part 07

6 0 0
                                    

.

.

.

Hari demi hari, waktu dan bulan telah berlalu. Fadill masih saja memikirkan tentang Nais. Tapi apakah benar, Nais masih hidup? Terakhir kali ia melihatnya, saat Nais tergeletak diasapal jalan raya itu dengan keadaan amat parah. Setelah itu ia tak sadarkan diri, seketika saat sadar, ia telah berada di tempat yang berbeda, yang jauh pandangannya dari Nais.

Dan saat ia dapati menonton suatu berita yang tengah hangat diperbincangkan. 200 korban jiwa tewas seketika ditempat. Setelah mendengar berita itu, keadaan Fadill kacau kembali, foto Nais terpampang jelas di layar jendela televisi saat itu. Fikiran Fadill kawut tak bertujuan, hingga ia mengira Nais sudah tiada. Sejak dari itulah, Fadill menjauhkan dirinya dari media-media yang berbau kecelakaan dua tahun lalu.

"Egois! Aku egoiss!!" Gumamnya menyesali diri sendiri.

Setelah Fadill membaca informasi dari artikel yang tak sengaja ia klik, dari sana ia berusaha mencari dan menggali lagi informasinya. Sampai Fadill berniat menemui reporter yang menulis artikel tersebut, namun ia tangguhkan niatnya itu, sampai perasaannya tenang, tidak kacau. Tapi sekali lagi, ia tak bisa menunggu atau menangguhkan terlalu lama.

Tanpa ragu, Fadill melangkahkan kakinya mencari reporter yang menulis artikel tersebut.

"Nais... Aku harap, kau tetap bertahan..."

.

.

.

Beban fikiran Fadill sedikit ringan sekarang. Ia mempunyai harapan, Nais teman sependakiannya masih hidup dan selamat dari kecelakaan maut beruntun itu.

Setelah bertanya pasal kecelakaan tersebut, Fadill menemukan sedikit pencerahan. Ia diberikan petunjuk oleh salah satu petugas reporter disana.

"Di rumah sakit mana mereka ditangani, selepas kecelakaan itu..."

Tanya Fadill penasaran pada petugas reporter itu.

"Rumah sakit SAWIHHAN SEJAHTERA... Seeingatku..."

Jawabnya ragu, karena kecelakaannya sudah lama juga.

Rumah sakit SAWIHHAN SEJAHTERA, apakah rumahsakit tersebut masih beroperasi saat ini? Kita akan tahu jawabannya sampai Fadill menyelesaikan penyelidikkannya.

"Baiklah, aku akan mencari rumah sakit itu..."

Tak perlu waktu lama untuk Fadill mencari rumah sakit tersebut. Akhirnya ia menemukannya. Tapi sayang seribu sayang, rumah sakit tersebut sudah tidak beroperasi lagi sejak dua tahun lebih. Fadill tidak menyerah, ia bertanya pada warga sekitar yang mengetahui pasal kecelakaan berantai dua tahun lalu, dan semua pasien-pasiennya yang mengalami kecelakaan itu.

"Ouh, iya den, semua pasien nya dipindahkan ke rumah sakit ANTIKNA JAYA... Karena kebetulan, pasien kecelakaan itu korban yang selamat hanya 5 orang saja..."

Rumah sakit ANTIKNA JAYA? Itu adalah rumah sakit yang sering Fadill kunjungi setiap minggunya, mengapa selama dua tahun ini ia tak menyadarinya?

"Baik, terimakasih, mbaah..."

Fadill berlari menuju rumah sakit langganannya dan berniat menemui Dokter Patri disana.

"Pak sekarang kita ke rumahsakit ANTIKNA JAYA..."

Adventurous Eyes [ Season 1] SELESAI✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang