Musim Dingin

233 14 0
                                    

Musim dingin ini, Lucky keluar dari rumahnya. Ia memakai baju musim dingin seperti biasanya. Dia memandang luas hamparan salju yang ada di depannya. Semua lingkungan didominasi dengan warna putih.

Bagi Lucky, musim dingin adalah musim yang paling dia benci. Bagaimana tidak? Musim ini selalu membuat kekasihnya tersiksa akan penyakit demam.

Alasan lainnya adalah, musim dingin membuat Lucky tidak bebas memakai pakaian. Baju yang dipakai pada saat musim dingin biasanya terlalu monoton.

Kakinya yang memakai sepatu berbulu domba, melangkah menuju taman, lalu duduk di salah satu bangku di tengah taman tersebut.

Taman yang harusnya di penuhi bunga berwarna-warni, menjadi daratan putih. Lucky menatap beberapa anak kecil yang bermain bola salju di lapangan tersebut.

"Melihat mereka bermain seperti itu, aku teringat akan masa kecilku dengan Hammy." Lucky tersenyum tipis.
"Masa-masa di mana kami merasa paling konyol."

"Namun sekarang semua itu berubah ...," gumam Lucky.

Ia lalu berdiri, kemudian pergi meninggalkan anak-anak itu.
"Musim dingin selalu membuat Hammy sakit demam. Aku kasihan sekali dengannya."

"Dan sekarang, dia ... ah! Aku merindukan coklat panas buatannya!"

Kebiasaan Lucky saat musim dingin setelah ia dewasa memang begitu, dia terus berjalan menelusuri jalan kota.

Sampai seorang pemilik kios kopi menyapa Lucky. Namanya Spada. Pemilik kios kopi yang sudah lama mengenal Lucky.

"Kau ingin minum kopi di pagi yang dingin ini?" Tawarnya namun Lucky menolak.

Lucky lebih memilih pergi ke toko bunga, membeli beberapa ikat bunga yang masih mekar dan berbau harum.

Kemudian Lucky pergi ke rumah sakit, melangkah menuju kamar seseorang, dan masuk kedalamnya.

Ya. Kamar itu adalah kamar Hammy.
Hammy terbaring lemah di ruangan tersebut.
Dengan beberapa alat yang Lucky kurang tau apa namanya.

Sudah satu tahun Hammy belum membuka kelopak matanya, matanya masih tertutup indah.

---> Flashback on

Satu tahun yang lalu, tepatnya di musim dingin, Hammy dan Lucky berjalan-jalan ke taman.

Biasanya Hammy akan langsung terkena flu atau demam karena Hammy tidak tahan dengan suhu dingin.

Namun Hammy memaksakan diri karena dia ingin sekali berjalan-jalan bersama Lucky di musim dingin.

" Pelukan Lucky mungkin akan membuatku hangat." Pikirnya.

Kejadian tak diinginkan pun terjadi, badai salju menghampiri sepasang kekasih tersebut.
Keduanya terjebak dalam kedinginan.

Hammy melemah, membuat Lucky panik. Kemudian Hammy tak sadarkan diri. Segera sesudah itu, Hammy dilarikan ke RS terdekat.

Sejak kejadian itu, Hammy masih belum sadarkan diri. Dia masih terbaring lemah di atas ranjangnya sampai sekarang.

---> flashback off

" Sayang..." Sapa Lucky. Namun Hammy tidak menjawab.

Lucky meletakkan bunga diatas meja, "aku sudah membawa bunga untukmu, aku harap kau menyukainya."

Hammy tetap tidak menjawab.

" Kau kapan bangunnya, sayang? Aku merindukan dirimu, masakanmu dan cintamu." Senyum Lucky sambil meneteskan air mata.

Dia menggenggam tangan Hammy lalu menciumnya, "aku mencintaimu... Hammy. Tolong buka Matamu. Ini sudah terlalu lama. Apa kau tidak bosan berbaring di sini terus?" Tanya Lucky mengelus kepala Hammy.

Namun tidak ada jawaban.

Lucky tersenyum, "aku berjanji akan selalu menunggumu. Aku berjanji, jika suatu hari nanti kamu sadar, aku akan menjagamu lebih baik lagi." Ucap Lucky namun tak di dengar Hammy.

Lucky menghapus air matanya, dia berdiri, mencium kening Hammy.

" Aku akan pulang, Hammy... Jaga dirimu baik-baik." Ucap lucky tersenyum.

Lucky pergi keluar penuh harapan. Harapan bahwa takdir akan mempersatukan mereka kembali.

Dan... Jika memang hammy tidak lagi membuka matanya selamanya, maka Lucky bersiap menyusulnya.
Karena bagi Lucky, dia tidak akan bisa hidup tanpa Hammy.

THE END...

CerPen GaJeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang