***
Mobil yang dikendarai Dear berhenti di Parkiran Sekolah. Ketika Pangeran keluar dari mobil, tiba-tiba saja semua murid menghampiri dan menghimpit Pangeran karena ingin mendapat keterangan atas musibah yang terjadi padanya.
Dear yang melihat Pangeran dikerumuni mereka pun segera turun dari mobil untuk membantu laki-laki itu.
"Pangeran apa alasan yang membuat Kandi menyabotase motor kamu dan membuat kamu kecelakaan?"
"katanya korban dari kecelakaan itu bukan kamu aja, ya?"
"iya, katanya korban selain kamu itu meninggal setelah 2 hari ditanggani dokter?""aduh, woy! Ini pada kenapa sih? Sesek woy!" Pangeran memekik. Kepalanya terangkat berusaha menjauh dari handphone serta mik yang disodorkan murid-murid itu.
Dear menerobos kerumunan demi menghampiri Pangeran. Ketika ia sudah berhasil berada di dekat Pangeran, segera saja dia berteriak meminta murid-murid tersebut berhenti menganggu Pangeran.
"plis, semuanya jangan ganggu Pangeran! Pangeran itu butuh istirahat!"
"tapi kita butuh keterangan."
"iya, kita butuh keterangan!""lo semua butuh keterangan apa hah? Justru kalo lo semua kaya gini Pangeran gak akan bisa kasih keterangan karena udah kehabisan napas gara-gara kalian!"
Murid-murid itu terjajar mundur ketika Dear membentak sembari menunjuk wajah mereka satu persatu.
"udah! Sekarang lo semua pergi! Pergi!" Dear berteriak mengusir mereka. Dan mau tidak mau murid-murid itu pergi meninggalkan Pangeran yang bisa saja menjadi ladang uang untuk mereka.
Dear tampak menarik napas dalam-dalam, merasa lelah karena harus berteriak-teriak seperti tadi. Tapi, tak mengapa. Yang terpenting Pangeran tak dikerumuni lagi oleh murid-murid tadi.
"Lo gak papa, Pangeran?" tanya Dear.
Pangeran mengangguk pelan. Dia dapat melihat dengan jelas dari sorot mata Dear jika gadis itu cemas pada dirinya.
"gue gak papa. Makasih udah bantuin gue dan bikin mereka pergi," sahut Pangeran kemudian.
"yaudah, kita langsung ke UKS aja, ya? Supaya lo bisa langsung istirahat!" Dear menarik lengan Pangeran, hendak membawanya ke UKS. Namun, Pangeran menepis tangannya.
"ngga, ngga. Kita ke Kelas aja!" Pangeran menolak ajakan Dear.
"Beneran gak mau ke UKS?" Dear bertanya memastikan karena wajah Pangeran terlihat pucat. Akan tetapi Pangeran meyakinkan Dear bahwa dirinya baik-baik saja.
"yaudah. Ayo!"
Akhirnya Dear mengalah. Dengan penuh kehati-hatian, menuntun Pangeran menuju kelas. Sedangkan Pangeran merasa risih diperlukan seperti itu karena merasa dirinya seperti seorang Kakek yang sudah jompo.
Di lorong menuju kelas, Pangeran dan Dear bertemu dengan Jane. Jane terlihat senang melihat pangeran sudah mulai masuk Sekolah.
Tak seperti yang dirasakan Jane, Pangeran justru merasa biasa saja. Biasanya jika Pangeran bertemu dengan Jane, Pangeran merasa senang dan jantungnya berdetak lebih kencang. Tapi, sekarang entah kemana semua perasaan itu pergi. Entahlah, Pangeran pun tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya itu.
"Pangeran, akhirnya kamu sekolah juga. Gimana keadaan kamu?" tanya Jane dengan senyum yang terus tersungging di wajahnya.
"Alhamdulillah, keadaan gue baik-baik aja." sahut Pangeran terdengar dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ~ New Versi (Proses Revisi)
AcakWalaupun ceritanya sudah tamat, jangan lupa votenya, ya! Mencari kebenaran tentang jati diri yang dilakukan Pangeran membawanya kembali ke Pesantren untuk membuktikan sebuah wangsit dari mimpinya. Lalu, apa yang ingin Pangeran buktikan? Lanjutan dar...