin merasakan ini semua. Pelukan hangat dari seorang ibu, masakan terenak dari seorang ibu, tawa bersama dengan seorang ibu dan saling menguatkan kala kesedihan datang.

"mama ini fia, Alfia anak mama. Fia minta maaf karna sedari fia kecil,fia tak pernah melihat mama. Fia baru tau ini semua kemarin. Papa jahat ya ma, harus sembuyiin ini semua dari fia. Kalo papa jujur dari awal mungkin mama sama Fia bakal ketemu bertatap muka dan saling menghangatkan,bukan malah seperti ini. Mama juga kenapa dulu harus tinggalin fia, fia sendiri ma. Fia nggak punya temen, fia nggak pernah merasakan kasih sayang dari seorang mama, Fia selalu dibanding bandingkan. Kemarin saat fia tau semua rahasia ini, Fia sedih banget. Fia cari keberadaan mama. Kata mama farida,mama ada dirumah sakit jiwa.Fia kesana kemari cari keberadaan mama. Tapi nggak ketemu,yaudah pulang sekolah fia cari mama lagi.Dan akhirnya ketemu tapi mama sudah dalam keadaan seperti ini. Fia emang nggak pernah liat mama, tapi Fia sayaaang banget sama mama. I love you ma, tenang ya di sana. Fia janji akan kembali kesini untuk mengunjungi mama. Fia pamit pulang udah mau malem" ceritaku pada gundukan tanah yang masih basah itu, meskipun aku tau, ia tak tau apa yang aku ceritakan. Tapi entah kenapa semua terasa plong setelah bercerita. Aku membaca surah al fatihah sekali lagi sebelum pulang.

Si GendutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang