Happyreading
Gadis itu benar-benar menghindarinya. Tadi pagi saat ia berpapasan dengannya di tempat parkir Via sama sekali tidak menoleh. Bahkan ia sengaja menggandeng tangan Sarah untuk melihat respon kekasihnya itu.
Tapi apa yang ia lihat? Via nampak biasa saja. Apakah gadis itu sudah lelah dengannya?
Tidak-tidak ia tak boleh berfikiran seperti itu sampai kapanpun Via adalah miliknya. Dan ia takkan mengijinkan siapapun merebut miliknya. Anggap saja Zena posesif tapi ia tak peduli.
"Zen lu emang udah putus sama cewe bar-bar itu?" Ucap Bagas mendudukkan pantat nya di kursi. Zena hanya menaikkan alisnya pertanda tak mengerti seolah bertanya _Siapa?_
"Ck siapa lagi kalo bukan Via." Bagas merotasi kan bola matanya kesal. Emang pacar Zena ada berapa sih?
"Nggak." Singkat padat jelas. Lalu dengan santainya Zena memakai earphone ditelinganya karena pagi ini ia sangat malas melakukan apapun bahkan untuk sekedar berbicara.
Ia tau jika sahabatnya itu sudah duduk disini maka Bagas tidak akan berhenti mengoceh.
"Ehh Zen liat deh!!" Bagas menggoyangkan bahu Zena membuat ia berdecak malas.
"Apasih." Zena menatap Bagas kesal. Ia kesal sahabatnya itu selalu saja heboh pada hal yang tidak penting menurut nya. Seperti waktu itu saat mereka bermain game bersama Bagas tiba-tiba berteriak yang membuat Zena panik. Dan kalian tau karena apa? _ya mana saya tau saya kan ikan._ Oke kembali ke topik.
"David bikin boomerang nih sama bebeb lu." Ucap Bagas sembari menyodorkan ponsel berlogo apel di gigit itu. Zena menggeram kesal apa-apaan ini?!
Dengan langkah tergesa Zena segera beranjak dari kursi nya menuju kelas IPS. Langkahnya terkesan terburu-buru dengan mata yang menyorot lurus tajam. Membuat beberapa siswi yang dilewati nya memekik senang. Bagaimana tidak? Penampilannya yang rapi dengan parfum mint itu menambah kadar ketampanan sang wakil ketua OSIS itu.
BRAKK
Semua siswa XI IPS 2 menatap terkejut pada pintu yang baru saja dibuka dengan kasar. Namun hal itu tak membuat ketiga orang yang tengah bercerita kejadian lucu itu tidak merasa terganggu. Siapa lagi Jika bukan Mila, David, dan tentu saja Alvia Anastasya. Gadisnya.
Bahkan gadis itu terlihat tertawa terbahak-bahak sambil memukul lengan David dan menyenderkan kepalanya disana.
Melihat itu Zena seketika mendidih. Ia berjalan dengan langkah lebar nya menarik Via dengan kasar.
"Zen apasih sakit tau!" Via memberontak dalam cengkeraman tangan Zena. Namun tak dihiraukan oleh sang empu.
"Woi bangsat temen gue kesakitan!" Ucap David mengejar Zena.
Ia tak terima sahabatnya diperlakukan kasar seperti itu.
Zena tak peduli. Ia tetap menarik Via untuk keluar dari kelas. Saat hendak mengejar Zena, Mila menahan David yang sedang dilanda emosi itu.
"Udah Vid biarin mereka nyelesein masalah nya dulu." Ucap Mila sembari mengusap punggung lelaki itu agar lebih tenang. Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang menyaksikan itu semua dengan tangan mengepal.
***
"Awshh sakit Zen!!" Pekik Via saat Zena menariknya menuju rooftop.
"Apa maksud boomerang tadi?" Ucap Zena tajam. Ia bahkan masih mengepalkan tangannya untuk menjaga agar emosi nya tidak meledak saat itu juga.
"Zen kita cuma temen, apa masalah
nya?" Via berkata dengan nada lelahnya." Apa susahnya sih Vi kamu jauhin David!"
"Sekarang aku yang tanya. Apa susahnya si Zen jauhin Sarah!" Ucap Via menantang.
"Aku bilang beda Vi!! BEDA!" suara zena terdengar seperti membentak diakhir yang membuat Via terkejut. Jujur ia sama sekali tidak pernah dibentak oleh siapapun termasuk kedua orang tuanya.
Via hanya terkekeh sinis. Dia berfikir Zena sangat egois saat melarang dirinya dekat dengan David yang notabenenya Zena tahu bahwa lelaki itu adalah sahabat semasa SMP nya. Lalu bagaimana dengan Sarah? _oh iya orang yang berarti_ Saat mengingat hari itu hati Via berdenyut nyeri.
"Apa bedanya aku sama Sarah?" Setelah lima menit hening akhirnya Via angkat bicara.
"Aku gabisa jelasin ini ke kamu." Lirih Zena. Kini pria itu tak lagi menatap matanya dengan tajam namun dengan tatapan frustasi? _Entahlah_
"_See_ Zen? Kamu bahkan gamau terbuka sama aku. Kamu bisanya cuma ngelarang aku ngelakuin ini itu tanpa kamu jelasin alasannya. Aku capek kalo tiap hari berantem cuma karena hal sepele."
***
"Gas rooftop." Singkat Zena tanpa melirik Bagas yang tengah menyendok kan siomay kedalam mulutnya.
"Eh anjir gue masih makan woi!!" Teriak Bagas yang membuat penghuni kantin menatapnya geli. Jika kalian bertanya kenapa penghuni kantin SMA Pertiwi ini tidak heran dengan tingkah laku Bagas? Karena hal itu sudah sangat wajar mengingat bagas adalah salah satu _mostwanted_ yang terkenal bar-bar.
_Sialan emang punya sahabat gaada akhlak, temennya lagi makan malah diajakin nongki_ gerutu Bagas dengan terpaksa meninggalkan semangkuk utuh siomay Mbak Ning hasil diskonan itu.
"Heh Cup nih buat lu kalau mau." Ucap Bagas saat melihat Ucup si kutu buku yang baru saja melewatinya. Dengan senang hati Ucup menerima itu. _Lumayan makan siomay_ batin Ucup kegirangan.
"Eh _Wait_ demi apa lu ngerokok lagi?" Tanya Bagas terkejut saat sampai di rooftop dan menemui Zena yang sedang merokok. Pasalnya lelaki itu sudah berhenti merokok sejak berpacaran dengan Alvia Anastasya. Memang si Zena terlihat anak baik-baik namun siapa yang menyangka jika lelaki itu sebenarnya adalah perokok?
"Gue bingung." Zena menghela nafas lelah lalu membuang putung rokok itu di asbak.
"Tentang Sarah?" Sarkas Bagas sambil menatap sahabat kecilnya itu. Zena hanya diam sambil menatap kosong langit biru pagi ini.
"Kenapa lu ga cerita aja sih ke Via dia kan pacar lo dia juga berhak tau tentang masa lalu lo." Bagas menghela nafas sebenarnya ada sebuah masa lalu pahit yang hanya diketahui oleh dirinya, Sarah, dan tentunya Zena.
"Gue gamau Via ninggalin gue kalo tau gue kayak gini." Lirih Zena. Tak terasa setitik air mata mengalir dari ekor matanya.
Holla im back hehe
Mmm anu hehe klo votenya bisa nembus 30+ dobel up deh! lagian apa susahnya si klik bintang sahabatt gabayar ko sumpah😂 gabanyak kan cm 30+ biasanya kan pada 1000 gt INTINYA JANGAN BOSEN2 BACA ALVIAA<3<3<3<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvia
Teen FictionAlvia Anastasya siswi kelas XI IPS 2 SMA Pertiwi yang manis cantik nan cerita memiliki seorang kekasih waketos over terhadap via dan jangan lupakan sifat bar-bar via disekolah dan sifat penurutnya ketika dirumah. Zena alfero Siswa kelas XI IPA 2...