2. Offer

752 111 8
                                    

Irene sekarang sedang berjalan di sebuah gallery seni, dia memang selalu kesini jika perasaanya sedang kalut atau kacau. Dan karena kejadian Sehun brengsek itu, dia perlu menjernihkan pikirannya. Bagi Irene mengelilingi dan memandangi karya seni membuat hatinya lebih tenang rasanya.

Dia berjalan di koridor dekat taman sambil menghirup dalam-dalam udara segar dari taman yang asri di gallery itu. Seorang pegawai wanita muda membungkuk dan tersenyum menyapa Irene, dan dibalas tersenyum juga olehnya. Baru Irene ingin mulai berjalan lagi tiba-tiba ide untuk balas dendam kepada si lelaki brengsek muncul di kepalanya, seperti mendapat ilham turun dari Tuhan.

Irene dengan langkah cepat menyusul pegawai wanita itu. "Hallo, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu" sapa Irene ke pegawai wanita itu yang mengerjapkan matanya terlihat kaget.

"Oh iya, silahkan nona" jawabnya sopan.

"Tidak enak kalau bicara disini. Bagaimana kalau kita mengobrol di cafe sebentar?" ajak Irene lagi.

"Ah... maaf tapi saya sedang bekerja sekarang" tolak pegawai itu, bisa digantung dia kalau pergi keluar di jam kerja begini.

"Oh soal itu tidak perlu khawatir, aku kenal baik dengan pemilik gallery ini. Tenang saja, oke? Ayo sebentar saja" ajak Irene sudah menggandeng semangat tangan pegawai wanita itu, yang mau tidak mau akhirnya menurut juga dengan ajakan nona Irene ini.

💔

Pegawai wanita itu berdiri dengan kikuk di sebelah Irene sekarang, Irene sedang sibuk membaca menu di papan dan bersiap untuk memesan minuman.

"Kau mau minum apa?" tanya Irene ramah.

"Ah, terserah nona saja" jawab pegawai wanita itu halus.

"Yasudah aku samakan denganku saja ya. Raspberry mocha blend nya 2" pesan Irene ke kasir, dan pegawai wanita itu hanya mengangguk saja mengikuti.

Tak lama pesanan mereka selesai dibuat, dan mereka berdua duduk di kursi supaya bisa berbincang. Irene duduk sambil tersenyum, tapi pegawai wanita ini masih terlihat canggung sekali. Bagaimana tidak dia tiba-tiba dipaksa ke cafe untuk mengobrol oleh orang yang cuma bertatapan sekilas dengannya.

"Aku sampai lupa memperkenalkan diri. Aku Irene, namamu siapa?" tanya Irene ramah.

"Namaku Sooyoung" jawab Sooyoung sopan.

Irene menyeruput minuman pesanannya sebelumnya akhirnya berucap, "Sooyoung ya, salam kenal" sapa Irene ramah, dan Sooyoung membalasnya dengan senyuman. "Aku mau mengajakmu kerjasama Sooyoung" lanjut Irene lagi.

"Kerjasama untuk apa itu?" tanya Sooyoung.

"Aku mau kau membalaskan dendamku ke seseorang" sorot mata Irene yang ramah tadi sekarang berubah berapi-api. Membuat Sooyoung menelan ludahnya, firasatnya daritadi memang menyuarakan pasti ada yang tidak beres dengan ajakan ini.

"Dan aku merasa kau orang yang tepat untuk hal itu" ucap Irene lagi, senyum nya berubah menjadi senyum penuh kepuasan yang sulit dijelaskan.

Sooyoung menelan ludahnya sekali lagi, dia mau disuruh membunuh orang kah? Memangnya tampangnya terlihat seperti seorang assasin pembunuh bayaran ya?

"Kenapa nona bisa bilang begitu?" cicit Sooyoung takut-takut, sambil sesekali melirik ke arah pintu keluar.

"Ide itu terlintas begitu saja saat melihatmu, jadi aku yakin ini cara yang tepat. Sooyoung kamu sadar kan kalau kau itu cantik? Aku langsung sadar saat pertama melihatmu" lanjut Irene lagi sambil mengamati wajah Sooyoung lekat-lekat, membuat Sooyoung semakin tidak nyaman.

Seducing Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang