CHAPTER 11

37 11 7
                                        

Bogyu terkesiap begitu kerah bajunya cengkram kuat oleh Jihyung. Ia kaget sampai menjatuhkan beberapa kaleng bir dilantai. Terlihat jelas dari wajah Jihyung kalau ia sedang marah, sangat marah.

"DARI MANA AJA LO HAH!?" Sedetik kemudian cengkraman tersebut terlepas saat Bogyu mendorongnya.

Ia mengerutkan keningnya. "Apaan sih?" Wajahnya berubah jadi datar. "Kenapa pada ngeliatin gue kayak gitu? Emang ada yang salah ya?"

"GUE TANYA LO DARI MANA!?" Tanyanya sekali lagi. Hansook segera melerai perkelahian ini yang di buat panik.

"Udah ah ga baik teriak-teriak dini hari gini"

"GA BAIK KATA LO!? LEBIH BURUK MANA SAMA MUKA DIA YANG SANTAI GINI!?"

"Emang ada paansih?" Yang di maksud lebih santai itu membereskan kaleng-kaleng dilantai.

"I..itu... Ada korban lagi. Jira yang kena" cicit Dongsung.

Tak

Genggaman kaleng terlepas dari tangan sang empu. Manik matanya menatap semua orang di sana dengan kaget lalu dalam sekejap raut wajahnya kembali normal. "Oh."

"OH!? Respon lu gitu doang!" Untung saja tangan itu tidak jadi mendarat di wajah lawannya kalau bukan Dongsung yang menahan. "Lo yang bunuh Jira kan? Ngaku ga lu!?" Desaknya lagi.

Yesung menutup pintu gudang dan kembali ke ruang tengah dengan membawa tiga cangkul. "Dah lah gak usah berisik, siapa yang mau nemenin gue ngubur mayat Jira?" Sontak mereka semua menoleh pada suara tadi dengan keheranan,

Tidak ada ekspresi sama sekali yang tertulis di wajah yang paling tua. Ini aneh. Yesung sama halnya dengan Bogyu yang terlihat biasa saja, yang jelas ketakutan disini hanya Dongsung dan dirinya. Hansook? Hanya tatapan kosong menghadap ke lantai.

"Gue ikut" Bogyu mengambil satu cangkul di tangan Yesung kemudian menatap Jihyung sebentar. "Dan lo, jangan sembarangan nuduh gua yang bunuh Jira" ia melangkah pergi dengan senyum miringnya.

Yang merasa hanya diam, lalu ia pun ikut mengambil cangkul yang tersisa satu. "Gimana kalau kita solat in dulu aja?" Semua berpusat pada Jihyung.

"Gue pernah bilang kan, kalau diantara kita ga pernah ada yang solat"

"Apa susahnya sih tinggal solat in? Biar tenang arwahnya gitu loh" paksanya lagi.

"Udah deh jangan ngawur gitu, gue mau tidur lagi abis ngubur. Badan gue kotor, bau, abis... abis dari luar" Bogyu sempat menjeda kalimatnya ia menyembunyikan kepanikannya ia langsung berjalan ke kamar Jira.

Panik?

Raut wajah mereka semua saling tidak bersahabat karena Bogyu menganggap hal ini remeh, kecuali Yesung yang hanya menunjukkan wajah datar.

Tapi keheningan tiba-tiba pecah dengan suara kikikan dari Hansook. Semua yang masih disana memandang Hansook aneh dan takut juga Bogyu yang menginjakkan kakinya di kamar Jira ikut menoleh ke ruang tengah.

"Hihihihihi..."

Dongsung yang disebelahnya langsung berpindah tempat mendekat ke Jihyung saking takutnya. "Si Hansook kenapa anjrit?" Bisik nya.

"HIHIHIHIHI...."

Jihyung menggeleng namun ia melangkah ke arah Hansook yang menunduk sambil cekikikan. "Sook?"

Tidak ada jawaban, sampai Jihyung mengguncangkan bahu Hansook dengan paksa.

"Gue yakin lu bukan Hansook! LU SIAPA!?"

Mereka hanya takut kalau Hansook ketempelan sesuatu mana sekarang jam setengah 3 pagi. Siapa yang ga takut kalau udah ada mayat, trus ada yang kerasukan kan ga lucu.

Lalu tak lama ia mendongakkan kepalanya menatap satu-satu orang yang ada di sana termasuk Bogyu. "Gue Hansook. Seo Hansook. Lo pikir gue siapa?" Hansook menyeringai. "Kalian semua pasti bakal mati"

Tepat setelah mengatakan itu, ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Srek

"Argh!"



















































Pisau lipat tertancap di bahu Yesung.








































Sebelum aksi mengubur mayat, mereka berdua mengikat tubuh Hansook di tangga dengan kuat yang sepertinya kerasukan. Sepertinya. Sedangkan Dongsung di kamarnya sedang mengobati luka Yesung di bahu tadi.

Balik lagi ke kamar Jira, disana Jihyung menggali tanah sedalam 2 meter dan yang satunya membersihkan darah serta pecahan piring, juga memindahkan mayat yang mulai membusuk itu ke dalam 2 meter. Melihat aksi pemindahan mayat, Jihyung jadi makin merasa curiga pada Bogyu karena mukanya biasa aja gak ada jijiknya.

Sedangkan di kamar Yesung, pemuda yang paling tua terus meringis kecil saat ia mengobati lukanya sendiri. Lah Dongsung? Dia mah santai ae malah rebahan sambil nyanyi lagu nya day6. Laknat emang udah numpang lagi. Canda. Pasalnya emang dia yang mau sendiri Dongsung sih iya in aja.

"Yeppeosseo nal barabwa judeon geu nunbicc~"

"Berisik coba"

"Eh lu serius ga mau di bantu? Gue bisa kok" Alih-alih kena julitan si Yesung mending nawarin bantuan.

"Ga"

Dongsung menggaruk tengkuknya dan ia memberhentikan aktivitas nyanyinya. "Si Hansook apa gapapa di iket di tangga gitu? Ntar kalau kita liat kebawah orangnya dah sakaratul gimana?"

Terdengar nyaring dari lantai bawah suara teriakan minta tolong yang minta di lepaskan.

"Udah deh jangan bacot. Dia baik-baik aja ko"

Sekilas ia memandangi luka yang di bahu Yesung tadi dengan lamat tapi dia malah eneg duluan. Si Yesung sih biasa aja mukanya bahkan dia sendiri yang keluarin pisau lipat dari bahunya.

"Eh betewe lu ada curiga gitu ga sih sama siapa kek gitu?" Tanya nya lagi.

Yesung menaruh alat P3K itu di kolong kasurnya dan beralih menatap lawan bicaranya dengan malas. "Nanti di bahas lagi pas pagi, gue mau tidur lagi capek abisnya"

"Jangan dong mending temenin gue nyanyi" tawarnya, aslinya mah dia takut gada temen kalau si Yesung tidur.

"Yaudah panggil yang di bawah gih kali aja udah selesai, kecuali si Hansook"

Dongsung menggeleng. Kalau dia ke ke kamar Jira pasti nyium bau lagi, trus kalau turun juga berpapasan sama Hansook yang lagi di iket kan. "Tapi lu jangan tidur ya, pintu kamar lo di buka biar gue larinya gampang"

Yang paling tua terkekeh lucu tapi tidak menurut Dongsung. Setelah ia memutuskan untuk turun ke bawah, dengan perlahan ia membulatkan matanya. Terkejut.




























Sesuai ucapannya, ia berlari ke kamar Yesung dengan buru-buru.

Karena Hansook tidak ada di tempat. Hanya menyisakan tali yang tergantung di tangga.

THE BAD FAMILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang