D E L A P A N

813 112 3
                                    

"Cepat cepat ikuti aku!"

Jimin berseru semangat menarikku. Padahal seharusnya aku yang baru datang ke abad ini yang sangat semangat. Aku hanya terkekeh kecil menanggapinya.

"Kita mau kemana?" Tanyaku.

"Sumber air panas. Kau pasti akan menyukainya!"

Aku tertawa melihat Jimin yang begitu semangat, dia benar benar pintar mengekspresikan perasaannya. Raut wajahnya tak berbohong, dia memang sangat bersemangat dan ada rasa senang karena membawaku ketempat tujuannya.

Ah lagi lagi aku membaca pikirannya. Hehe maafkan aku, Jimin.

"Sampai!"

Aku memperhatikan Jimin yang lebih dulu melepas sepatunya dan menggulung celananya hingga terangkat sampai sejajar dengan lutut lalu duduk dipinggir kolam.

"Sini" Jimin menepuk sebelahnya seperti mengisyaratkanku untuk mengikutinya.

Baiklah. Aku ikut membuka alas kakiku, aku tak perlu menggulung celana sepertinya karena aku memakai rok selutut.

Lalu aku duduk disebelahnya dan menyelupkan kakiku kedalam air seperti yang dia lakukan.

Wah hangatnya!

Aku tak menyangka bisa mendapatkan sumber air panas semudah ini. Di tempatku dulu mencari sumber air panas seperti ini sangat sulit.

Sepertinya aku akan betah berlama lama ditempat seperti ini.

Banyak hal baru yang kutemui. Kalau kata Jimin, diabad ini teknologi lebih mendominasi dibanding abad abad sebelumnya yang masih banyak menggunakan tenaga kerja manusia dan hewan.

Tapi bukankah itu sama saja kita mengandalkan robot? Lalu manusia sekarang, bekerja untuk apa?

"Bagaimana? Kau suka?" Aku sedikit tersentak mendengar suara Jimin, kemudian aku mengangguk mengiyakan.

"Kau benar, merendamkan kaki diair bisa meredakan sakit kepala atau bisa membuat pikiran tenang" aku memperhatikan Jimin yang mulai bicara sambil memandang aliran air yang melewati kaki kami.

"Kau sering kesini?" Tanyaku.

Jimin mengangguk, "aku senang dengan tempat ini. Tenang dan damai"

"Apa karena kepalamu sering sakit kau kesini?"

"Tidak tidak, aku tak pernah menggunakan telepatiku selain padamu"

Wow benarkah? Aku pikir kemampuannya akan melemah jika tidak digunakan dalam waktu yang sangat lama tapi saat pertama kali aku datang, Jimin langsung menggunakan telepati itu dan dia menggunakannya dengan baik.

"Kupikir kau sering melatih telepatimu" ujarku.

"Niatnya seperti itu tapi tak ada yang bisa menerima telepatiku selain denganmu"

"Ah begitu." Aku memandang Jimin lalu tersenyum, "mulai sekarang lakukan padaku"

Jimin ikut tersenyum padaku, "tanpa kau suruhpun aku tetap lakukan"

Aku senang mendengarnya.

Ah aku jadi ingat, sebelum datang kesini aku sangat khawatir Jimin melupakanku sedangkan aku tak pernah seharipun terlewatkan untuk tidak memikirkannya.

"Ah Jimin, apa saja yang kau lakukan selama dua tahun belakangan ini?" Tanyaku padanya.

Jimin mengusap dagunya seperti sedang berfikir, "tak banyak. Hanya kerja, berlibur dengan yang lain, atau kalau aku ingin sendiri aku datang ketempat ini"

Survive in the New World [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang