D U A P U L U H T I G A

347 64 14
                                    

•••

Tidak ada. Sepanjang malam mereka sudah berpencar mengelilingi kota, mencari keberadaan Sana. Namun nihil, usaha mereka tak membuahkan hasil. Bahkan Nayeon pun tak bisa mencari titik keberadaan temannya itu.

Dan kini, pada muda-mudi itu sudah kembali berkumpul dirumah Brian. Semua terdiam, ada yang sedang berpikir keras, ada juga yang terlihat gelisah karena keberadaan temannya yang belum ditemukan. Semua hening, bahkan hanya suara nyaring jangkrik yang terdengar. Makan malam yang dibuat pun sama sekali tak tersentuh, enggan untuk menikmati makanan disaat salah satu temannya itu tak tahu bagaimana keberadaannya saat ini.

Helaan nafas panjang milik Yoongi mengalihkan perhatian mereka, ia melirik satu persatu pasang mata sekilas sebelum akhirnya angkat bicara, "kita tak bisa terus seperti ini. Waktu terus berjalan."

Beberapa dari mereka mengangguk setuju, "siapa kemungkinan besar orang yang terlibat dengannya?" Tanya Namjoon.

Ke delapan gadis itu saling melirik sebelum akhirnya menggeleng, tak ada yang tahu dengan siapa Sana berpergian selama ini.

"Tak ada?" Tanya Yoongi memastikan.  "Kalian tak ada yang tahu?"

Brakkk

Ia menggebrak meja kencang. "Apa yang kalian lakukan selama ini? Membiarkannya pergi sendirian? Hei, aku tahu kalian sibuk dengan urusan kalian masing-masing, tapi apa kalian tak ada sedikit perdulinya dengan teman kalian?!"

Jin dan Taehyung yang berada di kedua disinya pun langsung memegang lengan Yoongi menahan emosi pemuda itu.

"Hyung, tenanglah. Kita pasti akan temukan keberadaannya." Seru Namjoon.

"Tenang? Kau fikir aku bisa tenang disaat nyawamu dan Jimin yang juga menjadi taruhannya, Namjoon?! Kalau mereka tak segera kembali ketempat asalnya, kemungkinan besar kau akan menghilang!"

"Hyung, itu hanya kemungkinan saja.." Namjoon menimpali lagi.

"Iya benar hanya kemungkinan. Tapi bagaimana kalau itu semua benar terjadi? Bagaimana kalau kau menghilang, hah? Seharusnya mereka tak datang!"

Nayeon mengerutkan keningnya mendengar kalimat terakhir yang dituturkan Yoongi. Ia bangkit berdiri dan menghampiri lelaki itu, "kau menyalahkan kami? Kau saja menikmati kedatangan kita! Bukan hanya kau yang takut, Min Yoongi! Kita semua takut, jadi jangan bicara seenaknya. Mengerti?!"

"Cukup cukup!" Si tertua, Jin mengambil alih. "Cukup! Kita tak akan menemukan solusinya jika hanya bertengkar seperti ini."

"Jin hyung benar." Seru Namjoon, "kita butuh solusi, bukan pertengkaran seperti ini."

"Maaf, jika aku ikut campur," semua pasang mata kini tertuju pada Brian yang angkat bicara, "tapi, mengingat Nayeon yang diculik kemarin, apa mungkin dia juga di culik?"

"Betul juga." Namjoon mengangguk angguk setuju sembari berfikir, "dari Nayeon di culik, rumah kami yang terbakar, dan sekarang Sana.." lalu Namjoon menepuk tangannya, "Sepertinya ini telah direncanakan!"

"Tapi siapa?" Tanya Jin.

"Yoongi hyung!" Seru Hoseok, "apa ini perbuatan pamanmu?"

Yoongi mengerutkan keningnya, "orang itu? Kenapa kau berfikir itu dia?"

"Karena dia sudah kembali, hyung. Sepupumu. Sepupumu yang licik itu sudah kembali. Aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu, wajahnya sangat menyebalkan. Ingin sekali aku memukulnya!" Jelas Hoseok dengan emosi menggebu-gebu.

"Tahan, Hoseok. Kita tak boleh gegabah. Kita harus mencari tahu lebih dulu apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Namjoon. Ia menggosokkan kedua tangannya, sedangkan matanya terpejam sesaat, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang bahkan dirinya tak tahu jawabannya.

Survive in the New World [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang