CHAPTER 3

51 15 5
                                    

Jihyung terbangun karena suara ketukan pintu kamar. Ia lupa ganti baju semalam, ah.. melelahkan. Bahkan arloji di tangannya masih di pakai tidak dilepas.

Pukul 8.

Mampus ga solat shubuh.

"Jihyung bangun!" Eunjin langsung membuka pintu kamarnya. "sarapan dulu atau mau mandi dulu?"

"E... Mandi dulu deh" jawabnya sambil mengucek mata.

"Yaudah buruan ya mamah sama papah tunggu di bawah oh iya sama yang lain juga, kamu pasti belum pada kenal kan?" Jihyung ngangguk.

Setelah Eunjin pergi dari kamarnya ia bergegas mandi.

Kamar mandinya ada di dalam kamar, ya sama besarnya sih kamar di Seoul. Rumahnya juga ga beda jauh sama yang di Seoul.

Kamar lamanya emang terang, wangi, ada AC nya rapi dan pastinya bersih. Bedanya kalau disini rada gelap karena tirai jendela cuma terpasang 20cm.

Seusai mandi, Jihyung langsung turun kebawah dan menuju meja makan.

Lagi lagi saat ia turun tangga, merasa risih karena ngerasa ada yang liatin dia.

Ia melihat meja makan sudah banyak makanan yang masih hangat dan empat orang menunggunya di meja makan.

Mamah, papah, oh dua orang ini kayak yang waktu-

"Ayo kamu sini duduk. Sarapannya bareng-bareng" ia menarik kursi meja makan dan duduk.

Tidak ada percakapan hanya suara sendok yang beradu dengan piring.

"Biar Jihyung yang cuci" tawar nya setelah makan.

"Jangan, hari ini ade nya ibu mau datang, bibi Nam. Kamu taruh aja di wastafel"

Saat Jihyung membawakan piring kotor, ia merasa ada seseorang di belakangnya.

"Seo Yesung" lelaki itu mengambil pisau buah untuk mengupas apel sebagai makanan penutup.

"O-oh. Min Jihyung, 20 tahun" Jihyung rada gugup. Kali ini beneran orang di belakang.

"Wah, kita beda tiga tahun gua lebih tua dari lo. Santai aja bisa kan? Panggil lo gue"

Jihyung membalik sambil tersenyum ramah dan membantu Yesung sambil mengambil apel baru. "Ga suka kulit apel?"

Yesung menoleh. "Buat Jira"

"Yang tadi anak perempuan makan di sebelah lo ya? Eh lu anak sulung?"

"Udah cukup, apelnya dua aja" Yesung membawa piring kecil disusul Jihyung. "Yang tadi namanya Seo Jira. Iya gua anak sulung"

"Kalau boleh tau ko kamar disini banyak?"

Yesung tidak menjawab. Ia malah jalan ke kamar Jira dan meninggalkan Jihyung.

Kamar Jira di lantai bawah. Dekat ruang tamu. Tapi kenapa lantai atas ada 6 pintu kan sayang banget. 

Tok tok
Kriet..

Pintu depan terbuka. Siapa itu?

"SAMLEKOM! HANSOOK PULANG!" Matanya saling tatap dengan Jihyung yang berdiri depan kamar Jira.

"Eh siapa lo!?" Laki laki tadi yang baru dateng nunjuk kearah Jihyung.

"Lo yang siapa!?" Tunjuknya balik.

"Ngapain depan kamar ade gue? Pelaku pelecehan ya!?" Hansook masuk kedalam sambil menyeret kopernya.

Jihyung terbelalak. Setan. Ni bocah ngatain gue yang ngga ngga.

Oh, dia juga bagian dari keluarga ini.

"Enak aja lo sembarangan! Oh ya gua-"

"Hansook? Kamu baru pulang?" Eunjin datang di saat yang tepat.

"I-iya mah, dia siapa?" Tanyanya sinis.

"Kamu jangan gitu, kan mamah kemarin baru nikah. Dia anaknya papah kamu dan saudara kamu kamu juga. Namanya Min Jihyung"

"Oh" Hansook masih menatap Jihyung yang biasa aja.

"Kamu mau makan dulu mandi dulu atau mau istirahat?"

"Istirahat dulu deh" Hansook naik ke lantai atas sambil bersiul.

Tinggallah Eunjin dan putra dari suaminya.

"Kamu kaget ya? Tadi itu Seo Hansook. Adik kamu, maklum ya umurnya 18 tahun. Penampilannya emang gitu belum dewasa tapi mamah mau kamu bantu bimbing dia ya?"

Oke. Kali ini ia punya adik dua. Kakak satu.

"Iya mah gapapa, lagian kan dia adik aku juga" Jihyung mengerti. Ia harus berbaur pada keluarga barunya.

"Dia baru pulang dari Busan, rumah neneknya. Mungkin kaget karena kecapekan"

Penampilan Hansook tadi memang mencolok. Bukan. Emang iya sih trendi gitu dari modelannya headset di gantung di leher, celana jeans robek-robek, baju hoodie di balut jaket denim, tas gendong bermerk, dan sepatu putih polos.

Siang bolong gini dia ga gerah apa?

Ia menatap Hansook dari lantai bawah yang sedang menuju pintu ketiga. Sebelah kamarnya.

Maklum lah kalau Hansook berdandan seperti itu, ditambah dia pandai bersiul, menari kecil saat menaiki tangga, tapi yang jadi sorot matanya bukan penampilan Hansook yang seperti itu melainkan...

























































Ada pisau lipat di saku celananya.












































Jihyung kembali ke kamarnya. Biasanya jam 2 siang ini dia lagi main game sama Dongsung kalau ga, lagi makan sambil nonton YouTube.

Tapi disini, makan aja dia ga nafsu. Jihyung cuma rebahan santuy sambil liatin atap kamarnya. Gada suara kicauan burung atau motor mobil yang lewat dari luar, disini tenang.

Rumah disini emang sepi. Dan hari ini orang yang ia kenali memang aneh.

Yesung, dia dewasa tapi terkesan dingin. Mungkin ga suka basa basi. Padahal cuma nanya kamar doang keknya dia gamau bahas.

Jira, emang Jihyung belum ngobrol apa apa sama adik perempuan yang ini. Tapi kalau diliat dari sarapan tadi pagi, Jira cuma ngaduk ngaduk makanannya sambil nunduk makan juga cuma 3 suap abis itu udah.

Hansook, adik laki-lakinya yang ini emang keliatan nya suka ceplas-ceplos. Belum dewasa, tapi kenapa ada pisau lipat tadi? Mau buat apa dia bawa bawa kayak gitu?

Ck! Gimana mau betah tinggal sama mereka?

Samar-samar terdengar suara dari kamar sebelah, kamar Hansook. Kayaknya dia lagi nge game abisnya treak2 ngucapin kata serapah yang dipake gamers.

Coba aja kalau Jihyung kenal baik sama Hansook, dia juga mau ikut mabar.

Oh baru inget! Main game online bareng Dongsung.

Sial. Baterainya habis, ceroboh banget sih dari kemaren lupa ngecas. Jihyung mengambil charger di tasnya trus di sambung in ke hapenya.

4%.

DUG

Jihyung hampir banting hapenya karna kaget. Si Hansook ngapain sih main game aja sampe ada bunyi keras?

Tapi tunggu. Suara tadi bukan dari kamar Hansook.























































Tapi dari kamar sebelah kanannya.














































DUGG!!!!!

THE BAD FAMILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang