14

59 11 1
                                    

"Sendiri!? Sendirian gimana? Apa maksudnya!?"

"Tadi dia pergi balik lagi ke market ada yang ketinggalan waktu kita udah di jalan, hapenya dia titipin ke gue. Dan skrg belum pulang juga!"

"Kok bisa! Market mana?" Geram Bogyu panik.

"Indoapril."

"Sung? Lu masih disana? Tolong cari lagi plastik yang dibawa Jimoon tadi, trus lu buka isinya apa!" Bogyu mengernyit tak setuju dengan ucapan Jihyung. Jihyung mengangguk bermaksud akan menjelaskan nanti.

"G-gue? Maksudnya Hansook ada di dalam plastik gitu!?"

"Kemungkinan, makanya cari lagi,"

"Oke, nanti gue kabarin lagi secepatnya,"

Tut.

"Lu yakin?" Kini Bogyu membalikkan pertanyaan pada pemuda bermarga Min itu.

Jihyung mengusap tengkuknya sembari menghela nafas panjang. "Gue yakin banget. Kita kasih tau ini ke Yesung?"

"Jangan dulu!" 

Namun suara pintu dari kamar Yesung terbuka dan menampilkan sesosok yang tengah berdiri menatap mereka dari atas. "Gue bilang juga apa," sontak kedua pemuda itu menatap Yesung yang turun dari tangga. "Pasti Jimoon itu dalangnya!"

"Sekarang Hansook ilang."

"Iya gue—"

Ctak!

Lampu tiba-tiba padam.

"WOAH!" Pekik Jihyung terkejut. Bukan kagum.

Sekarang pukul 7 malam, waktu telah cepat berlalu membuat ketiga pemuda di dalam rumah itu sontak terkejut saat mati lampu.

"Lilin, kita butuh lilin" pinta Bogyu.






Krieettt

Suara pintu depan terbuka dengan santuy nya seorang gadis berjalan menyeret plastik hitam besar dengan senyuman mengerikan.























"JIMOON!/DAEJIN!" teriak Jihyung dan Yesung berbarengan.

















Mereka tidak salah liat kan? Detik berikutnya, Jihyung tersadar siapa sesosok yang baru saja datang itu, Daejin. Wajah yang ia pandang di foto keluarga dengan asal usul yang tidak jelas, kini ada di hadapannya.

Tapi entah mengapa ada aura Jimoon, dan wanita tua yang waktu itu pernah ditemuinya.

Jimoon—lebih tepatnya Daejin yang saat ini. Ia melangkahkan kakinya semakin dekat dengan Jihyung yang mematung di tempat. Mencondongkan badannya sedikit dan membuka suara.

"Lo—"

"Tidak ingat ini," Daejin menggantungkan kalimatnya. "Bunuh salah satunya!... HAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Mereka terperanjat ketika tawa gadis itu bisa dibilang tidak manusiawi, di tambah dengan kabut hitam muncul di sekitar rumah.

Kini bayangan wanita tua yang hadir dalam acara pesta pernikahan itu terlintas jelas di pikiran Jihyung.

Bagaimana bisa, bayangan dua orang sekaligus ada dalam satu jiwa yang sama? Bukan itu waktunya, tapi, sorot mata Jihyung yang terpanah pada plastik tersebut di belakang Daejin.

Yesung sama sekali tidak berkutik di tempatnya, ia masih kaget dengan adiknya yang sudah kembali tumbuh dengan sehat.

"D...daejin?" Tanya Yesung pelan.

THE BAD FAMILY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang