|| Tampilan

23 5 0
                                    




Happy reading

Gue yakin pasti Via ngeliat gue boncengan sama Sarah kek gini, tapi kenapa dia keliatan ga peduli?

-----------------------------------------------------------------

"Nih pak uangnya ,kembaliannya ambil aja" ucap seorang gadis sambil melepaskan helmnya dan menyerahkan kepada tukang ojek tersebut yang tak lain adalah Via

" Makasih banyak mbak" Via hanya tersenyum sebagai balasannya, dan segera melangkahkan kaki membuka gerbang.

Dengan langkah gontai Memasuki pintu utama dan tak lupa mengucapkan salam kepada orang rumah_"Assalamualaikum ,pun10 gofood "

Pikirannya kembali mengingat kejadian hari ini dimana Zena seolah tak memperdulikannya lagi,

dan seharian waktunya dihabiskan bersama Sarah kekasih barunya, bajingan memang.

" Disaat gue udah mulai cinta sama lo, lo malah ninggalin gue dan milih cewek sialan itu" umpat nya sembari tidur terlentang memandang foto mereka berdua saat pertama kali jadian.

" Mungkin emang kita ga ditakdirin bersama-sama, tanpa sadar kebersamaan kita selama ini udah bikin gue mulai menerima lu menerima perlakuan lu, ya walau bertentangan dengan apa yang ini gw lakuin." Ucap Via dalam hati

TOK TOK TOK

Karena tidak mendengar sautan dari dalam kamar maka Ana memilih langsung masuk kedalam kamar putri nya itu.

Saat memasuki kamar ia menghela nafas lelah menyadari putrinya belum melepas seragam dan kaus kaki nya . Dasar anak gadis males banget.

"Vi bangun kamu belum makan siang kan?" Ucap Ana membangunkan Via.

Ia lebih memilih mengganggu tidur cantik Putri nya itu daripada mendengar Via merintih kesakitan gara-gara penyakit maagnya yang sering kambuh.

"Engh kenapa Ma?"

"Ayo ganti baju terus makan dulu." Ucap Ana sembari menarik Via untuk duduk.

Karena terlalu malas dan ngantuk Via hanya mengangguk dan berjalan gontai menuju kamar mandi.


-----------------------------------------------------------------

SMA PERTIWI

Hari senin adalah hari yang amat menjengkelkan dimana pagi - pagi sudah dijemur ditengah lapangan.

mendengarkan khotbah dari guru pembina dan seorang gadis turun dari ojeknya.

memasuki gerbang sekolah dengan tampilan yang err tidak seperti biasanya rok yang sebelumnya agak manjang dibawah lutut sekarang menjadi diatas lutut ,

baju yang sebelumnya agak kebesaran sekarang mengecil sesuai lekuk tubuhnya

dengan sneakers berwana putih yang mana itu tidak di anjurkan sekolahnya, rambut dengan ujung berwarna pirang tanpa memakai dasi terkesar errr Bad??



SMA PERTIWI

Hari senin adalah hari yang amat menjengkelkan dimana pagi pagi sudah dijemur ditengah lapangan mendengarkan khotbah dari guru pembina dan seorang gadis turun dari ojeknya.

Bahkan semua warga SMA Pertiwi sampai melongo melihat penampilan bar-bar Via.

Dimana gadis manis yang beberapa waktu mereka lihat?

Mengapa menjadi seperti cabe-cabean seperti ini?

Tanpa sadar sepasang mata menatap Via dengan tajam.

Via yang merasakan tatapan itu segera menoleh saat mendapati seorang cowo berjas OSIS itu berjalan kearah nya.

"Apa-apaan kamu ini?" Ucap Zena lirih namun terkesan tajam.

Via melihat itu hanya menatap nya remeh dengan mengangkat sudut bibirnya dan berjalan santai hendak masuk kebarisan namun sebelum itu tangannya dicekal.

"Kamu harus dihukum."

"Kamu harus dihukum."

" terus gw peduli gitu? "

Padangan remaja itu menajam mendengar jawaban pujaan hatinya yang sudah berani melawan ucapannya itu

Dan jangan lupakan pandangan siswa lain melihat paha putih via yang sedikit terekspos itu

pinggang yang rambing kelihatan pas jika direngkuh

Tapi via ya tetap via dengan pendiriannya dia tak memperdulikan Zena dan memilih masuk kekelas dan Memgabaikan tatapan sekitar.

"Kamu ganti atau ga usah sekolah." Ucap Zena menajam sambil menghimpit Via di tembok.

Via terkekeh sinis rasanya aneh saja saat Zena tiba-tiba peduli seperti ini.

Kemana lelaki ini kemarin-kemarin?

"Lu peduli?" Ucap Via menatap Zena remeh.

" *Aku-kamu* Via* "

"Ck terserah tapi gue gapeduli." Karena tak tahan dengam sikap Via yang semakin menjadi-jadi Zena menarik tangan Via menuju rooftop.

Tempat dimana tidak pernah ada seorang pun yang pernah menginjakkan kaki nya kesana selain dirinya dan Bagas.

"Awshh..sakit Zen lepasin!!" Ucap Via memberontak karena merasa Zena terlalu mencengkeram tangan nya dengan kuat.

"Duduk." Ucap Zena dingin.

"Kamu.pacar.aku jadi apapun yang aku larang harus kamu ikutin." Ucap Zena berusaha sabar.

"Pacar? Kamu lebih deket sama Sarah daripada sama aku dan kamu masih inget kalo aku pacar kamu?" Ucap Via memberikan tatapan tak percaya pada Zena.

"Dia temen kecil aku Vi kamu harus ngerti!" Ucap Zena yang merasa tak terima Via menyalahkan Sarah untuk kesalahan nya sendiri.

"Kurang ngerti apa lagi aku sama kamu?! Kamu selalu deket sama dia kamu bahkan kemarin nganterin dia pulang apa aku pernah marah sama kamu?! Hiks" Ucap Via marah sekaligus mengeluarkan unek-unek nya.

"Maaf Vi a-aku ga maksud kayak gitu sama kamu." Ucap Zena merasa bersalah.

Lalu ia memeluk Via dan membiarkan gadis itu menangis kedalam dekapan nya.

Ia tau ia salah sampai membuat gadis nya menangis seperti ini.

TBC

Hehe update lagi nih pupung ada ide jadi dituangin aja dan yang utama jangan lupa vote ya gratis ko gabayar)))
<3 biar makin rajin lagi update nyaa

AlviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang