Rasa ini datang tanpa permisi
Seperti hujan yang datang di siang hari
Meski terkadang tak dikehendaki
Serta acapkali dicibir benci
Dia tetap hadir untuk memantaskan diri
_Goresan Hati_*******
Kimberly menatap dengan tidak percaya, jika gadis di dalam cermin tersebut adalah dirinya.
Selama ini, dia hanya memakai pakaian bekas. Tidak pernah sekalipun dia bermimpi untuk memakai gaun seperti ini.
Gaun itu berpotongan sederhana, namun sangat elegan. Tidak terbuka, namun mampu membius setiap mata.
“Bagaimana pak?” tanya Kimberly.
Jujur saja dia merasa tidak nyaman sehingga terus menarik-narik gaun tersebut.
“Pak!” seru Kimberly. Dia merasa heran tingkah sang bos. Hingga memberanikan dirinya untuk maju dan menggoyangkan tangan di depan wajah Adrian.
“Eh—iya,” jawab Adrian gagap.
“Bagaimana dengan gaun ini?” Kimberly memutar tubuhnya.
“Hah?” tanya Adrian bodoh. Dia belum sepenuhnya sadar akibat perubahan drastis, melihat gadisnya berubah hanya karena sepotong gaun.
“Apa mungkin ini tidak cocok, Nola?” Kimberly bertanya kepada penjaga toko yang membantu dia memakai gaun. Dia melihat name tag-nya bernama Nola.
“Nona sangat cocok, pak adrian hanya kagum sehingga kehilangan kata-katanya,” jawab Nola.
“Iya, baju itu sangat cocok. Kamu tidak perlu menggantinya. Sekarang kita langsung merias wajah dan rambutmu!” seru Adrian. Dia takut gadisnya akan berubah pikiran.
Adrian langsung menyeret Kimberly ke salon yang memang menyatu dengan butik langganan ibunya tersebut.Adrian melihat seluruh proses tersebut, dia seperti mimpi. Tidak ada perasaan tertekan yang selalu dia rasakan setiap kali mengantar ibunya.
Saat ini, Adrian sangat menikmati seluruh proses perubahan gadis di hadapannya.
“Silakan di minum dulu kopinya, Pak!” ucap seorang office girls.
“Iya, terima kasih.” Namun, mata Adrian tidak sedikit pun meninggalkan Kimberly.
30 menit kemudian, keduanya telah meninggalkan butik tersebut.
Kimberly merasa kikuk dengan penampilannya. Dia merasa insecure.
“Kamu akan menjadi wanita paling cantik malam ini,” ucap Adrian.Kimberly hanya menjawab dengan senyum kaku.
Melihat gadisnya kurang nyaman, Adrian lalu menepikan mobilnya di pinggir jalan.“Kenapa berhenti?” tanya Kimberly heran.
Melepas sabuk pengamannya, Adrian lalu meraih wajah Kimberly.“Apa yang kamu takutkan?”
“Ti—tidak ada.”
“Lalu, kenapa begitu gelisah?”
“Ak---“
“Lihat mataku, percayalah. Kamu akan menjadi gadis tercantik malam ini!”
Kimberly hanya diam.
“percayalah, jika kamu tidak nyaman. Kita bisa pulang sekarang.”
“Tidak—jangan—kita—lanjutkan saja.”
“Lalu santailah, aku akan selalu berada di sampingmu.” Janji Adrian. Dia meremas lembut kedua tangan Kimberly.
“Ya.” Kimberly hanya bisa mengucapkan 1 kata.
Setelah melihat jika gadisnya sedikit lebih baik, Adrian kembali memacu kendaraannya. Dia membelah malam yang masih saja ramai dengan perasaan bahagia.
Selama pesta, Adrian selalu menemani Kimberly. Dia tidak meninggalkannya sedikit pun. Tentu, hal ini menjadi perbincangan untuk banyak orang.
Pasalnya, status Adrian yang sudah memiliki tunangan. Tapi saat ini, dia wara-wiri dengan gadis lain.
Tanggapan miring pun mulai mereka tunjukan kepada Kimberly. Mereka merasa jika gadis yang berdiri di sebelah Adrian adalah bukan gadis baik-baik.
Dan tampaknya, Kimberly mulai merasakan telunjuk yang menunjuk ke arahnya. Dia sangat akrab dengan perasaan tersebut.
Sebelum dia menunjukkan ke tidak nyamanannya, sebuah seruan yang memanggil Adrian memasuki pendengarannya.
Suara itu terasa sangat akrab. Hingga tubuhnya mendadak kaku seketika.
“Ada apa?” Adrian jelas merasakan perubahan Kimberly.
“Kak Adrian!” kini suara itu telah sampai di belakang Kimberly.
Membuatnya semakin gugup.
Demi Tuhan, Kimberly tidak menyangka akan bertemu dengan mereka di tempat seperti ini.“Kakak datang dengan siapa?”
Sebuah pertanyaan kembali terdengar oleh Kimberly. Dia langsung mengambil sebagian rambutnya, membuat sebagian wajahnya tidak terlihat.
“Memang apa hubungannya denganmu? Siapa gadis yang aku bawa, semuanya terserah padaku.” Adrian mencibir dengan jijik.
“Jelas saja ada, aku adalah tunangan, Kakak!”
“Siapa yang menjadi tunanganmu?”“Kak—kenapa kamu--berbicara seperti itu?” gagap gadis asing tersebut.
Adrian tidak menjawab, tapi langsung membawa Kimberly pergi.
“Siapa gadis barusan?” tanya Kimberly.“Dia bukan siapa-siapa!” jawab Adrian.
“Tapi—tadi dia bilang---“
“Yang harus kamu tahu dan ingat, dia bukan siapa-siapa. Mengerti?”
**********Maaf ya, Upnya sedikit🙇♀
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Revenge
RomanceNubar bersama #Karyasastraku #Virgopublisher A Cover by @Nizalesi. Tanx beib.😚 ******* Bagi Kimberly, tidak ada yang namanya kasih sayang ayah dalam keluarganya. Dia hanya memiliki kasih sang ibu, tidak ada yang lainnya. Meski terlahir dari keluar...