Korban

587 35 3
                                    

***

Buk Rini dan Dear berada di ruang inap Pangeran. Mereka sedang bersiap-siap untuk segera pulang. Di Sofa, Dear terlihat memasukan pakaian Pangeran kedalam tas.  Sedangkan Buk Rini tampak melipat selimut Pangeran.

Di pembaringannya, Pangeran yang tengah duduk di ujung ranjang terus saja memperhatikan Dear. Gadis itu terlihat berbeda di mata Pangeran. Bukan lagi Dear biasanya yang suka memakai pakaian seksi. Sekarang Dear berpakaian lebih tertutup, mengenakan celana kulot panjang berwarna hitam dan kaus berwarna merah muda berukuran oversize.

Dear yang merasa diperhatikan oleh Pangeran pun melirik laki-laki itu dengan tatapan heran. "ada apa, Pangeran?"

Pangeran terkesiap. Cepat-cepat dia menggelengkan kepala. "ngga, gak ada apa-apa," sahutnya lalu mengalihkan pandangannya ke televisi yang tengah menayangkan tayangan sinetron.

Dear mengedikkan bahu mendengar jawaban Pangeran yang menurutnya aneh. kemudian dia kembali melanjutkan kegiatannya.

"semuanya sudah beres, kan?" tanya Pak Yahya yang baru saja masuk.

Buk Rini menyahut, "udah, Pah."

"Pakaian Pangeran juga sudah aku masukin ke tas," Sambung Dear.

Pak Yahya mengangguk. "bagus, kalo begitu sekarang kita tinggal pulang. Dear, tolong bawa pakaian Pangeran ke dalam mobil, ya!" pintanya.

"baik, Om." balas Gadis di Sofa itu sembari menyunggingkan senyum.

Dear melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu sambil membawa tas Pangeran diikuti oleh Buk Rini.

Sedangkan Yahya dan Ustad Khaidir membantu Pangeran berjalan karena kondisinya masih lemas.

***

Di perjalanan pulang Pangeran lebih banyak diam. Ustad Khaidir sedari tadi memperhatikan dan dia tahu apa yang sedang pikirkan Pangeran, tapi dia lebih memilih untuk diam.

Jamal membelokan mobilnya kearah yang berlawanan. Pangeran segera memprotes saat sadar jika jalan yang dipilih Jamal bukan jalan menuju Rumah.
"Lo mau kemana, Mal? Ini bukan jalan pulang ke Rumah!"

"emang ini bukan jalan ke Rumah, Den. Ini tuh jalan ke Rumahnya Neng Asma. Cewe yang Aden tabrak," jamal menyahut sambil melirik Pangeran dari kaca spion.

"hah?" seketika Pangeran terkejut. Jadi, ada korban lain dari kecelakaan yang terjadi padanya?

"nanti, kita ceritain kalo udah sampai di sana," Pak Yahya mencoba menenangkan Pangeran dan diangguki oleh Pangeran. Pak Yahya yakin, pasti saat ini Pangeran merasa bersalah.

"yaallah, kenapa harus ada korban dari kecelakaan itu?" batin Pangeran mengeluh.

"jangan berpikir seperti itu, Pangeran. Semuanya sudah menjadi suratan takdir," sahut Ustad Khaidir melalui kemampuan telepatinya.

Pangeran pun terdiam. Benar yang di katakan Ustad Khaidir. Semua yang terjadi adalah suratan takdir.

***

Sesampainya di sebuah Rumah yang tampak sederhana, Pangeran dan yang lainnya memasuki Rumah Asma, gadis yang ditabrak Pangeran secara tidak sengaja. Di sana sudah ada Buk Iis, ibu dari Asma yang menghidangkan air serta makanan ringan kepada mereka.

"Buk, sebelumnya kami kemari ingin meminta maaf atas kecelakaan yang menimpa putri ibu. Semuanya terjadi karena ketidak sengajaan," ungkap Rini setelah Buk Iis ikut mendudukkan diri di Kursi.

PANGERAN ~ New Versi (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang