**Trigger Warning : Ada bagian yang secara implisit menggambarkan bunuh diri, apabila ada yang merasa keberatan membaca itu, silakan diskip bagiannya. Saya memberikan tanda [*] di awal bagian dan di akhir bagian. **
Tujuh hari berlalu pasca kejadian Hannes terkena serangan jantung mendadak, Eren dapat bernapas lebih lega ketika mengetahui perkembangan pamannya yang signifikan. Meskipun begitu, Eren tetap waspada sewaktu-waktu akan kemungkinan buruk terjadi karena Hannes belum sadar hingga saat ini. Pemuda Jaeger itu mengalihkan kekhawatirannya dengan menenggelamkan diri pada pekerjaan. Saat dia tengah menuliskan laporan di kedai kopi langganannya, yang kebetulan berlokasi seberang rumah sakit, ia mendengar pembicaraan mengenai sosok yang ia kenal dari mulut sepasang perawat.
"Kau tahu perawat intern yang bernama Krista. Dia seorang perawat pekerja keras yang bahkan memeriksa para pasien di jam yang bukan gilirannya berjaga." ungkap perawat bersurai panjang hitam membuka pembicaraan. Lawan bicaranya yang sedang menyeruput minum menganggukkan kepala setuju lalu meletakkan minumannya di meja depannya dan menanggapi,
"Iya, dia pekerja keras namun dia tidak pintar. Dia harus berkali-kali membaca rekaman medis dan seringkali meminta dokter untuk mengulang penjelasan ketika dia bertugas. Apa yang ia lakukan sungguh hal yang tidak berguna!"
"Ah! Kurasa dia tidak sejelek itu! Kulihat dia cukup peka dan gesit."
"Kau tahu, kepala perawat Ilse pernah memarahinya karena dia mengabaikan keluarga pasien yang berusaha meminta penjelasan. Sejak peristiwa itu, dia selalu tersenyum kepada keluarga pasien, bereaksi cepat ketika ada yang bertanya mengenai kondisi pasien. Dia bahkan memamerkan aksinya di depan para dokter senior, membuat para dokter memujinya dan membicarakannya di pertemuan-pertemuan, 'Perawat Krista yang cantik itu sungguh cekatan ya.. Perawat Krista itu bagaikan ibu peri karena lemah lembut saat berhadapan dengan pasien', membuatku muak karena sering mendengarnya. Aku jadi bertanya-tanya dalam hati, bagaimana dia bisa mendapatkan slot magang di rumah sakit ini." gerutu perawat berambut bob pirang, yang membuat temannya tertawa kecil lalu bercerita,
"Ah, aku jadi teringat dengan desas desus yang mengatakan perawat Krista masuk ke rumah sakit kita karena memiliki koneksi dengan pejabat rumah sakit. Wajar saja apabila dia melakukan kesalahan, dia dibiarkan saja! Apalagi sekarang dia berpacaran dengan Dokter Ymir, siapa yang berani menegurnya selain perawat senior kalau tidak mau berurusan dengan dokter galak itu!"
Pemuda Jaeger yang mendengar gelak tawa para perawat hanya dapat menghela napas. Dia kembali teringat dengan kejadian sama yang menimpanya di mana orang-orang sering membicarakannya di belakang, mengkritik kemampuannya lalu bereaksi bahwa Eren dapat menjadi dokter karena ayah dan abangnya. Tak ingin terjebak dengan ingatan tidak mengenakkan, Eren menegak tandas Frappuccino Karamel miliknya, lalu meninggalkan kedai kopi untuk melanjutkan tugasnya.
💚💚💚
"Bagaimana kondisinya?" tanya Mitabi pada Krista yang sedang memeriksa suhu tubuh dan tekanan darah seorang pasien yang tengah batuk. Krista lalu membuka rekam medis dan membacakannya pada dokter di sampingnya.
"Tuan Ray, 25 tahun mengeluh sesak napas dan batuk. Sesaknya timbul ketika dia melakukan aktivitas berat. Tekanan darah pasien 120 per 80 mmHg, detak jantung 96 kali per menit, denyut nadi 27 kali per menit juga suhu 36,6 derajat Celcius."
Mitabi kemudian memasang stetoskop dan meletakkan bel dan diafragma stetoskop di dada pasien, berupaya memeriksa bunyi jantung serta mendengarkan suara paru-paru.
"Kemungkinan besar Tuan Ray menderita pneumothorax (1). Kau cepat atur CT Scan (2) untuk pasien dan hubungi seseorang dari unit Kardiothoraksik agar pasien dapat cepat ditangani!" Perintah Mitabi dengan segera dilakukan Krista. Perawat magang itu lalu menyampaikan instruksi dari dokter pada pasien dan mengantarkannya ke radiografer (3) untuk dilakukan CT Scan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple and Cinnamon [RIREN]
FanfictionEren, putra bungsu Grisha Jaeger, ingin membuktikan bahwa ia mampu menjadi dokter bedah yang dapat diandalkan tanpa bantuan dan campur tangan ayah juga kakak tirinya, Zeke. Maka dari itu, selepas menjalani pendidikan dokter spesialis dan menjalani p...