Part 22

16.3K 2.5K 1K
                                    

Jaeyong Fanfiction
By anna

Maaf baru update.. kemarin aku sakit, dan bener2 gak bisa pegang hp, jadinya updatenya molor,,,

Happy reading...

"Itu adalah seorang perawan yang kau banggakan."

Perkataan yang keluar dari mulut Taeyong nyatanya membuat Jaehyun tak lagi bisa untuk berkutik, lelaki itu merasakan ketidak sukaan atas pilihan kalimat yang di gunakan oleh pria mungilnya. Tanpa sadar tangannya mencengkeram remote televisi itu dengan erat, sisi dominannya tak terima jika harga dirinya terinjak sampai serendah ini di depan submissivenya.

Ia tahu ia telah salah menilai Naeun selama ini, tapi tidak ada yang bisa menghentikannya jika nyatanya ia sendiri enggan untuk mengakui semua itu. Maka dengan harga diri yang tersisa Jaehyun menggeleng dengan memberikan senyum tipisnya, "Aku bahkan tidak lagi peduli dengan apa yang sudah Naeun lakukan. Tapi jika kau ingin mengungkit kembali masa lalu. Aku akan dengan senang hati mengatakan jika, memang akulah orang yang menidurinya untuk yang pertama kali." Balas Jaehyun pelan, ia memilih untuk menghampiri Taeyong yang masih setia berdiri di tempatnya. "Dan kau tak bisa untuk mengelaknya." Lanjutnya.

Taeyong tak bisa menahan gelak tawanya, mata bulatnya menatap Jaehyun tak percaya. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa orang di depannya tak memiliki rasa malu atau bahkan penyesalan barang sedikitpun? Bagaimana bisa orang di depannya 一ah, bahkan ia telah kehilangan kata-katanya.

"Dia menjadi jalang setelah aku menidurinya, lantas untuk apa aku kecewa? Lantas untuk apa aku merasa dibodohi olehnya?" Ujar Jaehyun dengan kekehan kecil, ia kini sudah berada tepat di depan Taeyong. Jemarinya yang besar mengusap pipi yang lebih mungil dengan begitu lembut, "Jangan berani merendahkanku, jika nyatanya kau bahkan lebih rendah dari Naeun. Setidaknya berkacalah sebelum mengatai seseorang, kau harusnya merasa bersyukur karena aku memilihmu untuk menjadi pendampingku di saat tubuhmu telah di cicipi oleh banyak orang."

"Ap.. apa?" Desis Taeyong tajam, ia menggeleng dengan wajah yang menganga takjub sedangkan tawa remeh kini kembali keluar dari bibirnya tanpa halangan, "Setinggi apa dirimu hingga berani berkata begitu rendah terhadapku? Sehebat apa dirimu hingga berani menginjakku seperti ini? Dan sesuci apa dirimu hingga menganggapku lebih rendah dari Naeun?" Tatapannya mengeras dengan kilatan penuh amarah, "Kau merendahkanku karena kau takut dan kau meremehkanku karena kau tahu apa yang aku katakan adalah sebuah kebenaran yang tak ingin kau akui."

Taeyong memilih untuk mendorong pelan tubuh Jaehyun sebelum ia memfokuskan pandangannya pada sebuah dokumen yang tergeletak begitu saja di lantai, dengan langkah tertatih ia mengambil dokumen itu dan memberikannya pada Jaehyun yang masih setia menatap kearahnya dengan wajah yang teramat datar.

"Di sini, di sini adalah jawaban dari semua apa yang ingin kau ketahui selama ini. Jawaban atas siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah. Siapa yang dimainkan, siapa yang mempermainkan. Siapa yang memanfaatkan dan siapa yang dimanfaatkan."

"Aku tidak memerlukan ka一"

"Akui kekalahanmu, akui kesalahanmu. Aku tahu kau mungkin malu untuk mengakuinya. Tapi aku melihatnya Jaehyun, aku melihat bagaimana ketakutan dan rasa malu itu bermain pada manikmu." Taeyong memotong ucapan Jaehyun begitu saja, "Berhentilah mengatakan aku mencintaimu, jika kau benar-benar belum mengerti apa itu cinta." Lanjutnya sebelum melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jaehyun yang memegang dokumen itu dengan tangan yang bergatar.

***

"Aku harus bagaimana?"

"Aku harus bagaimana?"

Red Rose 🔞 [JaeYong] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang