11. Painkiller

727 112 33
                                    

Sehun sudah dua hari belakangan ini merasa badannya seperti kurang enak, dia sepertinya terkena flu. Tapi dia masih tetap tidak mau beristirahat, dan sekarang sepertinya demamnya menjadi semakin parah, sekujur tubuhnya terasa lemas tidak bertenaga. Ditambah dia juga pilek dan batuk-batuk sampai tenggorokannya terasa sakit sekarang, benar-benar menyiksanya.

Akhirnya dengan keadaan yang masih sangat lunglai, dia menelepon seseorang yang sangat beruntung diberikan kesempatan mengurusnya yang sedang sakit ini, siapa lagi kalau bukan kelinci kesayangannya sekarang.

Memang Sehun akhir-akhir ini jadinya juga sering meminta Sooyoung datang ke apartemennya di akhir pekan. Dan Sooyoung awalnya sudah sangat sebal mendapat telepon dari Sehun yang memintanya datang ke apartemennya lagi, karena biasanya si gila ini selalu meminta hal-hal tidak jelas kalau dia datang. Waktu itu pernah saat Sehun memintanya datang, dan dia hanya bertanya gelas mana yang sebaiknya dia pakai untuk minum kopi siang itu, gelas biru atau merah. Ingin rasanya Sooyoung meledakkan dirinya sendiri dan membawa mati si bedebah itu bersamanya kadang.

Tapi mendengar suara Sehun yang sepertinya sangat parau dan juga batuk beberapa kali saat meneleponnya tadi membuatnya kepikiran juga, sepertinya bedebah itu kali ini memang betulan sedang sakit. Karena pada dasarnya dia orang yang tidak tegaan, jadilah sekarang dia disini di depan pintu rumah Oh Sehun.

Saat Sooyoung masuk, Sehun masih terbaring lemas di sofa ruang tamunya sambil sesekali terbatuk, dia langsung memegang dahi Sehun dan ternyata memang suhu tubuhnya panas. Betulan sakit rupanya si gila ini. Sooyoung sudah mengambil air dan es untuk mengkompres dahi Sehun sekarang dengan telaten.

"Bolehkah kau buatkan aku bubur?" pinta Sehun yang kedengaran lemas masih berbaring di sofa ruang tamunya.

Sooyoung daritadi memang sudah meminta Sehun tidur dan istirahat di kamar nya yang tentunya lebih nyaman, tapi dia bersikeras mau tidur di sofanya saja. Akhirnya Sooyoung menyerah dan membiarkan Sehun berbaring disitu dan memasak bubur seperti keinginan sang raja yang susah dibujuk.

Buburnya akhirnya jadi, dan Sooyoung sudah membawanya dengan hati-hati ke ruang tamu. Tapi dia sekarang membelalakan matanya kaget, takjub lagi dengan Oh Sehun dan kelakuannya. Sehun sedang merokok sekarang sambil terbaring dan terbatuk-batuk. Betapa Sooyoung menahan diri agar tidak melemparkan mangkok bubur panas ini ke muka pria itu.

"Kenapa kau malah merokok? Sudah tau kau sedang sakit" maki Sooyoung akhirnya.

"Aku hanya merasa dingin" jawab Sehun.

Sooyoung mendengus sebal mendengarnya, alasan paling tidak masuk akal yang pernah masuk ke telinganya dan mulai berdoa lagi dalam hatinya agar dia diberikan ketabahan menghadapi cobaan dari mahkluk jelmaan apa ini, dia sendiri tidak tahu sekarang.

"Kalau dingin pakai selimut, sebentar aku ambil dulu. Awas kalau kau merokok lagi, akan aku sundut bibirmu dengan panci bubur ini" omel Sooyoung sambil menaruh mangkuk bubur dan mengambil selimut di kamar Sehun.

Sehun terkekeh mendengarnya dan mematikan rokoknya. "Baik permaisuriku. Kenapa kau begitu marah dengan rajamu ini?" tanya Sehun dengan gaya bicara seperti raja-raja dalam film colossal Korea.

Sooyoung mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mendumal pelan, berharap dia tidak ikutan menjadi gila karena hal ini.

💔

Sehun sudah membungkus dirinya dengan selimut yang Sooyoung bawakan tadi, tersenyum  melihat muka Sooyoung yang kelihatan tertekuk sebal. Dia masih duduk di sebelah Sehun tapi menatapnya emosi.

"Ah iya aku lupa" kata Sehun sambil memberikan sekantong obat kepada Sooyoung.

"Boleh tidak kau hancurkan dan masukan obat ini ke buburnya?" pinta Sehun yang membuat Sooyoung mengernyit heran.

"Kenapa begitu? Nanti kan kau tinggal minum obatnya setelah makan" tanya Sooyoung yang bingung.

"Karena aku tidak bisa menelan obat, rasanya seperti menyangkut di tenggorokan dan aku selalu muntah jadinya" balas Sehun.

Sooyoung mengedipkan matanya tidak percaya, pria ini betulan aneh, kenapa juga dia tidak bisa menelan obat. Rasanya seperti mengurusi anak umur 5 tahun.

"Yasudah nanti kau pergi ke rumah sakit untuk disuntik saja, itu juga bisa lebih cepat sembuhnya" jawab Sooyoung lagi.

Sehun langsung menggeleng cepat. "Aku tidak mau disuntik"

"Oh, jangan bilang kau takut disuntik?" sindir Sooyoung tapi Sehun diam saja tidak menjawab.

Karena pada kenyataannya memang begitu, pria yang serba bisa ini, Oh Sehun takut dengan jarum suntik dan tidak bisa minum obat yang rasanya pahit. Benar-benar fakta yang mengejutkan bukan? Makanya dia sangat benci kalau sakit seperti ini. Dia tidak suka berurusan dengan obat-obatan, apalagi yang terlarang.

Mendengar tidak ada jawaban, rasanya benar dugaan Sooyoung. Dia akhirnya menghela nafas panjang sebelum pergi ke dapur sembari menghentakan kakinya sebal untuk menghancurkan obatnya menjadi bubuk dan memasukannya ke bubur seperti mau Sehun. Pusing sekali dia, lebih baik dia mengurus bayi anjing atau bayi naga sekalian.

Sehun tersenyum senang melihat Sooyoung yang mencampurkan obat ke dalam buburnya.

"Boleh tidak kau menyuapiku sekarang?" pinta Sehun lagi.

Sooyoung langsung mengerjapkan matanya tidak percaya. Banyak yang bilang kalau orang sakit suka menjadi manja, tapi ini mah namanya mengambil kesempatan. Dan Sehun memang ahli dalam namanya mencari kesempatan, kalau tidak ada pun harus bisa dibuat.

"Suruh ibumu saja sana" tolak Sooyoung akhirnya.

Sehun menghela nafas pelan, sebelum akhirnya bilang. "Kalau seandaikan bisa, ibuku sudah meninggalkan aku waktu umur ku 12tahun"

Sehun sekarang jadi larut dalam pikirannya sendiri, dia jadi teringat tentang ibunya dan masa lalunya. Ibunya yang meninggalkan dia karena ayahnya berselingkuh saat dia umur 12tahun. Lalu tidak lama kemudian ayahnya menikah dengan selingkuhannya itu, ibu tirinya suka sekali memukuli dirinya dulu entah karena masalah apapun itu. Sampai akhirnya 3tahun kemudian, ibu tirinya pergi sambil membawa sebagian uang ayahnya.

Dikira itu sudah selesai dan membuat ayahnya jera, tapi ayahnya kembali menikah saat dia umur 18 tahun dan ibu barunya ini menjadi bagian besar dalam masa lalu kelamnya. Sudahlah kenapa dia mengingat-ingat itu lagi, ini bagian memori yang sama sekali tidak ingin di ingatnya. Memori yang dia tutup rapat-rapat dan tidak ingin orang lain tahu. Sehun lalu menghela nafas dalam-dalam, dia sudah bertekad untuk mengubur jauh-jauh kenangan itu. Dia akan menjalani hidupnya sekarang dengan puas sesuka dan semau hatinya, tanpa bayang dari masa lalunya.

Melihat Sehun jadi sendu begitu, membuat Sooyoung iba juga. Apa Sehun sebetulnya sudah kehilangan kedua orangtuanya sama sepertinya.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sedih. Ayah ibuku juga meninggal karena kecelakaan saat umurku 16tahun" balas Sooyoung sambil memegang lengan Sehun.

Sehun masih terdiam sebentar kemudian tersenyum kepada Sooyoung dan mengangguk pelan. "Tidak apa-apa, maaf juga untuk kehilanganmu"

Entah kenapa bola mata sendu Sehun yang menatapnya sekarang membuat Sooyoung jadi sangat kasian dengan setan ini. Kenapa dengan dirinya?

"Baiklah, kali ini aku akan suapi tapi lain kali tidak akan pernah" kata Sooyoung sambil mulai menyuapi Sehun.

Sehun langsung tersenyum senang lagi dan menerima suapan Sooyoung.

"Sepertinya kamu yang paling pantas jadi ibu untuk anak-anak ku nanti" kata Sehun lagi sembari terkekeh senang. Dia terlihat percis seperti kucing manis menurut deskripsi Irene sekarang.

Mendengar itu membuat Sooyoung menahan nafasnya lagi, kenapa juga orang ini selalu saja berbicara hal-hal yang sangat tidak jelas. Pasti sekarang semua ini cuma bualan nya, kau harus ingat dia itu playboy sinting, ini pasti hal yang mudah keluar dari bibir beracun nya.

Tapi kenapa jantungnya jadi berdetak kencang sekarang karena bualan murahan ini?

TBC.

- Seducing Mr. Billionaire -

💔💔💔

Seducing Mr. BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang