D U A B E L A S

794 119 6
                                    

Ini sudah hari ketiga kedua muda mudi itu tak mengobrol banyak. Biasanya keduanya selalu memiliki topik untuk berbagi cerita, tapi hingga hari ini tak ada obrolan random yang bisa mereka lontarkan.

Bukan karena sedang bertengkar atau kehabisan topik, keduanya masih larut dalam pikiran masing masing bagaimana kelanjutan keberadaan mereka.

Ya, Mina masih memikirkan bagaimana kehidupan mereka selanjutnya disini, ia tak tahu harus bagaimana dan Mina juga belum siap membicarakan hal ini pada teman temannya mengingat mereka semua menikmati kehidupan barunya.

Begitu juga dengan Jimin, Mina sudah berkali kali membaca isi pikiran Jimin dengan mudahnya. Jiminpun memikirkan hal yang sama.

Jimin harus memilih antara hubungannya dengan Mina atau dirinya sendiri.

Pilihan yang sulit tentunya, itu yang membuatnya diam dan berpikir selama beberapa hari belakangan ini.

Mina akhirnya memutuskan mendatangi tempat dimana Jimin bekerja, salah satu cafe yang diurusnya.

Tak sulit mendatangi Jimin kecafenya, karyawan disana sangat ramah tak seperti dicafe yang diurus Taehyung dan Jin seperti kata Nayeon.

"Kau ingin bertemu tuan Jimin?" Tanya salah satu pegawai perempuan disana. Mina sudah beberapa kali datang ke tempat ini, dan perempuan ini selalu menyapa Mina ramah, beberapa kali mereka melakukan obrolan ringan juga tentunya.

Namanya Seulgi, dia gadis yang ramah, Mina yakin itu. Seulgi sangat mudah sekali dibaca pikirannya, itu yang membuat Mina cepat akrab padanya.

"Iya" Mina tersenyum manis, "Jimin ada?"

Seulgi mengangguk, "kau langsung saja keruangannya. Maaf cafe sedang ramai hari ini jadi aku tak bisa menemanimu" jelas Seulgi sambil menerima orderan dari pembeli.

"Tak apa, aku mengerti. Sampai jumpa, Seulgi"

"Sampai jumpa"

Setelah mendapat balasan, Mina segera menuju ruangan Jimin. Ia termenung sesaat didepan pintu ruangan Jimin, otaknya sekarang menjadi tak bersahabat dengannya. Nyalinya mendadak ciut membayangkan berhadapan dengan Jimin nanti.

Mina menghela nafas, padahal hubungan mereka baik baik saja tapi setelah obrolan dikolam air panas tempo lalu, suasana diantara mereka menjadi sangat canggung.

Mina membusungkan dadanya bersiap menemui Jimin didalam sana. Saar berhadapan dengan Jimin nanti yang pertama Mina lakukan adalah membaca pikirannya.

Tok.. tok.. tok..

Ketukan pintu oleh Mina langsung disambut teriakan Jimin dari dalam, "masuk!"

Mina segera membuka pintu ruangan Jimin pelan pelan, ia mendapati Jimin duduk menghadap dinding dan membelakangi pintu masuk. Dari sini saja Mina sudah membaca pikiran Jimin dan masih sama.

Jimin masih memikirkan Mina, Mina sedikit tersentuh dengan itu. Namun disatu sisi, Jimin memikirkan dirinya sendiri dan seperti yang Mina duga, Jimin terasa canggung padanya karena lelaki itu mencoba membiasakan diri kembali pada kehidupan sebelumnya, sebelum Mina datang.

Mina tersenyum hambar namun ia yakin keputusan Jimin adalah yang terbaik untuknya.

"Jimin.."

Jimin tersentak mendengar suara lembut Mina menyeruak didalam pikirannya, ia memutar kursinya dan mendapati Mina berdiri didepan pintu.

"M-Mina? Kau sedang apa disini?"

"Kau tak mau menyuruhku duduk?" Tanya Mina mengalihkan pertanyaan Jimin.

"Ya-ya.. duduklah" Mina mendudukkan dirinya dikursi dihadapan Jimin.

Survive in the New World [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang