Chapter 8🍂

203 32 10
                                    

Tanyakanlah pada langit, bagaimana ia merelakan setiap rintik hujan yang tak kembali.

-Eayzi Kristalea Regata

**

Eayzi kini sedang berada di taman kota, di sini adalah salah satu tempat yang ia sering kunjungi saat Sabtu dan Minggu.

Eayzi mengingat ingat bahwa ia juga pernah bertemu dengan Derald di tempat ini, Eayzi tersenyum mengingat nya. Belakangan ini sepertinya dunia sedang berpihak kepadanya, sudah beberapa hari ini ia tak meneteskan air mata dan merasakan sesak di dadanya. Hari demi hari pun selalu di isi dengan tawa, Eayzi bersyukur kini Arra, Bayu dan Zidan selalu menjadi alasan ia untuk tertawa. Meskipun tidak banyak yang terpenting Eayzi mempunyai orang yang sangat peduli kepadanya, meskipun itu belum ia dapatkan dari Eayza dan papahnya.

"Ekhem," Eayzi sontak menoleh kesamping kaget, dehaman yang cukup keras membuat senyum itu pudar dari bibir Eayzi.

"Lo lagi lo lagi," sebal Eayzi saat mengetahui asal suara itu

"Gue tau lo selalu kesini diwaktu weekend, nih minuman buat lo. Tadi diperjalanan gue mampir dulu beli ini," ujar Derald seraya memberikan minuman.

"Gausah. Gue bisa beli sendiri," tolak Eayzi.

"Lah yang bilang lo ga mampu buat beli siapa?" tanya Derald "Udah ga usah malu malu kaya tikus di pabrik sebelah dehh"

"Apaan si lo, ngeselin tau ga!" seru Eayzi.

"Ngeselin sih, tapi ngangenin. Yaudah nih ambil atau lo gue karungin,"

Tak ingin banyak berdebat, akhirnya Eayzi mengalah untuk menerima minuman yang Derald kasih.

"Oh iya Zi, maap lancang"

"Kenapa?" tanya Eayzi melihat muka Derald yang cukup serius pikirnya.

"Gue udah tau semua tentang lo, bahkan ibu lo" Derald berbicara dengan hati hati takut perkataannya menyingung hati Eayzi.

Eayzi terkejut dengan topik pembicaraan Derald "Ibu kandung gue maksud lo?"

"Hmm iya," jawab Derald pelan. "Apa semua orang tau tentang itu?"

"Apa hak lo untuk tau." Baru saja Eayzi berdiri, namun Derald sudah mencekal tangan Eayzi cepat dengan lembut.

"Kalau lo belum mau cerita sama gue gpp, mungkin bukan skrg tapi gue yakin suatu saat lo bakal nyeritain. Gue peduli sama lo Eayzi, bahkan dari dulu gue selalu ada di dekat lo tanpa sepengetahuan lo. Gue udah cari tau sendiri semua tentang lo, dan maapin gue, gue baru berani sekarang muncul di hadapan lo," ucap Derald.

Melihat Eayzi yang terdiam, Derald ikut berdiri melambaikan tangan di depan muka Eayzi "Eayzi," ucap Derald pelan.

"Iya," jawab Eayzi

"Duduk," pinta nya kemudian.

"Lo tau semua tentang gue," Tanya Eayzi, setelah mereka kembali duduk.

"Bisa dibilang seperti itu, jika yang gue tau itu ga semua berarti terlalu banyak hal yang mengejutkan di dalam kehidupan lo."

"Apa yang lo tau?" tanya Eayzi.

"Lo pernah tinggal di panti asuhan bersama ibu lo, rumah nenek lo kebakaran tanpa ada sebab, dan lo baru ketemu papah lo saat usia 7 tahun" jawab Derald "Apa itu belum cukup sebagai bukti" tanya nya kemudian.

"Lo beneran tau semua Derald," ucap Eayzi menunduk.

"Jangan gitu Zi, kalau lo belum siap buat cerita sekarang gpp, seperti yang gue bilang tadi suatu saat lo pasti cerita kok ke gue, gue bisa pastiin itu"

Eayzi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang